1 Kardus Mie Instan Dihargai Setara dengan Dua Gram Emas, Beginilah Situasi di Pedalaman Papua

Penulis: Haris Chaebar
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustras mie instan di pasar swalayan.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Papua diketahui masih menjadi salah satu wilayah di negara Indonesia yang tertinggal.

Baik secara pembangunan fisik, SDM hingga akses fasilitas umum, masyarakat Papua hingga kini belum mendapatkan apa yang seharusnya didapat.

Selain itu, sulitnya medan dan panjangnya rantai distribusi barang/jasa menuju dan dari Papua juga masih menjadi kendala hingga kini.

Sehingga, harga-harga komoditi di Papua bisa sangat melonjak tajam dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.

Misalnya, untuk membeli sebungkus mie instan pun, di Papua perlu mengeluarkan kocek yang tentunya lumayan dalam jika dibandingkan dengan warga Indonesia di daerah lain.

Harga satu dus mie instan di Korowai, Maining, Pegunungan Bintang, Kawinggon, Papua bisa mencapai Rp 1 juta.

Padahal, mie instan diketahui menjadi makanan yang mendunia, mudah dibeli dan relatih terjangkau.

Namun, di Papua harga untuk satu dus mie instan ternayta bisa senilai seharga harga dua gram emas.

Baca: Tak Jadi Banding Ke PTUN, Jokowi Terima Divonis Bersalah karena Batasi Akses Internet di Papua

Baca: Divonis Melanggar Hukum atas Pemblokiran Internet di Papua, Jokowi Ajukan Banding ke PTUN

"Mie instan satu karton kalau ditukar dengan emas itu, dua gram, satu karton Rp 1 juta, satu bungkus Rp 25.000," kata salah satu pengelola Koperasi Kawe Senggaup Maining Hengki Yaluwo di Korowai, Rabu (1/7/2020) berjudul Di Pedalaman Pegunungan Bintang Papua, Beras 10 Kilogram Dijual Rp 2 Juta dan Mi Instan Ditukar Emas.

Tingginya harga bahan pangan tersebut terjadi di kawasan tambang emas tradisional di Korowai, tepatnya di Maining 33, Distrik Kawinggon, Kabupaten Pegunungan Bintang.

Wilayah Maining 33 salah satu lokasi tambang rakyat di Korowai, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua. (Antara/Musa Abubar via Kompas.com)

Untuk membeli 10 kilogram beras misalnya, warga harus mengeluarkan dana setara Rp 2 juta.

"Beras 10 kilogram itu emas empat gram, kalau dibeli dengan uang, satu karung itu harganya Rp 2 juta," kata Hengki.

Harga sembako yang lain juga terhitung tinggi.

Satu ikan kaleng berukuran besar dijual seharga Rp 150.000.

Sedangkan untuk ponsel dibanderol seharga 10 gram sampai 25 gram emas.

Wilayah Korowai, Kabupaten Pegunungan Bintang masuk kawasan terisolir dan tertinggal.

Kawasan Korowai diapit lima kabupaten, yakni Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yakuhimo, Kabupaten Asmat, Kabupaten Boven Digooel, dan Kabupaten Mappi.

Walapun diapit lima kabupaten, kawasan tersebut belum pernah tersentuh pembangunan.

Untuk menjangkau wilayah tersebut, warga harus menggunakan helikopter dari Kabupaten Boven Digoel.

Lalu mereka melanjutkan perjalanan menggunakan long boat dari Boven Digoel selama satu hari dan berjalan kaki selama dua hari menuju kawasan tambang Korowai.

Korowai diapit lima kabupaten, yakni Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yakuhimo, Kabupaten Asmat, Kabupaten Boven Digooel, dan Kabupaten Mappi.

Ben Yarik salah satu pemilik dusun Kali Dairam Korowai di Maining 33, mengatakan, suku Korowai adalah penghuni asli kawasan itu.

Aktifitas di Pasar Youtefa, Kota Jayapura, Papua, pada Sabtu (31/08/2019) pagi. (Tribunnews.com)

"Bertahun-tahun pemerintah tidak pernah membangun Korowai, Tuhan yang memberikan hasil emas bagi kami, sehingga kami bisa menambang dan membantu kami," kata Ben.

Ben mengatakan bahwa tambang emas tradisional adalah salah satu mata pencaharian masyarakat setempat.

Ia berharap pemerintah tak menutup penambangan tradisional itu karena kawasan tambang tradisional itu menghidupi ekonomi masyarakat sekitar.

"Kasihan ini, banyak masyarakat tidak lagi diperhatikan dan terus tertinggal. Selagi masih ada emas yang menjamin," ujarnya.

Update Covid-19 di wilayah Indonesia bagian Timur

Pemerintah kembali memperbarui data kasus Covid-19 di Indonesia.

Pengumuman disampaikan oleh juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB Jakarta pada Sabtu (4/7/2020) sore.

Berdasarkan data dalam 24 jam terakhir hingga hari ini, Kamis pukul 12.00 WIB, jumlah kasus secara nasional masih bertambah sejak kasus pasien pertama terinfeksi virus corona diumumkan pada 2 Maret 2020.

Baca: Banjir Kritik terkait Produk Kalung Antivirus Corona di Sosial Media, Kementan Beri Klarifikasi Ini

Baca: Belum Memiliki Dasar Penelitian Meyakinkan, IDI Tak Yakin Kalung Kementan Bisa Tangkal Virus Corona

Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto saat memberikan keterangan di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (2/5/2020).(Dok. BNPB) (Dok. BNPB via Kompas.com)

Jumlah kasus positif dikonfirmasi berdasarkan pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR).

Berikut ini, jumlah kasus Covid-19 hingga hari ini untuk provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat:

Sulawesi Tengah Positif: 191 Sembuh: 161 Meninggal: 6

Sulawesi Utara Positif: 1192 Sembuh: 250 Meninggal: 83

Maluku Positif: 776 Sembuh: 316 Meninggal: 17

Maluku Utara Positif: 953 Sembuh: 123 Meninggal: 32

Papua Positif: 1984 Sembuh: 880 Meninggal: 16

Papua Barat Positif: 253 Sembuh: 171 Meninggal: 4

(Tribunnewswiki.com/Ris)



Penulis: Haris Chaebar
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer