CanSino saat ini sedang membicarakan uji coba tersebut dengan Rusia, Brasil, Chile, dan Arab Saudi.
Dilansir dari Reuters (11/7/2020), kesuksesan China menangani Covid-19 justru menimbulkan kesusahan dalam hal pengujian vaksin virus corona berskala besar.
Sampai saat ini juga hanya ada beberapa negara yang setuju bekerja sama dalam proses pengujian itu.
"Kita sedang menghubungi Rusia, Brasil, Chile, dan Arab Saudi (untuk fase uji coba ketiga) dan masih dalam pembicaraan," kata Quu Dongxu, direktur eksekutif dan salah satu pendiri CanSino, dalam konferensi di Suzhou, China bagian timur, dikutip dari Reuters.
Dia mengatakan fase uji coba ketiga kemungkinan besar akan segera dimulai.
Baca: Calon Vaksin Virus Corona Buatan Moderna Asal AS Memasuki Fase Uji Coba Ketiga pada Juli Ini
Baca: Virus Corona Bisa Bertahan 8 Jam di Udara, Masyarakat Diimbau Tak Berbicara Terlalu Keras
Untuk proses itu, CanSino akan merekrut 40.000 peserta yang bakal dites.
Calon vaksin buatan CanSino, Ad5-nCov, menjadi vaksin pertama di China yang diuji coba ke manusia, yakni pada Maret lalu.
Namun, Ad5-nCov tertinggal dari calon vaksin buatan perusahaan lainnya dalam hal perkembangan.
Dua vaksin percobaan yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech dan Sinopharm telah mengantongi izin untuk dilakukan uji coba fase ketiga.
Sementara itu, pada fase uji coba kedua, Qiu mengatakan melibatkan 508 orang.
Hasilnya uji coba fase kedua jauh lebih baik daripada fase pertama dalam hal keamanan vaksin dan kemampuannya merangsang kekebalan.
Namun, dia belum memperlihatkan bukti spesifik.
Qiu mengatakan bahwa pabrik barunya, yang masih dibangun, mampu memproduksi 100-200 juta dosis vaksin corona per tahun mulai 2021.
Sementara itu, negara yang saat ini menjadi rival panas China, yakni Amerika Serikat (AS), terlihat makin susah menangani wabah Covid-19
AS melaporkan ada tambahan lebih dari 69.000 kasus positif Covid-19 dalam sehari, Jumat (10/7/2020).
Dilansir dari Reuters (11/7/2020), ada sembilan negara bagian di Amerika Serikat yang mencatat rekor tambahan infeksi harian, yakni Alaska, Georgia, Idaho, Iowa, Lousiana, Montana, Ohio, Utah, dan Wisconsin.
Di Texas, salah satu titik pusat penularan, Gubernur Greg Abbot memperingatkan bahwa dia mungkin akan memberikan tindakan keras jika negara bagian itu tidak dapat mengatasi lonjakan kasus dan pasien rawat melalui penggunaan masker dan pembatasan jarak.
"Jika kami tidak menerapkan langkah terbaik ini, dapat menyebabkan penutupan bisnis," kata Abbot kepada KLBK-TV di Lubbock.