Pihak AS ingin menempatkan unit marinir mereka di Okinawa, Jepang.
Tak tanggung-tanggung, pasukan tersebut bakal dipersenjatai dengan rudal anti-kapal dan pertahanan udara.
Diberitakan Kontan, langkah itu ditempuh militer AS demi membatasi akses militer China ke Pasifik.
"Anda ingin menghalangi, untuk mencegah musuh potensial mengambil langkah selanjutnya," kata Komandan Marinir AS Jenderal David Berger dalam wawancara telepon, Kamis (23/7), kepada Reuters.
"Jika Anda melihat keluar dari China, itulah yang harus Anda lihat, aliansi yang solid," tambahnya.
China Desak Jepang Tolak Rencana AS
Baca: Dua Jet Tempur AS Pepet Pesawat Komersial Iran, Penumpang Alami Luka-luka
Diberitakan sebelumnya oleh TribunnewsWiki.com, China mendesak Jepang untuk menolak rencana AS yang ingin tempatkan rudal jarak menengahnya di negara itu.
Dilansir Kontan dari South China Morning Post, pemerintah China mendesak Jepang untuk menolak tawaran itu.
Mereka mengatakan tak akan tinggal diam seandainya AS benar-benar menempatkan rudalnya di Jepang.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan China, Wu Qian, mengatakan Jepang harus mempertimbangkan stabilitas regional.
"Sementara itu, China berharap Jepang dan negara-negara lain dapat mempertimbangkan perdamaian dan stabilitas regional, bertindak dengan bijaksana dan mengatakan tidak kepada AS yang ingin mengerahkan rudal jarak menengah di tanah mereka sehingga mereka tidak menjadi korban plot geopolitik AS di kawasan itu,” kata Qian.
Baca: Di Tengah Ketegangan dengan China, India Minta Rusia Percepat Pengiriman Rudal dan Jet Tempur
Dalam pertemuan terpisah, Kementerian Luar Negeri China mendesak Jepang untuk mempertahankan kebijakan yang berorientasi pada pertahanan seperti yang tercantum dalam konstitusi.
Mereka meminta Jepang untuk kembali membaca buku sejarah.
“Karena alasan historis, tren keamanan militer Jepang selalu mendapat perhatian dari komunitas internasional dan negara-negara tetangganya di Asia. Kami mendesak Jepang untuk sungguh-sungguh mempelajari pelajaran sejarah,” kata juru bicara Kemenlu China Zhao Lijian.
Padahal, pada era perang dingin, beberapa negara sudah setuju untuk tidak memiliki, memproduksi, atau menguji terbang rudal jelajah yang diluncurkan di darat dengan jangkauan 500-5.500 km.
Rudal jarak menengah memang dianggap sangat berbahaya.
Durasi jelajah yang pendek membuat rudal jenis ini susah dideteksi dan diantisipasi.
Sementara pakar dari Universitas Studi Internasional Shanghai, Lian Degui, menilai hubungan China dan Jepang akan runtuh jika rudal AS jadi ditempatkan di Jepang.
Kapal Perang AS-Jepang Kolaborasi Latihan di Laut China Selatan
Baca: Iran Menguji Coba Rudal Berdaya Jangkau 280 Km, Menhan Amir Hatami: Musuh-Musuh Iran Ketakutan