Donald Trump Tuduh Demokrat Ambil Keuntungan Politik dari Penutupan Sekolah selama Covid-19

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS, Donald Trump, tersenyum saat akan menyampaikan pidato pembukaan pada Upacara Wisuda Akademi Militer AS 2020 di West Point, New York, 13 Juni 2020.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Donald Trump menuduh partai Demokrat mendapatkan keuntungan politik atas penutupan sekolah di Amerika Serikat selama Covid-19.

Trump mengklaim bahwa Partai Demokrat ingin sekolah ditutup karena alasan politik, dalam diskusi di Gedung Putih, dilansir AP, Selasa (7/7/2020).

Sebelumnya Trump sempat mengeluarkan pernyataan senada melalui Twitter:

"Koruptor Joe Biden dan Partai Demokrat tidak ingin membuka sekolah pada musim gugur karena alasan politik, bukan alasan kesehatan!," katanya.

"Mereka pikir itu akan membantunya pada November nanti (Pilpres)? Salah, orang-orang mengetahuinya," kata Trump.

Dalam tuduhannya, Trump tidak memberikan bukti mendasar.

Ini yang kemudian dikritik oleh para ahli kesehatan bahwa konflik politik ini justru semakin memperkeruh masalah.

Baca: Presiden AS Donald Trump Desak Para Pemimpin Negara Bagian untuk Membuka Kembali Sekolah

Trump juga mempertanyakan dukungan Joe Biden kepada sejumlah organisasi guru yang merupakan pendukung politik Demokrat.

Kandidat calon Demokrat ini ditantang Trump apakah berkomitmen untuk membantu orang tua dengan mengembalikan anak-anak ke sekolah.

"Apakah anda (Biden) akan memihak pimpinan serikat yang ingin sekolah terus ditutup atau (memihak) orang tua yang ingin anak-anak mereka terus belajar?" tantang Trump kepada Biden.

Di Twitter, Biden membuat pernyataan:

"Orang-orang datang dari seluruh dunia ke negara ini dengan optimisme dan tekad yang tak pernah berhenti untuk masa depan," tweet Biden.

"Mereka belajar di sini, berinovasi di sini, mereka menjadikan Amerika seperti sekarang ini," tambah Biden.

"Donald Trump tidak tahu sesuatu - kita membutuhkan presiden (baru) yang (bisa) melakukan itu semua," katanya.

Tanggapan Ahli

Jennifer Nuzzo, ahli Epidemiologi yang bekerja di Testing Insight Initiative, Johns Hopkins University menyebut Trump bermasalah dengan klaim tersebut.

Trump dianggap mempolitisasi masalah kesehatan dan pendidikan di AS.

"Saat anda mengupayakan cara-cara hanya untuk politik dan agar terpilih kembali, saya pikir itu jelas merupakan tindakan yang merugikan atas masalah yang penting ini," kata Nuzzo dalam wawancara untuk Associated Press.

"Ini jelas justru mengalihkan perhatian dari apa yang kita butuhkan saat ini," tambahnya.

Sebagai informasi, pembukaan institusi pendidikan di AS sedang menjadi perdebatan.

Trump pernah memuji langkah Gubernur negara bagian Florida, Ron DeSantis yang menuruti perintahnya membuka sekolah umum pada musim gugur ini.

Baca: Ingin Segerakan Perdamaian, Korsel Berharap Trump Bisa Berdialog dengan Kim Jong Un November Ini

Foto ini diambil pada 7 Mei 2020. Kampus Universitas Georgetown terlihat hampir kosong karena kelas dibatalkan akibat pandemi coronavirus, di Washington, DC. (SAUL LOEB / AFP)

Di lain hal, Trump mengkritik Universitas Harvard yang mengeluarkan kebijakan kuliah daring pada musim gugur.

"Saya pikir konyol, padahal jalan keluarnya mudah, ya mereka seharusnya malu dengan diri mereka sendiri, jika kalian ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi," kata Trump kepada para hadirin dalam diskusi di Gedung Putih.

Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah mengirimkan sinyal keputusan atas masalah ini.

Organisasi ini mengatakan bahwa siswa harus kembali ke sekolah tetapi juga perlu mempertimbangkan alternatif pembelajaran virtual untuk mengurangi risiko penyebaran virus.

Robert Redfield mencatat bahwa infeksi Covid-19 cenderung rendah pada anak muda.

Bicara di depan Trump, direktur organisasi ini mengatakan bahwa lebih baik bagi siswa untuk kembali ke sekolah daripada di rumah.

Ia menegaskan bahwa risiko terbesar justru penularan dari anak-anak ke populasi yang lebih rentan.

Redfield menegaskan pihaknya akan mendorong semua sekolah untuk membuka dan memulai kembali aktivitas pelajaran.

Menurutnya, langkah ini dilakukan dengan meminimalkan penyebaran virus corona bersamaan dengan pemberian akses layanan sekolah bagi siswa.

"Jelas risiko yang lebih besar bagi kita saat ini adalah menutup sekolah-sekolah," kata Redfield.

"Tentu akan membuat sedih kita semua saat ada distrik sekolah yang sudah melihat panduan kami tetapi tidak membuka kembali" tambahnya.

Sebagai informasi, pedoman CDC mengimbau agar siswa dan guru menggunakan masker, memberi jarak meja, jadwal, makan di kelas, dan pembatas di wastafel kamar mandi.

Trump menyebut bahwa penutupan sekolah di AS selama ini terjadi bukan karena risiko pandemi, tetapi karena alasan politik.

"Mereka pikir akan dapat keuntungan secara politis, sehingga sekolah ditutup," kata Trump dalam pertemuan diskusi yang membahas rencana pembukaan kembali sekolah.

Pembukaan kembali sekolah menurut Trump menjadi hal yang ditekankan kepada pimpinan negara bagian.

"Kami akan menekan gubernur dan semua otoritas untuk membuka kembali sekolah," jelasnya.

Diketahui Gedung Putih menyelenggarakan pertemuan bersama para otoritas kesehatan dan pendidikan dari seluruh negara bagian di AS.

Baca: Merasa Hanya Jadi Alat Politik AS, Korea Utara Tolak Dialog dengan Donald Trump: Tidak Ada Negosiasi

Presiden AS Donald Trump berbicara selama pengarahan harian tentang virus corona baru, COVID-19, di Taman Mawar Gedung Putih pada 15 April 2020, di Washington, DC. (Mandel NGAN / AFP)

Sejumlah otoritas negara bagian menyatakan siap membuka kembali sekolah pada musim gugur ini dengan cara yang aman.

Mereka yang setuju berpendapat bahwa risiko menjaga siswa di rumah lebih besar terkait Covid-19.

Menurut mereka siswa memerlukan akses dalam program makanan dan layanan kesehatan mental.

Trump menegaskan tetap akan membuka sekolah-sekolah di AS.

"Kami ingin membuka kembali sekolah-sekolah," katanya.

"Semua orang menginginkannya. Para ibu, ayah, anak menginginkannya. Sudah waktunya untuk melakukan itu," terangnya.

Baca: Angka Kasus Covid-19 di AS Meningkat Tajam, Donald Trump Ungkap Semakin Marah Pada China

Presiden AS Donald Trump berbicara tentang COVID-19 di Kantor Oval Gedung Putih di Washington, DC, 6 Mei 2020. (SAUL LOEB / AFP)

Namun, pernyataan Trump tersebut mendapat keraguan dari sejumlah kelompok di luar pertemuan Gedung Putih.

Misalnya Presiden Asosiasi Pendidikan Nasional menyebut Trump hanya ingin meningkatkan elektabilitasnya jelang Pilpres November 2020 daripada menjaga kesehatan siswa.

Lily Eskelsen Garcia, pemimpin serikat pendidikan terbesar di AS menyebut Trump tidak sanggup memahami kondisi di AS.

"Ia terbukti tak mampu memahami bahwa banyak orang saat ini sedang sakit, lebih dari 130.000 warga AS meninggal, " katanya.

"Para pengajar pasti ingin kembali ke ruang kelas, tetapi kita semua musti melakukannya dengan cara-cara yang aman untuk siswa, pengajar, dan juga masyarakat," terangnya.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)



Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer