Jelang Pilpres Amerika Serikat: Boros Uang demi Kampanye, Donald Trump Tak Mampu Kalahkan Joe Biden

Penulis: Haris Chaebar
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dua kandidat capres di Pilpres Amerika Serikat, Joe Biden (Demokrat) dan Donald Trump (Republik).

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Memasuki tahapan jelang Pemilu Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS), petahana Donald Trump disibukkan dengan berbagai masalah.

Selain digempur persoalan Covid-19 yang merupakan pandemi dunia hingga menginfeksi jutaan warganya, Trump juga disandung beberapa masalah lain.

Kondisi ekonomi yang tak baik dan tentu gejolak konflik sosial sedang panas-panasnya di Amerika Serikat.

Saat ini, demonstrasi menentang rasisme dan solidaritas untuk George Floyd masih berlangsung di negeri Paman Sam tersebut.

Padahal, Pemilu Presiden Amerika Serikat akan digelar pada 19 September 2020.

Kurang lebih dua bulan lagi.

Baca: Dikenal Keras Kepala, Donald Trump Akhirnya Luluh: Saya Akan Pakai Masker dengan Senang Hati

Baca: Meski Terlibat Ketegangan Militer, Donald Trump Mau Bekerja Sama dengan China Demi Vaksin Covid-19

WASHINGTON, DC - 14 JULI: Presiden AS Donald Trump berbicara kepada media di Rose Garden di Gedung Putih pada 14 Juli 2020 di Washington, DC. Presiden Trump berbicara tentang beberapa topik termasuk kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden, pasar saham dan hubungan dengan China ketika coronavirus terus menyebar di AS, dengan hampir 3,4 juta kasus yang dikonfirmasi. (Drew Angerer / Getty Images / AFP)

Namun, menurut beberapa amatan dari jajak publik terkait elektabilitas, tanda-tanda kekalahan Presiden Donald Trump sudah mulai terlihat. 

Dengan adanya hal ini, Donald Trump mau tak mau semakin gencar dan masif menjalankan berbagai upaya dan kampanye demi menjaga elektabilitasnya untuk Pilpres di depan mata.

Donald Trump diketahui saat ini sudah habiskan dana kampanye lebih dari 50 juta dollar AS (Rp 736,3 miliar) pada Juni.

Baca: Linkin Park Angkat Bicara soal Lagunya yang Dipakai di Video Kampanye Trump: Kami Tidak Mendukungnya

Trump menggelontorkan dana kampanye lebih dari 41 juta dollar AS (Rp 604,1 miliar) yang dihabiskan untuk iklan di jaringan televisi, digital, dan lainnya.

Namun, dana kampanye itu tidak menghasilkan perolehan suara yang sepadan bagi Donald Trump, setidaknya dari hasil survei.

Jumlah pengeluaran dana kampanye Donald Trump pada Juni tersebut 2 kali lipat dari jumlah pengeluaran yang dihabiskan pada bulan-bulan sebelumnya.

Jumlah pengeluaran dana kampanye Trump juga lebih besar dari pesaingnya.

Baca: Di Tengah Lonjakan Jumlah Pasien, Donald Trump Dikabarkan Berupaya Memblok Dana Tes Covid-19

Dilansir dari pemberitaan Reuters pada Selasa (21/7/2020), lawan Trump dari Partai Demokrat dalam pilpres nanti, Joe Biden, disebut menghabiskan dana kampanye lebih rendah, hanya sekitar 37 juta dollar AS (Rp 545,6 miliar).

Pengeluaran kampanye Biden secara dramatis meningkatkan untuk iklan digital pada Juni menjadi hampir 17 juta dollar AS (Rp 250,4 miliar) dari sebelumnya sekitar 175.000 dollar AS (Rp 2,6 miliar) pada bulan sebelumnya. 

Namun, Biden bisa mendapat suara dan dukungan lebih besar. 

Dalam kampanye penggalangan dana pada Juni, Biden dapat mengumpulkan dana sebesar 63,4 juta dollar AS (Rp 934,9 miliar), lebih besar dari Trump yang hanya sebesar 55,2 juta dollar AS (Rp 813,4 miliar).

Dalam jajak pendapat publik menunjukkan Biden secara signifikan memimpin suara pemilih.

Joe Biden, capres penantang Donald Trump di Pilpres Amerika Serikat 2020. (MARK MAKELA / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / AFP)

Biden unggul dengan perolehan suara dari pemilih yang menyatakan kecewa atas penanganan Trump terhadap pandemi virus corona serta pemilih yang protes atas ketidakadilan rasial.

Materi muatan iklan kampanye Trump tak hanya soal janji politiknya, namun juga menyerang personal Joe Biden yang dianggap capres lebih tua dari usianya, yaitu 77 tahun, dan isu hubungan Biden dengan China.

Namun, iklan kampanye Trump tersebut ternyata tidak mengurangi suara pemilih untuk Biden.

Bahkan ketika Trump meningkatkan dana kampanyenya, Biden unggul dari Trump di antara suara pemilih yang terdaftar dengan 10 poin persentase dalam jajak pendapat yang diadakan Reuters/Ipsos pada 14-15 Juli.

Baca: Di Tengah Lonjakan Jumlah Pasien, Donald Trump Dikabarkan Berupaya Memblok Dana Tes Covid-19

Juru bicara kampanye presiden 2012 Mitt Romney dari Partai Republik, Kevin Madden, mengatakan iklan raksasa Trump mengalami kesulitan menerobos suara pemilih.

"Iklan TV memiliki efek minim pada kompetisi pemilihan presiden sekarang," kata Madden.

Madden melanjutkan bahwa tidak banyak iklan yang akan mengubah persepsi pemilih ketika calon presiden petahana mengalami krisis ekonomi yang terikat pada krisis kesehatan yang berdampak pada kehidupan orang setiap hari.

Melunak dengan masker, strategi politik Trump?

Presiden Amerika Serikat Donald Trump kini mau menggunakan masker di depan umum.

Hal itu ia sampaikan dalam sebuah konferensi terkait Covid-19 di Gedung Putih, Selasa (21/7/2020).

Kabar ini cukup mengejutkan mengingat Donald Trump dikenal keras kepala soal penggunaan masker.

Bahkan ia sempat sesumbar akan tetap membebaskan warganya untuk menggunakan masker atau tidak.

Presiden AS Donald Trump mengenakan masker ketika ia mengunjungi Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed di Bethesda, Maryland pada 11 Juli 2020. (ALEX EDELMAN / AFP)

Diberitakan Kontan dari Al Jazeera, kini Trump tak ingin situasi akibat Covid-19 terus bertambah buruk.

Ia pun menyerukan warganya untuk menaati protokol kesehatan, termasuk menggunakan masker.

"Kami meminta semua orang saat tidak bisa menjaga jarak secara sosial, pakailah masker, dapatkanlah masker. Apakah Anda suka masker atau tidak," serunya.

Baca: Twitter Nonaktifkan Cuitan Kampanye Donald Trump, Dinilai Langgar Hak Cipta Lagu Linkin Park

Presiden mengatakan, dirinya sudah mulai terbiasa menggunakan masker.

"Saya akan memakainya dengan senang hati. Semua hal potensial yang bisa membantu adalah sesuatu yang baik," tambahnya.

Perubahan perilaku Trump dalam menyikapi wabah corona ini muncul sejalan dengan penambahan jumlah korban di wilayah Florida, Texas, dan Arizona secara drastis dalam beberapa minggu ini.

Beberapa wilayah tersebut memang terkenal sebagai daerah wisata yang selalu ramai hampir 24 jam lamanya.

Lokasi padat pengunjung seperti pantai dan tempat hiburan malam dinilai menjadi pusat penyebaran.

Banyak warga AS dan dunia yang kemudian memberikan apresiasi terkait sikap Trump.

Baca: Presiden Donald Trump Berniat Melarang Ratusan Juta Orang China Masuk ke Amerika Serikat, Ada Apa?

Namun, berbagai kalangan menilai, langkah yang diambil Trump hanyalah diversi taktik untuk tujuan elektabilitas politik belaka.

Kalangan pendukung Trump yang umumnya adalah kelompok sayap kanan, merupakan sisi masyarakat Amerika Serikat yang beberapa diantaranya menunjukkan penolakan penggunaan masker demi mencegah Covid-19.

Banyak dari mereka pendukung Trump juga merupakan demonstran yang meminta negara tidak me-lockdown atau membatasi gerak sosial, mereka para pendukung Trump dan sebagian kelompok sayap kanan pun tak percaya bahaya virus Corona, meski Covid-19 merajalela di negara tersebut.

Langkah Trump untuk mulai mau mengenakan masker disebut hanyalah taktik untuk menaikkan pamor jelang Pilpres pada November mendatang, terutama untuk menggoyang calon pemilih Joe Biden, yang lebih percaya bahaya virus corona, mendukung penggunaan masker dan tak keberadan dengan pembatasan sosial semacam lockdown.

(Tribunnewswiki.com/Ris)

Sebagian artikel tayang di Kompas.com berjudul Habiskan Dana Kampanye Rp 736,3 Miliar, Donald Trump Belum Bisa Kalahkan Joe Biden.



Penulis: Haris Chaebar
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer