Pasalnya, dari pisau tersebut ditemukan sidik jari dan DNA Yodi Prabowo.
Selain itu, dugaan bunuh diri diperkuat setelah dilakukannya cek TKP ulang serta memeriksa 34 saksi.
Meskipun Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan jika polisi belum bisa menyimpulkan sampai sejauh itu.
Di sisi lain, seorang Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel menilai ada indikasi Yodi Prabowo melakukan bunuh diri.
Hal tersebut terlihat dari kalimat atau pernyataan Yodi yang mengarah ke tanda-tanda suicidal ideation atau pemikiran tentang bunuh diri.
Ia mencontohkan, misalnya pernyataan "Kalau nanti aku enggak ada, kamu sedih enggak?"
"Orang awam barangkali menganggap sepele perkataan semacam itu. Tapi dari perspektif psikologi, kalimat tersebut merupakan pertanda suicidal ideation atau pemikiran tentang bunuh diri," kata Reza, Rabu (22/7/2020), yang dikutip TribunnewsWiki dari Wartakota.live.
Menurut Reza, pemikiran semacam itu sama sekali tidak boleh dianggap enteng.
"WHO, misalnya, menyimpulkan bahwa sekitar 60 persen transisi dari pemikiran tentang bunuh diri ke rencana bunuh diri lalu berlanjut ke langkah bunuh diri, berlangsung dalam kurun 12 bulan sejak pemikiran itu muncul untuk pertama kalinya," papar Reza.
Baca: Penjaga Warung Ungkap Sosok Mencurigakan di Lokasi Tewasnya Yodi Prabowo, Ada Video Pria Berkacamata
Baca: TERBARU Misteri Kematian Editor Metro TV: Sosok Pria Berkacamata Inisial D Jadi Sorotan, Siapa?
Baca: Terungkap Pemilik Sidik Jari di Pisau yang Ditemukan di Tubuh Editor Metro TV Yodi Prabowo
Cepatnya proses transisi itu, menurut Reza, mengirim pesan bahwa masyarakat harus lebih serius menyikapi perkataan tentang bunuh diri yang dikemukakan siapapun.
"Seperti otoritas penerbangan yang tidak menoleransi ucapan 'bom'. Siapa pun juga perlu menyemangati orang-orang dengan suicidal ideation untuk selekasnya mencari bantuan medis dan psikis," kata Reza.
Masyarakat yang lebih paham pentingnya keseriusan menyikapi suicidal ideation katanya akan menjadi protective factor bagi tercegahnya aksi bunuh diri.
"Dikaitkan ke kasus editor media, kita tentu berduka atas kejadian dimaksud. Tinggal lagi investigasi polisi, seberapa jauh suicidal ideation akan dicermati sebagai salah satu arah penyelidikan guna mengungkap kasus meninggalnya sang editor," kata Reza.
Sebelumnya Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan dari hasil pemeriksaan sidik jari di pisau dapur yang ditemukan di jenazah Editor Metro TV Yodi Prabowo, puslabfor baru menemukan sidik jari korban dan DNA korban, yakni Yodi Prabowo.
"Kami periksa dengan berbagai cara karena pisau dapur ini ditemukan sudah lebih dari tiga hari. Sementara ini sidik jari di pisau, ada ditemukan adalah ada sidik jari korban dan juga DNA korban sendiri," kata Yusri.
"Tapi ini masih hasil sementara. Kita masih mendalami. Oleh tim labfor masih terus melakukan pendalaman, dan mudah-mudahan secepatnya akan kita sampaikan ya," tambahnya.
Setelah memeriksa 34 saksi dan cek TKP ulang, penyidik menyimpulkan bahwa pisau dapur yang ditemukan, awalnya berada di bawah tubuh jenasah Yodi yang tertelungkup.
Selain itu penyidik juga menyimpulkan tidak ada kekerasan benda tumpul atau pemukulan terhadap korban.
Baca: Pria Misterius di Malam Tewasnya Yodi Prabowo Ada di Ponsel sang Kekasih, Saksi: Ini yang Saya Lihat
Baca: Penyebab Lebam di Tubuh Editor Metro TV Yodi Prabowo Diungkap Polisi
Baca: Kaget Melihat Reaksi Kekasih Editor Metro TV Yodi Prabowo saat Olah TKP, Warga Ungkap Hal Ini