Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) menjadi salah satu lokasi rawan terjadi kebakaran.
Semua orang yang berada di tempat tersebut, wajib mematuhi aturan yang sudah ditetapkan.
Kendati sejumlah aturan sudah terpampang jelas, namun masih banyak orang yang abai dengan larangan tersebut.
Hal yang disepelekan adalah menggunakan ponsel di area SPBU.
Ponsel disebut-sebut dapat memicu terjadinya kebakaran.
Paimin, Kepala SPBU Pertamina MT Haryono di Jakarta Timur, menjelaskan, pihaknya telah mengimbau siapa saja yang berada di area SPBU untuk tidak bermain ponsel.
“Sesuai dengan standar keselamatan kerja memang tidak boleh memainkan ponsel di SPBU karena bisa membahayakan konsumen dan pengendara lainnya,” ujar Paimin, kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Baca: Bursa Lelang Tawarkan Mobil dengan Harga Murah, Ada Satu Unit Dibanderol Rp40 Jutaan
Baca: Diskon Mobil Keluarga (MPV) Murah Hingga Rp30 Juta Per Unit Dalam Rangka Sambut New Normal
Potensi kebakaran yang dimaksud berasal dari energi listrik statis yang timbul dari ponsel.
Energi tersebut bertemu dengan uap bensin dari nozzle ataupun tangki bahan bakar.
“Kalau investigasi mengenai bermain smartphone bisa menyebabkan kebakaran di SPBU memang belum ada, namun sempat beberapa kali terjadi kasus kebakaran di SPBU yang disebabkan oleh listrik statis saat melakukan pengisian,” katanya.
Jusri Pulubuhu, Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), menjelaskan, kejadian kebakaran di SPBU yang langsung dipicu oleh ponsel memang sangat jarang terjadi.
Jusri mengungkapkan, umumnya kebakaran di SPBU terjadi karena ada percikan api, listrik statis, ataupun kerusakan komponen di mobil.
“Bermain ponsel dilarang bukan hanya karena bisa berpotensi menyebabkan kebakaran, tapi barang elektronik apapun dapat mengalihkan perhatian pengendara,” ucap Jusri.
“Ini yang dikhawatirkan dapat memicu terjadinya kebakaran, bahkan tindak kriminalitas selama proses pengisian BBM.
Makanya sebisa mungkin alat komunikasi kita taruh dulu saat isi BBM,” tuturnya.
Selain memilik fungsi untuk komponen dari gesekan, ternyata oli mesin memiliki banyak manfaat lainnya.
Ternyata, oli mesin juga berpengaruh pada sisi efisiensi bahan bakar.
Nurdin ST, Technical Specialis PT Pertamina Lubricants, mengatakan, pada dasarnya oli mesin memang multi fungsi.
Untuk dampak efisiensi bahan bakar pada kendaraan juga termasuk.
Namun, tetap ada beberapa faktor yang ikut mempengaruhinya.
"Secara logika iya, karena tugas fungsi oli untuk mengurangi koefisien gesekan pada komponen, seperti poros, bearing, dan juga beberapa elemen lain di dalam mesin yang bergerak secara relatif," ucap Nurdin kepada Kompas.com, akhir Juni lalu.
"Gesekan tersebut akan menyebabkan kondisi di mana jumlah energi yang disalurkan tidak sama dengan energi yang diterima (rugi-rugi) dari energi pembakaran bahan bakar.
Karena itu, pemilihan kekentalan oli atau viscosity (kekentalan) yang tepat sangat dianjurkan," kata dia.
Selain kekentalan oli, kombinasi adiktif yang tepat pada suatu pelumas juga ikut berperan.
Menurut Nurdin, dengan memperhatikan hal tersebut, akan memberikan efek turunnya koefisien gesek dan menekan rugi-rugi energi dari gesekan yang terjadi.
Karena itu, Nurdin menganjurkan setiap pemilik mobil untuk tak menyepelekan peran oli bagi kerja mesin.
Termasuk memilih oli yang sesuai dengan kendaraan.
Baca: Deretan Mobil Bekas Harga Rp50 Jutaan, dari Suzuki Baleno hingga Mobil Sport Mitsubishi Lan Evo
Baca: Honda Mobilio Keluaran 2014-2016 Bekas Kini Dihargai Mulai Rp 100 Jutaan
Apalagi bila sampai tak memperhatikan kondisinya hingga lupa dengan jadwal pergantian oli yang sebenarnya sudah menjadi kewajiban rutin.
"Dengan demikian, setiap tetes bahan bakar yang dibakar, akan menjadi lebih bermanfaat karena rugi-rugi akibat dari gesekan tadi bisa diminimalisir.
Dari situ, terbentuklah ekosistem yang efisien untuk bahan bakar kendaraan," kata Nurdin.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lagi Isi BBM Dilarang Main Ponsel, Mitos atau Fakta?" dan "Korelasi Oli Mesin dengan Efisiensi Bahan Bakar"