Johannesburg dan Pretoria, yang termasuk provinsi terpadat di Afrika Selatan, tengah mempersiapkan 1,5 juta kuburan, seperti diberitakan Forbes, Rabu (9/7/2020) waktu EDT.
Lahan itu disiapkan untuk penguburan masal ketika kasus Covid-19 pada nantinya meningkat pesat.
Hal itu disampaikan langsung oleh Perwakilan Kesehatan di Dewan Eksekutif Provinsi Gauteng, Bandile Masuku.
Kendati telah menyiapkan kuburan, ia mewanti-wanti agar tak sampai digunakan.
Memang kasus kematian akibat virus corona di Afrika Selatan sedang meningkat tajam.
Baca: Seorang Balita 2 Tahun Diduga Diperkosa dalam Ruang Isolasi Covid-19 di Afrika Selatan
Baca: Penerapan Lockdown di Afrika Selatan: Kasus Penjarahan, Pencurian, dan Kekerasan Menguat
Afrika Selatan menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak di Benua Afrika.
Tapi Masuku mengatakan dalam sebuah wawancara, gelombang Coronavirus masih akan menyerang Afrika.
Dia memperkirakan lonjakan saat ini akan terus memburuk hingga pertengahan Agustus.
Menurutnya, dampak dari lonjakan itu bisa ditangani dengan penambahan pembatasan sosial.
Jika upaya itu tidak membuahkan hasil, skenario terburuk adalah menggunakan lahan kuburan yang sudah disiapkan.
Pasalnya, lonjakan kasus yang terus meningkat pasti akan sebanding dengan jumlah kematian yang turut meningkat.
Apalagi jika mengingat kemampuan medis di sana.
Dalam skenario paling dihindari itu, Masuku menyebut korban Covid-19 tak akan mendapat batu nisan individual.
Hanya akan ada satu batu nisan untuk sejumlah korban meninggal.
Baca: Penerapan Lockdown di Afrika Selatan: Kasus Penjarahan, Pencurian, dan Kekerasan Menguat
Sejauh ini, total kasus meninggal akibat virus corona di Afrika Selatan mencapai 3.502 orang (hingga berita ini ditulis).
Meski kondisi masih dikatakan buruk, Afrika Selatan sudah mulai melonggarkan pembatasan sosial.
Saat ini, pembukaan 'new normal' versi Afrika Selatan berada pada level 3.
Pada level ini, mereka mulai mengurangi pembatasan di restoran, kasino, dan bioskop.
Langkah itu tetap dibarengi upaya penanganan medis.