Unggah Foto Winnie the Pooh di Twitter, Menlu AS Mike Pompeo Dituduh Menghina Presiden XI Jinping

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengunggah foto anjingnya bersama boneka Winnie the Pooh. Pompeo dituduh mengejek Xi Jinping.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo mengunggah sebuah foto yang menimbulkan kontroversi di akun Twitternya.

Dia melampirkan foto anjingnya yang bernama Mercer, dan di depan anjing itu ada beberapa boneka, salah satunya adalah boneka Winnie the Pooh.

Di unggahan itu, Pompeo mengatakan,"Mercer dan semua mainan favoritnya!"

Dilansir dari BBC, unggahan ini menimbulkan spekulasi mengenai apakah ia mencoba mengirim pesan khusus kepada pemerintah China.

Tweet itu telah menyulut perhatian signifikan mengingat Winnie the Pooh adalah nama panggilan yang menghina bagi Presiden China Xi Jinping.

Netizen China terbilang tidak menyukai sosok Mike Pompeo, dan menganggapnya sebagai orang yang "jahat" dan "raja dusta".

Baca: AS Akan Dukung Negara-Negara yang Meyakini China Telah Melanggar Klaim Maritim Mereka di LCS

Baca: Menlu AS Mike Pompeo Sebut Klaim China atas Sumber Daya di Laut China Selatan Melanggar Hukum

Disensor

Mengutip BBC, Pemerintah China secara aktif menyensor komentar menghina atau nama panggilan yang mungkin mengarah pada ejekan yang ditujukan kepada petinggi Partai Komunis.

Namun, netizen China telah lama menemukan cara-cara kreatif untuk merujuk kepemimpinan China secara online.

Foto-foto yang diedarkan pada 2013 membandingkan bentuk tubuh Presiden Xi dengan tokoh kartun beruang dan mendapatkan perhatian dunia internasional.

Menteri Luar Negersi Amerika Serikat, Mike Pompeo (MANDEL NGAN / AFP)

Mengingat Pooh merupakan mainan anak-anak yang disukai, hal itu membuat China cukup sulit untuk melakukan sensor dan menghapus konten yang tidak berbahaya tanpa menuai kritik dan ejekan.

Taktik seperti itu sebelumnya terbukti berhasil dengan pemimpin Jiang Zemin, yang kerap dijuluki dengan nama panggilan "kodok".

Nah, nama Winnie the Pooh benar-benar sensitif di China. Itu sebabnya, kata "Winnie Pooh" dan referensi serupa telah lama disensor di platform media sosial China.

Pencarian kata "Winnie" di microblog Sina Weibo yang populer saat ini hanya menampilkan media yang disetujui pemerintah atau akun terverifikasi resmi.

Kembali ke postingan Pompeo, sangat mungkin bahwa postingan itu tidak memiliki tendensi apa-apa.

Namun, ada referensi potensial lain yang perlu diperhatikan dalam foto tersebut.

Baca: AS Kirim Pesawat Pengintai, Diyakini untuk Pantau Aktivitas Militer China

Baca: Kolonel China Sebut Pergerakan Militer AS di Laut China Selatan Akan Sia-sia

Kata "anjing" sebelumnya telah digunakan oleh demonstran di Hong Kong sebagai istilah pelecehan bagi petugas polisi.

Di China daratan, AS dan Mike Pompeo keduanya secara konsisten disebut "anjing".

Ketika Kanada menangkap raksasa telekomunikasi China, Chief Financial Officer Huawei, Meng Wanzhou, atas permintaan AS, Kanada sering dijuluki "kaki anjing" AS.

AS Akan Dukung Negara-Negara yang Meyakini China Telah Melanggar Klaim Maritim Mereka di LCS

AS melalui Menteri Luar Negeri Mike Pompeo pada Senin (13/7/2020) mengatakan klaim China atas sumber daya di Laut China Selatan (LCS) melanggar hukum.

Menurut AS, China tidak menawarkan dasar hukum koheren atas klaimnya itu.

Tidak hanya itu, Mike Pompeo kemudian mengatakan AS akan mendukung negara-negara yang meyakini China telah melanggar klaim maritim mereka di Laut Cina Selatan.

Hal itu, kata Pompeo, akan dilakukan dalam forum multilateral dan dalam koridor hukum.

"Kami akan pergi menggunakan alat-alat yang kami miliki dan kami akan mendukung negara-negara di seluruh dunia yang mengakui bahwa China telah melanggar klaim wilayah hukum mereka," kata Pompeo dikutip dari Reuters. 

"Kami akan pergi memberi mereka bantuan yang kami bisa, apakah itu di badan multilateral, apakah itu di ASEAN, apakah itu melalui tanggapan hukum, kami akan menggunakan semua alat yang kami bisa," katanya.

Sementara itu, China merespon makin meningkatnya kehadiran AS di China dengan cara mendekati tetangganya di Asia Tenggara.

Presiden China Xi Jinping mengatakan negaranya akan bekerja dengan Singapura untuk mengatasi gangguan agar bisa menjaga stabilitas regional.

 

Anggota Politbiro China, Yang Jiechi, dan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo (AFP)

Beberapa pengamat menilai hal ini bisa ditafsirkan sebagai pengingat yang halus untuk tidak memihak ketika Washington dan Beijing memperebutkan Laut China Selatan dan masalah lainnya, mulai dari perdagangan hingga hak asasi manusia.

Pernyataan itu, disampaikan kepada Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong melalui sambungan telepon, sehari setelah Washington menolak klaim teritorial Beijing di Laut China Selatan.

"Xi mengatakan bahwa hubungan bilateral berdiri pada titik awal sejarah baru, dan bahwa kedua belah pihak harus mengadakan perayaan dalam bentuk yang fleksibel dan beragam, sehingga dapat memperdalam dukungan publik untuk persahabatan mereka," tulis kantor berita negara China Xinhua.

"China siap bekerja dengan Singapura untuk mengatasi gangguan dan bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas regional," katanya.

Kedutaan besar China di Singapura mengatakan Xi berbicara dengan Lee untuk memberi selamat kepadanya atas kemenangannya dalam pemilihan umum 10 Juli kemarin.

Partai Aksi Rakyat yang berkuasa berhasil mempertahankan cengkeraman kekuasaannya selama beberapa dekade.

Pada hari yang sama, Xi berbicara dengan Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha untuk membahas peningkatan kerja sama dalam pengembangan obat-obatan untuk Covid-19.

(Tribunnewswiki.com/Tyo/Kontan/Tendi Mahadi/Barratut Taqiyyah Rafie)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul "Kian panas, AS ajak ASEAN mengakui China telah melanggar hukum di Laut China Selatan"



Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer