37 Pasangan Remaja Usia 13-15 Tahun Gelar Pesta Seks dalam Rangka Rayakan Ulang Tahun di Hotel

Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi remaja yang terjaring razia pesta seks

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Setidaknya 37 pasangan remaja digerebek tengah melakukan pesta seks di Jambi.

Saat itu tim gabungan TNI/Polri melakukan razia penyakit masyarakat (pekat) bersama pemerintah Kecamatan Pasar Kota Jambi.

Mereka mengamankan puluhan remaja itu di kamar hotel.

Sebagian dari mereka yang terjaring di hotel itu bahkan merayakan ulang tahun dengan cara pesta seks.

Saat terjaring razia itu, petugas juga mengamankan sekotak kondom dan obat kuat yang diduga akan digunakan pasangan ABG tersebut untuk berbuat maksiat.

"Dalam operasi itu, banyak yang terjaring anak-anak remaja di bawah umur. Mereka menyewa kamar hotel. Sangat miris sekali. Laki-lakinya umur 15 tahun, ada perempuannya umur 13 tahun. Kita temukan ada 1 perempuan 6 laki-laki di satu kamar,” kata Camat Pasar Kota Jambi, Mursida, Kamis malam (9/7/2020).

“Di hotel Ceria itu ada ditemukan remaja yang ulang tahun berpesta. Itu sangat miris. Mereka merayakan ulang tahun, kita temukan alat kontrasepsi dan obat kuat,” tambahnya.

Setelah berhasil mengamankan puluhan remaja itu, sebagai tindak lanjutnya, Mursida memanggil para orangtuanya.

Selain itu, pihaknya juga menegur para pengelola hotel karena telah menerima anak di bawah umur menggunakan kamar hotel.

"Kami akan panggil orangtua anak-anak di bawah umur itu. Kita suruh mereka bikin pernyataan," kata Mursida.

Ilustrasi muda mudi yang terjaring razia (KOMPAS.com/JUNAEDI)

Pemerintah diminta bertindak tegas

Menyikapi adanya kasus kenakalan remaja tersebut, Aktivis Anak dan Perempuan, Beranda Perempuan, Ida Zubaidah mengatakan, pemerintah harus melihat mereka sebagai korban.

Karena itu, pihaknya meminta pemerintah untuk bersikap tegas kepada pihak hotel dan tempat hiburan.

Pasalnya, upaya pencegahan eksploitasi dan kekerasan terhadap anak merupakan tanggung jawab bersama. Baik pemerintah maupun swasta.

"Kan sudah ada UU perlindungan anak, pemerintah perlu menegakkan aturan itu tanpa pandang bulu," tutup Zubaida. 

Baca: Jadi Korban Pemerkosaan dan Perampokan, 2 Remaja Rusia Dikenai Denda Akibat Langgar Aturan Lockdown

Ayah Gerebek Putrinya di Kamar Hotel

Viral seorang ayah yang menggerebek putrinya sendiri di sebuah kamar hotel.

Satu dari akun yang mengunggah dokumentasi video tersebut adalah @fakta.indo.

Diketahui bahwa lokasi penggerebekan di sekitar Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Waktu kejadian diinformasikan terjadi pada Kamis, (25/6/2020) lalu.

Dalam video tersebut nampak dua orang remaja yang diinformasikan kepada Tribunnewswiki.com merupakan siswa SMA.

Keduanya digerebek oleh ayah si remaja putri ketika sedang berduaan di sebuah kamar hotel.

Baca: Reuni di Satu Kamar Kos Saat Pandemi Corona, 15 Remaja Putra-Putri Digerebek Satpol PP Kota Kediri

Baca: Kisah Pilu Fabyan Devara, Remaja yang Diduga Meninggal Akibat Covid-19 setelah Alami Stroke

Mengetahui sang putri yang dibesarkannya melakukan tindakan asusila, sang ayah nampak meluapkan amarahnya dengan menggunakan Bahasa Jawa.

"Ini semua sebenarnya Bapak sudah tahu kelakuan kamu sebelumnya, ini sudah tidak ada ampun, Sya" ucap sang Ayah pada putrinya.

"Bapak kurang apa sama kamu? (Kamu) sudah Bapak rawat, Bapak lakukan ini-itu, ternyata malah mainnya di hotel," ucap sang ayah.

"Masyallah, percuma kamu Bapak suruh salat," ungkap ayah tersebut dalam video yang didapatkan oleh Tribunnewswiki.com pada Sabtu, (27/6/2020).

Dua remaja tersebut hanya terdiam tanpa perlawanan saat para penggerebek menemui mereka dan memarahinya.

Hingga artikel ini diunggah, Tribunnewswiki belum mendapat informasi lengkap mengenai kasus tersebut.

Orang tua sudah tahu dan curiga terhadap gelagat tak biasa dari anaknya

Lagi Berduaan dalam Kamar Kos Bersama SPG Cantik, Bos Perusahaan di Kupang Digerebek Istri. (TRIBUNMEDAN)

Atas peristiwa tersebut, dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Uun Zulfiana, S.Psi., M.Psi,. memberikan tanggapannya.

Seperti yang dikutip dari Tribunnews.com, Uun mengatakan bahwa orangtua sebenarnya sudah curiga terhadap gelagat yang tak biasa dari anaknya.

Uun memaklumi jika ayah dalam video tersebut panik dan meluapkan amarahnya ketika mengetahui putri tersayang melakukan tindakan asusila.

"Yang dilakukan orang tua, mungkin yang namanya orang sedang panik, terkadang kan mikirnya nggak panjang, jadi langsung dia mendatangi seperti itu," terang Uun saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (27/6/2020).

"Namanya orang marah, panik, itu biasanya berpikirnya kurang jernih," lanjut Uun.

Menurut Uun, sang ayah memang tampak begitu marah dan kecewa melihat apa yang dilakukan anaknya.

Namun, ia meyakini, sang ayah tersebut tak menginginkan penggerebekan yang dilakukannya menjadi viral seperti saat ini.

"Saya melihat dari sisi bapak itu juga marah, kecewa, tapi di sisi lain mungkin dia tidak menginginkan untuk diekspos sampai viral begini," beber Uun.

"Tapi saya memahami, orang yang panik, kecewa, itu pasti akan melakukan hal-hal yang spontanitas dan mikirnya tidak terlalu panjang," tambahnya.

Anak perlu mendapatkan dukungan dan lingkungan keluarga yang baik

Uun menilai anak yang digerebek tersebut berada dalam lingkungan keluarga yang bagus dan peduli terhadapnya.

Diterangkan Uun, hal tersebut tampak dalam ucapan sang ayah ketika memarahi anaknya.

"Dari kata-katanya, sebenarnya orang tua ini telah care, secara dukungan, anak ini sebenarnya berada di keluarga yang cukup baik," terang Uun.

"Artinya, secara religi, bapaknya mendoakan, salat, dan sebagainya, sepertinya dia dalam lingkungan keluarga yang bagus," ucap Uun.

Tak hanya di rumah, orangtua perlu perhatikan lingkungan sosial anak

Uun menyebutkan, terkadang sejumlah orang tua hanya fokus mendidik anak dengan baik hanya di lingkungan dalam rumah saja.

Akan tetapi, orangtua kerap melupakan lingkungan sosial anak yang begitu luas.

Ke depannya, menurut Uun, para orangtua perlu memperhatikan lagi lingkungan sosial anak-anak mereka agar kasus serupa tidak terulang.

"Saya agak menggarisbawahi hal lain, orang tua terkadang lupa bahwa ada sisi lingkungan sosial yang luas, inilah yang terkadang orang tua kurang bisa meng-cover," kata Uun.

"Itu juga menjadi PR untuk ke depannya, artinya untuk orang tua yang lain, jangan fokus hanya mendidik anak dengan baik di dalam rumah saja, tetapi kita juga perlu untuk tahu anak kita ini tinggal di lingkungan yang seperti apa, kawan-kawannya seperti apa," sambung Uun.

Pentingnya komunikasi yang baik antara orangtua dengan anak

Uun menambahkan, orangtua harus memberikan perhatian lebih ketika anak-anak sudah menginjak usia remaja.

Menurut Uun, pada masa tersebut remaja cenderung lebih mempercayai perkataan teman-temannya.

Remaja biasanya menganggap orangtua mereka memiliki pemikiran yang terkesan kolot.

Apalagi, jika sejak awal komunikasi kurang terbangun dengan baik di antara anak dan orang tua.

Uun mengatakan, jika komunikasi antara orang tua dan anak terlalu dibatasi, maka akan membuat anak tidak berani mengungkapkan apa yang ia rasakan pada orang tuanya.

"Misal orang tuanya ini tidak terlalu terbuka, terkadang di beberapa budaya begitu, ada gap antara anak dan orang tua dengan dalih bahwa anak itu ya secara strata di bawah orang tua," jelas Uun.

"Mungkin iya secara etika, tapi perlu ditekankan juga kalau kita terlalu membatasi hubungan atau komunikasi antara orang tua dan anak, ini juga menjadi bumerang tersendiri sehingga anak gak berani mengungkapkan apapun yang dia rasakan ke orang tua," terangnya.

"Yang penting adalah komunikasi antara anak dan orang tua itu harus mulai terjalin dengan baik sejak kecil," sambung Uun.

Orangtua perlu waspadai lingkungan sosial anak

Ilustrasi para remaja dengan ponselnya. (intisari.grid.id/Los Angeles Times)

Lebih lanjut, Uun menekankan bahwa orang tua perlu mengerti bahwa anak mempunyai lingkungan yang jauh lebih besar daripada keluarga.

Untuk itu, Uun menyarankan orang tua para remaja untuk lebih waspada pada lingkungan pergaulan anak yang begitu luas.

"Saya rasa orang tua sekarang harus agak aware bahwa lingkungan anak ini sangat luas," jelas Uun.

"Apalagi zaman media sosial ya," kata Uun.

Uun menambahkan, ada baiknya orang tua memiliki media sosial untuk memantau anak-anak mereka.

Ia menilai, hal itu bisa mengurangi kemungkinan orang tua kecolongan.

"Saya juga agak salute dengan orang tua yang punya media sosial, jika diperlukan untuk memantau anak biar kecolongannya nggak jauh-jauh," kata Uun.

Baca: Bermain Game Selama 22 Jam dalam Sehari saat Lockdown, Remaja ini Alami Stroke Otak dan Kelumpuhan

Baca: Kronologi Remaja di Palembang Sengaja Begal Kakak Hingga Tewas: Uangnya Saya Pakai untuk Beli Sabu

(TRIBUNNEWSWIKI/Niken/Magi, TRIBUNNEWS/Widyadewi Metta)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rayakan Ulang Tahun dengan Pesta Seks di Kamar Hotel, 37 Pasangan ABG Diamankan Beserta Kondom dan Obat Kuat" dan di Tribunnews.com dengan judul "Viral Ayah Gerebek Anak Berduaan di Hotel, Psikolog: Lingkungan Sosial Anak Perlu Diperhatikan

 


Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer