Ia pun mengingatkan warganya agar tidak lalai jika virus corona masih bisa menginfeksi mereka.
Menurutnya, wabah Covid-19 tersebut bisa menyerang siapa saja yang abai dengan protokol kesehatan yang terus digalakkan oleh pemerintah.
Anies juga mengatakan, tidak memakai masker, mengabaikan jaga jarak dan jarang mencuci tangan memiliki kemungkinan lebih besar terkena virus corona.
“Jakarta aman? Tidak, belum. Mengapa? Justru kita sekarang harus waspada karena dalam dua minggu terakhir ini nilai positivity rate (temuan kasus dari pengetesan) menunjukkan tren yang meningkat," ungkap Anies Baswedan yang dikutip dari siaran langsung Youtube Pemprov DKI Jakarta, Sabtu (25/7/2020).
Gubernur DKI Jakarta tersebut mengatakan, positivity rate di Jakarta sendiri mencapai 4,8 persen.
Kemudian dua pekan kemudian angkanya naik lagi menjadi 5,2 persen.
Bahkan seminggu terakhir ini menjadi 5,9 persen.
Baca: Studi Ungkap Pria Botak Berisiko Lebih Tinggi Terkena Covid-19, Begini Penjelasannya
Baca: Pasien Covid-19 di Pacitan Tetap Gelar Akad Nikah, Berjarak 5 Meter hingga Tak Dihadiri Keluarga
Baca: Ibu Menyusui Positif Covid-19, Mungkinkah Bisa Tularkan Virus Corona pada Bayi? Simak Penjelasannya
“Jadi kita harus waspada, bahwa ada kenaikan 4,8 persen ke 5,2 persen lalu 5,9 persen,” ujar Anies.
Menurutnya, angka tersebut cukup tinggi dibanding standar minimal yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) sebesar lima persen.
Meski demikian, kata dia, bila dihitung sejak kasus Covid-19 mencuat pada awal Maret sampai saat ini nilai positivity rate mencapai 5,2 persen.
Angka ini berada nilai rata-rata nasional sebesar 12,3 persen.
“Ini menunjukkan bahwa nilai positivity rate di Jakarta itu sedikit di atas rekomenasi ideal WHO, yaitu lima persen"
"Tapi ini masih jauh di bawah batas maksimal yang pernah disampaikan WHO sebesar 10 persen,” ungkapnya.
Sedangkan tingkat fatality case (kasus kematian) di Jakarta saat ini mencapai 4,1 persen.
Angka ini diklaim setara dengan rata-rata nilai global, namun lebih rendah dibanding tingkat nasional yang sebesar 4,9 persen.
“Penting sekali untuk meningkatkan jumlah tes agar nilai positivity rate-nya itu bisa diinterpretasikan karena dianggap valid,” jelasnya.
Baca: Satpol PP Razia Puluhan Ribu Warga di Jakarta yang Tak Pakai Masker, Uang Denda Capai Rp 570 Juta
Baca: Hasil Denda 546 Warga yang Tak Pakai Masker di Jakarta Pusat Capai Rp 12,6 Juta dalam Sehari
Baca: Banyak Dokter Jakarta Minat, Ternyata Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 hanya untuk Warga Bandung
Jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta berjumlah 17.951 orang hingga Kamis (23/7/2020).
Dari total kasus positif itu, sebanyak 11.302 pasien dinyatakan telah sembuh, sedangkan 767 pasien lainnya meninggal dunia.
Sementara itu, sebanyak 1.201 pasien dari total keseluruhan pasien psoitif Covid-19 masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 4.680 orang melakukan isolasi mandiri di rumah.
Berdasarkan data di situs web corona.jakarta.go.id per Kamis malam, kasus positif Covid-19 tersebar di semua kelurahan di Jakarta, yakni 267 kelurahan.
Kasus Covid-19 bertambah dibanding Rabu (22/7/2020) yang hanya tersebar di 265 kelurahan dari total 267 kelurahan di Jakarta.
Kepulauan Seribu yang awalnya tidak terpapar, kini kasus Covid-19 telah menyebar di Pulau Untung Jawa, Pulau Tidung, dan Pulau Pari.
Kelurahan Roa Malaka yang sebelumnya nol kasus juga sudah terpapar.
Situs web resmi Pemprov DKI itu pun menampilkan data 25 kelurahan dengan kasus tertinggi Covid-19.
Dari daftar 25 kelurahan, ada 11 kelurahan yang terletak di Jakarta Pusat, tujuh kelurahan di Jakarta Utara, lima kelurahan di Jakarta Barat, dan dua kelurahan di Jakarta Timur.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Jakarta Sudah Aman dari Virus Corona? Ini Jawaban Anies Baswedan