Sebelumnya, ia mendaki bersama keempat temannya.
Namun, Afrizal kemudian hilang selama 31 jam dan ditemukan di tempat yang cukup jauh dari tendanya.
Afrizal mengaku tak ingat apapun sampai bisa berpindah tempat.
Kawan-kawannya terakhir melihat Afrizal pada Sabtu (4/7/2020) pukul 02.00 WIB.
Akhirnya warga menemukan korban pada Minggu (5/7/2020) pukul 09.00 WIB.
Ke mana dan apa yang dilakukan selama 31 jam?
Afrizal dan teman-temannya mulai mendaki pada hari Jumat (3/7/2020).
Sampai di pos tiga, mereka memutuskan mendirikan tenda untuk beristirahat.
Di hari itu, setelah tenda berdiri, mereka makan dan begadang sampai dini hari.
Baca: Pendaki Hilang di Gunung Guntur, Ditemukan Jauh dari Tenda dalam Keadaan Telanjang
Baca: Rinjani Siapkan Protokol Pendakian saat New Normal, Jalur Baru akan Dibuka
Hal tersebut disampaikan Kapolsek Tarogong Kaler, Iptu Masrokan, berdasarkan keterangan keempat kawan korban.
"Setelah bangun tenda, makan mereka katanya ngobrol sampai jam 2 pagi," kata Masrokan.
Ditunggu sampai siang Sabtu pukul 05.00 WIB, salah satu kawan korban sudah bangun dan tak melihat Afrizal di tenda.
Mereka pun sempat mencari sampai siang namun tak ada hasil.
"Mereka sempat menunggu korban sampai sekitar jam 11 siang, setelah itu keempat temannya memutuskan turun ke pos 1 dan menunggu di pos 1," kata dia.
Sampai di pos 1, mereka masih menunggu sampai sore hari, tetapi tetap saja Afrizal tak juga datang.
Mereka pun memutuskan pulang dan melaporkan kejadian kepada keluarga korban.
Pencarian berlanjut pada Minggu (5/7/2020) oleh tim gabungan Basarnas, TNI-Polri, BPBD dan masyarakat sekitar, termasuk penjaga parkir bernama Entis.
Entis mengaku, dirinya naik ke Gunung Guntur sejak pukul 06.00 pagi melalui jalur pendakian yang berbeda dengan tim pencarian yang lain.
Ternyata dari jalur itulah Entis menemukan Afrizal yang sudah lemas di dekat batu besar, tak jauh dari sumber air yang dikenal dengan nama Cikole.
Baca: Seorang Pendaki Dikabarkan Hilang dari Gunung Buthak, Sempat Alami Kesurupan
Baca: Pemerintah Nepal Tutup Jalur Pendakian Gunung Everest, Mata Pencaharian Warga Lokal Terancam
"Saya tawasul, berserah diri karena semuanya. bagaimana Allah, setelah itu saya teriak-teriak panggil nama korban dan Alhamdulillah ada jawaban," katanya.
Dari pengakuan korban, menurut Entis sebenarnya korban bisa melihat orang lain dari tempatnya.
Namun, anehnya dia tidak bisa memanggilnya dan orang yang dilihatnya pun tidak bisa melihat dan mendengar korban.
Entis sendiri merasa terpanggil untuk ikut melakukan pencarian korban sebagai bentuk tanggung jawab karena selama ini dirinya ikut mengais rejeki dari para pendaki.
Entis khawatir, jika korban hilang dan tidak ditemukan, Gunung Guntur ditutup.
Anehnya, Afrizal saat ditemukan pukul 09.00 WIB hanya bercelana dalam. Entis pun lalu memberikannya pakaian.
"Kata korban, dia tidak tahu kenapa bisa sampai ada disitu, dia hanya ingat sedang tidur dalam tenda sama temannya," katanya.
"10 tahun lalu pernah kejadian seperti ini, ketemu setelah 4 hari, sama kondisinya saat ditemukan juga telanjang," katanya.
Mereka kemudian turun gunung dan segera diantar warga pulang ke rumahnya di Kecamatan Cilawu.
Baca: Terkuak, Inilah Penyebab Ratusan Pendaki Tewas di Zona Kematian Menuju Puncak Everest
Baca: Ingin Mendaki Gunung Lawu? Ini Tiga Jalur Resmi Pendakian Gunung Lawu
Komandan Koramil Tarogong, Kapten Inf Dedi Saefulloh mengungkapkan korban ditemukan sekitar pukul 09.00 WIB.
Beberapa waktu kemudian, tim lain baru mengetahui bahwa Afrizal sudah ditemukan.
Danramil kemudian berkoordinasi dengan Koramil Cilawu untuk mengecek apakah korban sudah sampai rumah.
"Kita koordinasi dengan Koramil Cilawu untuk mengecek korban di rumahnya, ternyata memang sudah ada di rumah," kata Dedi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Misteri 31 Jam Pendaki Hilang di Gunung Guntur, Ditemukan Nyaris Telanjang di Sumber Mata Air oleh Penjaga Parkir"