Mengenal Senyawa Eucalytol di Kalung Aromaterapi, Diklaim Bisa Tangkal Virus Corona

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prototipe antivirus corona eucalyptus oleh Kementan. Senyawa Eucalytol di eucalyptus diklaim bisa menangkal infeksi corona.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) berencana memproduksi kalung aromaterapi berbahan eucalyptus yang diklaim bisa menangkal virus corona bulan depan.

Namun, Kementan banjir kritikan karena kalung tersebut belum terbukti secara ilmiah bisa mengatasi virus corona.

Meski dikritik dan menuai kontroversi, Kementan optimistis eucalyptus yang dibuat dengan teknologi nano ini mampu mengatasi virus corona karena mengandung senyawa eucalyptol.

Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry mengatakan, penelitian menunjukkan eucalyptol ini berpotensi mengikat protein Mpro sehingga menghambat replikasi virus.

"Manfaat tersebut dapat terjadi karena 1,8 cineol dari eucalyptus disebut eucalyptol dapat berinteraksi dengan transient receptor potential ion chanel yang terletak di saluran pernapasan,” kata Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry, Sabtu (4/7/2020).

Lantas apa sebenarnya senyawa eucalyptol yang ada dalam kandungan eucalyptus ini?

Mengenal eucalyptol

Eucalyptol merupakan monoterpen yang ditemukan secara alami pada banyak tanaman aromatik.

Melansir dari Chemical Book, nama eucalyptol merujuk dari keberadaannya dalam minyak esensial Eucalyptus globulus dan Melaleuca leucadendron L.

Pada tanaman seperti minyak kayu putih, eucalyptol menjadi komponen utama di mana 85 persennya merupakan senyawa tersebut.

Baca: Belum Memiliki Dasar Penelitian Meyakinkan, IDI Tak Yakin Kalung Kementan Bisa Tangkal Virus Corona

Baca: Banjir Kritik terkait Produk Kalung Antivirus Corona di Sosial Media, Kementan Beri Klarifikasi Ini

Ilustrasi minyak eucalyptus yang diklaim bisa menangkal virus corona (Draxe.com)

Eucalyptus polibrac, juga dilaporkan mengandung hingga 91 persen eucalyptol.

Eucalyptol merupakan cairan tak berwarna dengan bau khas dengan rasa segar dan menyengat yang secara eksklusif diperoleh dengan cara isolasi minyak esensial.

Beberapa tanaman lain juga dilaporkan memiliki kandungan ini di antaranya adalah rosemary, daun laurel, clary sage, mur, kapulaga, adas manis bintang, lavender, dan peppermint.

Melansir dari Foodb, eucalyptol diberi status GRAS (Umumnya diakui aman) oleh Asosiasi Produsen Rasa dan Ekstrak (FEMA) pada tahun 1965.

Eucalyptol memiliki struktur kimia C10H18O dan memiliki nama IUPAC 1,3,3-trimethyl-2-oxabicyclo [2.2.2] oktan.

Eucalyptol memiliki beberapa penyebutan sebagaimana dikutip dari Drugs.com di antaranya Eucalyptolum (Latin), Cineol (Jerman), Cinéole (Prancis) serta Cajeputol.

Penggunaan Medis

Melansir dari Buku Medical Toxicology of Natural Substances terbitan John Wiley & Sons, INC penggunaan minyak eucalyptus yang di dalamnya mengandung eucalyptol telah digunakan sejak lama oleh Suku aborigin Australia serta suku asli Brazil. 

Mereka menggunakannya untuk mengatasi masalah pada infeksi saluran pernapasan atas, asma, penyakit karena virus, demam dan infeksi bronkial.

Penggunaan juga ditujukan untuk seseorang yang mengalami diare, sakit gigi, gigitan ular dan lesi pada kulit.

Halaman
12


Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Putradi Pamungkas

Berita Populer