AS dan India Gelar Latihan Militer Bersama, Ahli: Mereka Sama-sama Targetkan China

Penulis: Amy Happy Setyawan
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Angkatan Laut Amerika Serikat, pada Selasa (7/7/2020) merilis foto armada laut AS di Pasifik. Di barisan depan dua kapal induk, USS Nimitz dan USS Ronald Reagan.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Angkatan Laut Amerika Serikat dan India melakukan operasi militer bersama di Samudra Hindia pada Senin (20/7/2020).

Latihan ini terjadi di tengah perselisihan antara India dan China terkait perbatasan di Lembah Galwan.

Ini juga terjadi saat AS dan China bersitegang di Laut China Selatan.

China mengklaim 80% wilayah Laut China Selatan dan membuat AS masuk untuk melindungi sejumlah sekutu.

Sun Shihai, seorang peneliti di Akademi Ilmu Sosial Tiongkok, mengatakan bahwa AS dan India memiliki China sebagai sasaran dalam latihan tersebut.

“Maksud dan niat untuk menghalangi Tiongkok cukup jelas. Ini adalah salah satu peristiwa dalam tren kerja sama militer India-AS yang lebih dekat, meskipun kelompok serangan kapal induk AS memang memicu sensasi nasionalistik saat ini di India, ”kata Sun seperti dilansir oleh South China Morning Post.

Baca: Konflik Laut China Selatan: AS Kirim Kapal Induk USS Ronald Reagan, China Kerahkan 4 Jet Tempur

Baca: Kepada Rusia, China Sebut AS Telah Kehilangan Akal Sehat dan Kredibilitasnya

Ilustrasi latihan gabungan angkatan laut Jepang-India menunjukkan bahwa persaingan geopolitik memanas di Samudra Hindia dan Pasifik. Foto: Pasukan Bela Diri Maritim Jepang melalui Twitter (SCMP.com)

“Tidak dapat disangkal bahwa India dapat bergabung dengan kebebasan AS untuk operasi navigasi di Laut Cina Selatan. Tetapi itu akan sangat tergantung pada bagaimana hubungan China-India berkembang di masa depan,” jelasnya.

Di perbatasan darat, Sun mengatakan dia tidak percaya India akan sepenuhnya terlibat dalam konflik militer dengan China karena mereka dengan jelas mengetahui bahwa China memiliki keunggulan militer yang pasti.

"Beijing harus tetap tenang dan terkendali serta menjaga stabilitas strategis dengan India, karena latihan semacam itu hanya untuk demonstrasi, itu tidak substansial," katanya.

Menurut Hindustan Times, latihan itu dilakukan di Teluk Benggala di lepas pantai Kepulauan Andaman dan Nicobar, wilayah persatuan India.

Kepulauan Andaman dan Nicobar berada di dekat Selat Malaka. Wilayah ini menjadi area rute logistik penting bagi China terutama untuk impor minyak.

Dilansir oleh South China Morning Post, latihan militer tersebut melibatkan kelompok pemogokan kapal induk Nimitz, salah satu formasi angkatan laut paling tangguh di dunia yang terdiri dari kapal induk USS Nimitz, sebuah kapal penjelajah rudal bernama USS Princeton dan USS Sterett dan USS Ralph Johnson, dua kapal perusak rudal yang dipandu.

Kemudian, kapal-kapal India yang ikut serta dalam latihan itu adalah perusak INS Rana, dua fregat fregat bernama INS Sahyadri dan INS Shivalik dan sebuah korvet rudal bernama INS Kamorta.

"Merupakan hak istimewa untuk beroperasi dengan Angkatan Laut India," kata Laksamana Muda Jim Kirk, komandan, dari kelompok pemogokan kapal induk dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari South China Morning Post.

Baca: AS Kirim Pesawat Pengintai, Diyakini untuk Pantau Aktivitas Militer China

Baca: Kolonel China Sebut Pergerakan Militer AS di Laut China Selatan Akan Sia-sia

Angkatan Laut AS menggambarkan latihan itu sebagai latihan canggih yang dirancang untuk memaksimalkan pelatihan dan interoperabilitas, termasuk pertahanan udara.

Mereka juga menambahkan bahwa operasi itu dirancang untuk memberikan keamanan di seluruh wilayah.

"Keterlibatan ini juga menghadirkan peluang untuk membangun hubungan kuat yang sudah ada sebelumnya antara Amerika Serikat dan India dan memungkinkan kedua negara untuk saling belajar," katanya.

Kelompok pemogokan kapal induk Nimitz saat ini sedang dalam perjalanan menuju penyebaran ke Teluk Persia di Timur Tengah.

Sebelumnya, kelompok pemogokan pembawa Nimitz juga terlibat dalam latihan angkatan laut skala besar di Laut China Selatan pada awal bulan ini bersama dengan kelompok pemogokan pembawa kapal induk USS Ronald Reagan.

Operasi militer itu lantas mendapat kecaman dari Beijing.

Kementerian pertahanan China bahkan menuduh Washington menebarkan perselisihan antara China dan negara tetangganya.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada minggu lalu mengatakan AS akan menyelaraskan diri dengan putusan pengadilan Den Haag 2016 yang membatalkan klaim teritorial Tiongkok di Laut China Selatan.

Baca: Rusia dan AS ‘Berlomba’ untuk Menjual Senjata ke India di Tengah Memanasnya Konflik India-China

Baca: Presiden Donald Trump Berniat Melarang Ratusan Juta Orang China Masuk ke Amerika Serikat, Ada Apa?

AS sebelumnya telah menyetujui keputusan tersebut tetapi belum secara resmi mendukungnya.

Berbicara dalam istilah yang lebih luas Jumat lalu, menteri luar negeri China Wang Yi menuduh AS mengadopsi mentalitas Perang Dingin dan mengatakan Amerika telah "kehilangan akal, moral dan kredibilitasnya”

Sejauh ini, hubungan China dan AS telah merosot ke titik terendah dalam beberapa dekade dalam berbagai konfrontasi, mulai dari perselisihan perdagangan dan perbatasan hingga pecahnya pandemi coronavirus.

(Tribunnewswiki.com/Ami Heppy)



Penulis: Amy Happy Setyawan
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer