Sejauh ini belum ada tanda-tanda kasus covid-19 di Jawa Timur, terutama area Surabaya akan menurun.
Tak kunjung membaiknya situasi Covid-19 di Jawa Timur pun membuat Presiden Jokowi memberi "ultimatum" beberapa waktu lalu.
Sehingga, Jawa Timur dan khususya Surabaya raya menjadi perhatian pemerintah pusat saat ini.
Meski demikian, rencana besar lainnya sudah harus disiapkan agar Jawa Timur tetap sanggup menurunkan kasus Virus Corona.
Terkait hal tersebut, pihak Kepolisian rupanya sudah menyiapkan rencana besar adai Jawa Timur atau Surabaya gagal penuhi ekspektasi dari Presiden Jokowi.
Diketahui saat ini Kapolda Jatim, Irjen Pol M Fadil Imran mewacanakan empat konsep rencana besar untuk tekan angka persebaran Covid-19 di kawasan Surabaya Raya.
Baca: Berkali-kali Remehkan Virus Corona, Presiden Brasil Positif Covid-19, Berikut Rekam Jejaknya
Baca: UNS Surakarta Berikan Bantuan Keringanan Biaya UKT Bagi Mahasiswa di Tengah Covid-19
Empat konsep tersebut diyakini akan bisa menekan laju Covid-19.
Empat konsep dari paparan Kapolda Jatim Irjen Pol M Fadil Imran yakni :
- Plan A: new normal.
- Plan B: Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Surabaya Raya 1 bulan.
- Plan C: lockdown kelurahan/kec sesuai radius.
- Plan D: PSBB kelurahan/kecamatan 14 hari.
Empat konsep besar tersebut ditampilkan dalam bidang konsep kartesius yang dibatasi dua jenis garis vertikal (X) dan horizontal (Y), yang saling berseberangan.
Garis vertikal (X) sebagai indikator epidemiologi.
Sedangkan, garis horizontal (Y) sebagai indikator kesadaran masyarakat.
Empat konsep tersebut dipaparkan dalam forum analisis dan evaluasi penanganan covid-19 bersama Forkopimda Pemprov Jatim di Gedung Mahameru Mapolda Jatim, Senin (6/7/2020) malam.
Menurut Kapolda Jatim M Fadil Imran, jika hasil analisis epidemiologi semakin membaik, dan seiring pula dengan meningkatnya tingkat partisipasi masyarakat, maka Plan A, akan sangat memungkinkan untuk dilaksanakan.
Namun, seandainya, dalam suatu survei menunjukkan peningkatan partisipasi masyarakat, namun tak dibarengi dengan epidemiologi yang baik pula, maka, pilihan plan B dengan melakukan PSBB Surabaya Raya selama 1 bulan, sangat mungkin dilakukan.
Baca: Selama Pandemi Covid-19, Jawa Timur Gratiskan SPP SMA dan SMK Negeri, Swasta Diberi Potongan Biaya
Baca: Kalahkan Jakarta dan Jawa Timur, Sulsel Jadi Provinsi dengan Tambahan Kasus Baru Covid-19 Tertinggi
Seandainya, kedua indikator tersebut tampak rendah, bukan mustahil menerapkan Plan C.
Plan C dengan bentuk PSBB secara ketat di tingkat kecamatan ataupun kelurahan, akan dilakukan.
"Jadi ini tidak mematikan sektor perekonomian masyarakat."
"Tapi titik terjadinya episentrum lockdown lokal, istilahnya, ditingkat terparah," kata Jenderal bintang dua ini.
Terakhir, apabila kesadaran masyarakat terpantau menurun atau kurang, dan angka indikator epidemiologi membaik.
Maka, Plan D, pembatasan masyarakat ditingkat kelurahan atau kecamatan selama 14 hari, mungkin bisa dilakukan.
"Ini skenario yang bisa dimanfaatkan."
"Tapi kalau ada skenario lain monggo bisa didiskusikan," jelas Fadil Imran
Kapolda Jatim M Fadil Imran berharap Forkopimda di tingkat kabupaten dan kota di Surabaya Raya untuk menelaah empat konsep itu sebagai siasat menekan angka penularan covid-19 yang cenderung tinggi.
Sekaligus menjadi skenario terburuk, seandainya, hingga deadline tantangan Presiden Jokowi; dua pekan turunkan angka penularan covid-19, tak kesampaian.
"Siap-siap akan laksanakan plan A, B, C, D.
Tapi selain itu hanya untuk memotivasi pada hadirin sekalian.
Tapi pak kapolres untuk menyiapkan plan ini, agar kasus ini dapat dikendalikan," ungkap Kapolda Jatim Fadil Imran.
"Silakan dirembukkan mengenai edukasi dan sosialisasi, kemudian preventif, dan kuratif seperti yang sudah saya sampaikan, sampai dengan upaya upaya penegakkan hukum," pungkas anak buah Idham Azis ini.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo meminta agar dalam waktu dua minggu ini kasus covid-19 di Jawa Timur bisa diturunkan
Hal itu ditegaskan Presiden Joko Widodo saat rakor virtual dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 se Jatim saat kunjungan kerja di Gedung Negara Grahadi, Kamis (25/6/2020) kemarin.
“Angka positif yang terkena covid-19 di Jatim ada 183 yang bertambah kemarin, ini terbanyak di Indonesia, hati hati ini terbanyak di Indonesia.
Tapi juga yang menumbuhkan optimisme kita angka kesembuhan juga berada di posisi yang lumayan yaitu 31 persen,” ujar Presiden Joko Widodo.
Baca: Doni Monardo Ungkap Penyebab Kasus Positif Covid-19 Terus Meningkat di Jawa Timur
Baca: Rapid Test Gratis Bagi Peserta UTBK-SBMPTN 2020 di Surabaya, Simak Syarat dan Cara Mendapatkannya
Artinya, dua pekan deadline tersebut akan berakhir pada Kamis (9/7/2020) mendatang.
Sementara itu, berdasarkan laporan data pada akun Twitter @BNPB_Indonesia, Senin (6/7/2020) sore, tercatat ada 1.209 kasus baru.
Sehingga total kasus Virus Corona di Indonesia menjadi 64.958 orang.
Untuk jumlah pasien yang sembuh bertambah sebanyak 814 orang. Total pasien sembuh yakni 29.919 orang.
Sedangkan 3.241 pasien positif Virus Corona dilaporkan meninggal dunia.
Jumlah tersebut bertambah 70 dari pengumuman di hari sebelumnya.
Penyebaran Virus Corona di Indonesia ini tersebar dalam 34 provinsi di Indonesia.
Per hari ini, Jawa Timur mencatat kasus baru terbanyak dengan jumlah penambahan 308, sehingga total ada 14.321 kasus.
Pemerintah menyatakan bahwa penularan virus corona masih terjadi di masyarakat hingga saat ini, Rabu (8/7/2020).
Masih adanya penularan itu menyebabkan kasus Covid-19 di Indonesia kembali bertambah.
Informasi terbaru ini disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers dari Graha BNPB pada Rabu Sore.
Berdasarkan data pemerintah hingga Rabu pukul 12.00 WIB, ada penambahan 1.863 kasus baru dalam 24 jam.
Penambahan itu menyebabkan kini ada 68.079 kasus Covid-19 di Indonesia, terhitung sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.
"Kami dapatkan kasus konfirmasi positif sebanyak 1.863 orang. sehingga total menjadi 68.079 orang " ujar Yurianto.
Data dalam periode yang sama juga memperlihatkan ada penambahan 800 pasien Covid-19 yang sembuh.
Mereka dinyatakan sembuh setelah pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR) memperlihatkan hasil negatif virus corona.
Dengan demikian, saat ini ada 31.585 pasien yang dinyatakan sembuh dan tak lagi terinfeksi virus corona.
Akan tetapi, Yurianto juga menyampaikan kabar duka dengan masih adanya penambahan pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
Pada periode 7 -8 Juli 2020, ada penambahan 50 pasien Covid-19 yang tutup usia. "Sehingga totalnya menjadi 3.359 orang," kata Achmad Yurianto.
Sebagian artikel tayang di Tribunjatim dengan judul 4 Rencana Besar Kapolda Jatim Jika Gagal Penuhi Deadline Tekan Kasus Covid-19, Lockdown-PSBB 1 Bulan.