Hari itu sekaligus menjadi kali pertama Presiden Trump mengenakan masker sejak virus corona menyebar ke seluruh Amerika Serikat.
Trump sebelumnya menolak untuk mengenakan masker di depan umum.
Diberitakan Al Jazeera, ia juga tak sudi meminta orang lain untuk melakukannya.
Bagi Trump, memakai masker adalah pilihan pribadi.
Meski demikian, ia mengatakan tetap akan menggunakan masker ketika berada di tengah orang banyak dan tidak dapat menjaga jarak dari yang lain.
"Saya pikir ketika Anda berada di rumah sakit, terutama dalam pengaturan khusus ketika Anda berbicara dengan banyak tentara, orang-orang yang dalam beberapa kasus baru saja turun dari meja operasi, saya pikir itu hal yang hebat untuk memakai masker," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih tepat sebelum kunjungannya ke Walter Reed.
Baca: Patung Ibu Negara Melania Trump Dibakar di Slovenia saat Perayaan Hari Kemerdekaan AS
Pejabat kesehatan masyarakat terkemuka telah mendesak penggunaan masker untuk memperlambat penyebaran virus, yang pada hari Jumat telah merenggut lebih dari 134.000 nyawa di AS.
Para kritikus mengatakan penolakan Trump untuk mengenakan masker menunjukkan kurangnya kepemimpinan.
Bahkan ketika para pejabat lain dalam pemerintahannya menyerukan penggunaan masker dan jarak sosial, Trump, yang menghadapi pemilihan ulang pada bulan November, menekan negara-negara untuk membuka kembali ekonomi tertutup.
Hingga Sabtu malam, jumlah infeksi AS yang dipastikan telah mencapai 2,4 juta.
Diberitakan sebelumnya, Amerika Serikat mengancam akan menagih tanggung jawab China setelah virus corona menyebar ke seluruh dunia.
Nada ancaman semacam itu sudah disampaikan Presiden AS Donald Trump beberapa waktu lalu.
Baru-baru ini, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, menegaskan hal serupa.
"Presiden Trump sangat jelas, kami akan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab dan kami akan melakukannya pada waktu yang kami miliki," kata Pompeo, seperti diberitakan CNN, Senin (5/4/2020).
Mengapa AS Menuntut Tanggung Jawab?
Baca: Kim Jong Un Sumringah Saat Muncul Lagi ke Publik, Donald Trump: Senang Melihat Dia Kembali!
Baca: Korea Utara Terdampak Covid-19, Moon Jae In dan Donald Trump Setuju Berikan Bantuan Kemanusiaan
Tuntutan AS terhadap China tak lepas dari keyakinan mereka bahwa virus corona berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan.
Dengan kata lain, virus corona sengaja diciptakan untuk tujuan tertentu.
Pompeo, dalam kesempatan yang sama, bahkan menyebut dirinya memiliki 'bukti besar' terkait virus corona yang berasal dari laboratorium.
"Kami sudah mengatakan sejak awal bahwa ini adalah virus yang berasal dari Wuhan, Cina. Kami menerima banyak kesedihan untuk itu dari luar, tetapi saya pikir seluruh dunia dapat melihat sekarang," katanya.
"Ada sejumlah besar bukti bahwa ini berasal dari laboratorium itu di Wuhan," katanya.
Ketika dimintai klarifikasi, Pompeo mengatakan tidak memiliki alasan untuk tidak percaya alasan tersebut.
Baca: Bantah Tuduhan Pelecehan Seksual yang Terjadi 27 Tahun Lalu, Joe Biden: Itu Tidak Pernah Terjadi
Baca: Donald Trump Setuju Permintaan Jokowi Kirim Ventilator ke Tanah Air, Banyak Masyarakat AS Protes
Klaim yang sama juga sempat dilontarkan oleh Trump.
"Sudahkah Anda melihat sesuatu pada titik ini yang memberi Anda tingkat kepercayaan yang tinggi bahwa Institut Virologi Wuhan adalah asal dari virus ini?" tanya seorang reporter kepada Trump di Gedung Putih, Kamis (30/4/2020) waktu setempat.
"Ya, sudah. Ya, sudah," kata presiden.
"Dan saya pikir Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) harus malu pada diri mereka sendiri karena mereka seperti agen hubungan masyarakat untuk China," jawab Trump.
Ketika dimintai klarifikasi atas komentarnya, Trump menjawab, "saya tidak bisa memberi tahu Anda itu. Saya tidak diizinkan untuk memberi tahu Anda itu."
Trump: China Harus Terima Konsekuensi
Baca: Kim Jong Un Uji Coba Rudal, Trump Ungkap Dapat Surat Manis dari Korut: Hubungan Kami Baik-baik Saja
Baca: Begini Reaksi Donald Trump Tanggapi Dugaan Asal Muasal Virus Corona dari Laboratorium Wuhan China
Donald Trump mengatakan China harus menerima 'konsekuensi' jika menyadarai tanggung jawabnya untuk urusan pandemi Covid-19, seperti diberitakan South China Morning Post.
"Jika itu adalah kesalahan, kesalahan adalah kesalahan," kata Trump.
"Tetapi jika mereka secara sadar bertanggung jawab, ya, maksud saya, maka pasti akan ada konsekuensinya," katanya kepada wartawan pada jumpa pers di Gedung Putih.
Dia tidak merinci tindakan apa yang akan diambil AS.
Trump sendiri memang selalu menimpakan kesalahan soal Covid-19 pada Demokrat, media berita, gubernur negara bagian AS, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan semua yang tidak menghargai apa yang ia gambarkan sebagai penampilannya yang "luar biasa".
Seringkali Trump memusatkan sebagian besar kemarahannya kepada China, menyinggung kebijakan mata uangnya, ekonominya yang "lemah", statistiknya yang "dipertanyakan" tentang Covid-19, dan responsnya yang "lambat" terhadap virus.
Trump juga menyalahkan China atas kurangnya transparansi dan tanggapan yang lambat terhadap pandemi.
Meski di sisi yang lain pemerintahannya tengah menghadapi kritik yang sama.
"Itu bisa dihentikan di Tiongkok, bisa dihentikan sebelum dimulai, dan tidak, dan seluruh dunia menderita karenanya," katanya.