Tahun ajaran baru 2020/2021 akan dimulai Senin (13/7/2020).
Mendikbud tetap mengimbau sekolah yang berada di wilayah zona oranye, kuning dan merah untuk tidak dibuka kembali.
Akan tetapi, Mendikbud Nadiem Makarim memperbolehkan sekolah dibuka kembali untuk wilayah zona hijau.
"Untuk daerah dengan zona kuning, oranye, dan merah, itu dilarang untuk melakukan pembelajaran secara tatap muka," ujarnya, dikutip dari siaran langsung YouTube Kemendikbud RI, Senin (15/6/2020) lalu.
Sementara itu, peserta didik baru tahun ajaran 2020/2021 di Kabupaten Sragen akan mulai masuk sekolah, Senin (13/7/2020) mendatang meski wilayahnya masuk zona kuning.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sragen, Suwardi menyampaikan siswa-siswi kembali masuk sekolah dan akan dibagi beberapa hari.
Suwardi menjelaskan, siswa yang masuk sekolah ialah peserta didik baru sebagai pengenalan lingkungan sekolah.
"Tahun ajaran baru memang (13/7/2020) tapi pada prinsipnya karena Sragen itu masih zona kuning pembelajaran tetap di rumah. Anak baru ada program Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS)," kata Suwardi, Jumat (10/7/2020).
Ia menyampaikan setiap masing-masing sekolah akan dibagi dan berbeda-beda.
Bagi TK satu hari hanya diperbolehkan menerima 5 anak untuk mengenalkan lingkungan, wali hingga cara belajar.
Sementara untuk SD hanya menerima 50% dari jumlah siswa.
Baca: Sekolah Kembali Dibuka Mulai 13 Juli saat Tahun Ajaran Baru 2020/2021, Ini Daftar Wilayahnya
Baca: Tahun Ajaran Baru akan Dimulai pada 13 Juli, Seperti Ini Simulasi Sekolah Tatap Muka di Zona Hijau
"SMP hanya 25% karena yang terbanyak adalah 251 siswa. Berarti satu hari kira-kira sekitar 60 siswa yang bisa masuk dan mungkin membutuhkan 4 hari," jelasnya.
Suwardi menyampaikan tidak mematok selama 4 hari, ia telah mempersilahkan masing-masing sekolah untuk membagi para murid baru.
Mengenai hak tersebut, Disdikbud Sragen telah mensosialisasikan ke masing-masing sekolah 4 hari lalu.
Kemudian masing-masing sekolah akan menyampaikan ke wali murid.
Pembukaan sekolah untuk pengenalan lingkungan sekolah ini juga didukung dengan penerapan protokol kesehatan.
Suwardi menyampaikan pihaknya menyiapkan fasilitas mendukung protokol kesehatan Covid-19 sembari menunggu bantuan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di kabupaten.
Baca: Orangtua Murid Mengaku Resah Jika Sekolah Dibuka Kembali pada Tahun Ajaran Baru di Tengah Covid-19
Baca: Sekolah Dibuka Lagi Bulan Juli, Mendikbud: Kami Tidak Pernah Mengeluarkan Kepastian, Itu Tidak Benar
Di sisi lain, ia mengungkapkan pihak sekolah telah menyiapkan fasilitas protokol kesehatan secara mandiri.
Suwardi menyampaikan pada prinsipnya pihaknya melaksanakan pembelajaran jarak jauh di rumah termasuk murid lama SD masih tetap bisa daring walaupun secara sederhana .