Vaksin Covid-19 Buatan Oxford Mungkin Tersedia Akhir Tahun Ini, Namun Tak Ada Kepastian

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kantor perusahaan farmas dan biofarmasi Inggris-Swedia, AstraZeneca, di Macclesfield, Cheshire, Inggris, pada Selasa, 21 Juli 2020. Vaksin Covid-19 yang dikembangkan Universitas Oxford, bekerja sama dengan AstraZeneca, mungkin bisa tersedia pada akhir tahun ini.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Peneliti vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Universitas Oxford, Inggris, pada Selasa (21/7/2020) mengatakan vaksin itu mungkin bisa tersedia pada akhir tahun ini, tetapi tidak ada kepastian.

Berdasarkan data yang ditunjukkan pada Senin (20/7/2020, vaksin eksperimental yang telah dilisensikan kepada AstraZeneca itu menghasilkan respons kekebalan pada uji klinis tingkat awal.

Dengan demikian, ada harapan vaksin itu bisa digunakan pada akhir tahun 2020, dilansir dari Reuters (22/7/2020).

"Vaksin ditargetkan tersedia pada akhir tahun, ini adalah sebuah kemungkinan, tetapi tidak ada kepastian mengenainya karena kita butuh tiga hal untuk terjadi," kata Sarah Gilbert, peneliti vaksin itu, kepada BBC Radio, dikutip dari Reuters.

Tiga hal itu, kata dia, adalah vaksin terlihat bekerja di tubuh pada uji coba tahap akhir, vaksin diproduksi dalam jumlah besar, dan regulator dengan cepat menyetujui melisensikannya untuk penggunaan darurat sebelum banyak orang dapat divaksinasi.

Sementara itu, Chief Medical Officer Chris Whitty dan wakilnya, Jonathan Van-Tam, memiliki pandangan berbeda mengenai linimasa potensial vaksin itu.

Baca: Vaksin Covid-19 Tiba di Indonesia, Diuji Klinis Selama 6 Bulan dan Produksi Mulai Kuartal I 2021

Baca: Vaksin Covid-19 dari China Sudah Tiba, Bakal Diproduksi Bio Farma, Target Mulai Tersedia 2021

Markas perusahaan farmasi dan biofarmasi Astra Zeneca di Macclesfield, Cheshire, Inggris. (PAUL ELLIS / AFP)

"Peluang kita mendapatkan vaksin yang sangat efektif sebelum Natal, menurutku, sangat kecil," kata Whitty kepada anggota parlemen.

Van-Tam mengatakan dirinya optimistik, tetapi tetap waspada, bahwa akan ada beberapa vaksin pada Natal tahun ini.

Para ilmuwan Oxford menginginkan sejuta dosis vaksin potensial diproduksi pada September tahun ini.

Meskipun kesepakatan dengan AstraZeneca telah menyediakan kapasitas untuk melakukannya, prevalensi virus corona yang rendah di Inggris mempersulit proses pembuktian kemanjurannya.

Baca: Calon Vaksin Covid-19 Buatan CanSino dari China Direncanakan Diuji Coba Fase Ketiga di Luar Negeri

Uji klinis tahap akhir yang krusial untuk menyediakan data sedang dilakukan di Brazil dan Afrika Selatan dan akan dimulai juga di Amerika Serikat.

Hingga saat ini belum ada vaksin Covid-19 yang disetujui, tetapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan vaksin yang dikembangkan AstraZeneca menjadi salah satu kandidat terdepan.

Baca: Ujicoba Vaksin Covid-19 di Maryland, AS Bereaksi Positif setelah Disuntikkan ke Seorang Pria

Inggris, AS, dan Kanada menuduh Rusia berusaha mencuri data vaksin

Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris (NCSC) pada Kamis (16/7/2020) mengatakan para hacker yang didukung pemerintah Rusia berusaha mencuri data vaksin Covid-19.

Tidak hanya itu, kata NCSC, mereka juga mencuri hasil riset pengobatan Covid-19 dari institusi farmasi dan akademik di seluruh dunia.

Dilansir dari Reuters (17/7/2020), Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada menyatakan serangan siber itu berasal dari kelompok APT29 yang dikenal sebagai "Cozy Bear".

Ketiganya meyakini operasi kelompok itu merupakan bagian dari aktivitas intelejen Rusia.

Direktur Operasi NCSC, Paul Chichester, mengutuk serangan para hacker tersebut.

"Kami mengutuk serangan keji ini, serangan kepada mereka yang melakukan pekerjaan penting untuk melawan pandemi virus," kata Chichester seperti dikutip dari Reuters.

Baca: Ujicoba Vaksin Covid-19 di Maryland, AS Bereaksi Positif setelah Disuntikkan ke Seorang Pria

 

Ilustrasi vaksin virus corona (Fresh Daily)

Kantor berita Rusia, RIA, mengabarkan bahwa Rusia, melalui juru bicara Dmitry Peskov, menolak tudingan Inggris itu.

Tudingan itu, kata Peskov, tidak didukung oleh bukti yang layak.

Rusia dituduh egois

Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, mengatakan aksi intelejen Rusia yang menggunakan hasil kerja penanganan pandemi sebagai targetnya "benar-benar tidak dapat diterima"

"Saat yang lain mengejar kepentingan pribadinya dengan perilaku sembrono, Inggris dan sekutunya meneruskan kerja kerasnya menemukan vaksin dan melindungi kesehatan global," kata Raab.

NCSC mengatakan serangan APT29 masih berlanjut dan menggunakan berbagai peralatan dan teknik, termasuk spear-phising dan custom malware.

Selain itu, NCSC menyatakan APT29 terus menargetkan organisasi yang terlibat dalam pengembangan dan riset vaksin Covid-19.

Sementara itu, pihak berwenang Kanada mengatakan serangan-serangan tersebut menghalangi upaya tanggap dan dengan demikian risiko dalam organisasi kesehatan meningkat.

Baca: Calon Vaksin Virus Corona Buatan Moderna Asal AS Memasuki Fase Uji Coba Ketiga pada Juli Ini

Sebelumnya, pada bulan Mei, Inggris dan Amerika Serikat mengatakan bahwa jaringan peretas menargetkan organisasi nasional dan internasional yang merespons pandemi virus corona.

Namun, serangan-serangan seperti itu belum secara tegas dihubungkan ke pemerintah Rusia.

(TribunnewsWiki/Tyo)



Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer