Tak terkecuali di wilayah Kota Bekasi, massa aksi melakukan demo dengan long march dari kantor DPC (dewan pimpinan cabang) PDIP ke Polres Metro Bekasi Kota.
Massa aksi itu menuntut agar pelaku pembakaran bendera partai PDI Perjuangan ditangkap, termasuk dalangnya.
Pihak Ketua DPC PDIP Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan bahwa ada tiga tagline atau poin utama dari kejadian pembakaran bendera PDIP tersebut.
Pertama ialah, proses yang ada dilaksanakan harus sesuai dengan hukum bukan hanya mencari pelaku pembakarannya, akan tetapi aktor intelektualnya.
"Jadi itu saya kira harus di jadi tagline nya mencari aktor intelektual terkait dengan pembakaran dari pada bendera PDIP itu," kata Tri, pada Jumat (26/6/2020) malam, dikutip dari Warta Kota.
Baca: Aktivis 98 dan Politisi PDIP Adian Napitupulu Dipanggil Jokowi ke Istana, Sebab Kritik Erick Thohir?
Tri melanjutkan, yang kedua yakni mempersonifikasikan bahwa partai PDIP sebagai PKI itu tidak benar.
Dirinya menegaskan PDIP itu partai beragama dan paling depan dalam menegakkan Pancasila, dengan Bung Karno sebagai pencetusnya.
"Saya sampaikan bahwa kita orang beragama bahwa kita partai paling terdepan dalam rangka untuk menegakkan Pancasila, itu sudah menjadi dasar kehidupan dan itu sudah bagian dari ajaran Bung Karno.
"Jadi tidak akan pernah PDIP akan menghilangkan Pancasila," ungkap Tri yang juga menjabat sebagai Wakil Wali Kota Bekasi.
Terakhir, Tri meminta agar para kader dan simpatisan PDI Perjuangan Kota Bekasi membuktikan partainya disiplin dan memegang teguh perintah garis partai dalam menyikapsi kasus pembakaran bendera ini.
"Kita buktikan partai kita adalah partai disiplin, kemudian memegang teguh apa yang sudah menjadi perintah garis partai menjadi partai yang tertib terorganisir dan tentunya partai yang terus dekat dengan masyarakat," paparnya.
Baca: Bendera Partainya Dibakar, Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan Meradang
Bendera PDIP Dibakar, Massa PDIP Geruduk Mapolres Metro Jakarta Utara
Pembakaran bendera Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam aksi penolakan Rancangan Undang-undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP) di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pada Kamis (25/6/2020) berbuntut panjang.
Ratusan massa PDI Perjuangan mendatangi Mapolres Metro Jakarta Utara untuk menggelar aksi unjuk rasa pada Jumat (26/6/2020).
Pantauan di lokasi, massa yang datang dalam jumlah banyak.
Mereka memadati jalan depan Mapolres Metro Jakarta Utara.
Tidak ketinggalan para peserta aksi datang dengan membawa bendera PDI Perjuangan lengkap dengan spanduk-spanduk.
“Kami dukung Polri Tegakkan Hukum yang Adil,” tulis sebuah spanduk.
Sebuah mobil komando juga terlihat di depan barisan massa PDI Perjuangan untuk digunakan peserta mengungkapkan tuntutannya.
Aksi unjuk rasa terkait pembakaran bendera PDI Perjuangan yang dilakukan beberapa waktu lalu.
Mereka menuntut penegakan hukum.
Hingga berita ini ditulis, aksi unjuk rasa masih berlangsung.
Arus lalu lintas kendaraan pun tersendat karena banyaknya massa.
Baca: Asal-usul Bendera KKB Papua Bintang Kejora, Ternyata Buatan Belanda dan Dipakai Logo Klub Sepak Bola
Dugaan pembakaran bendera Partai Demokrasi Indonesua Perjuangan (PDIP) dalam aksi penolakan Rancangan Undang-undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP) memicu pertentangan dari kader PDIP.
Termasuk Kader yang tergabung dalam Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Jakarta Selatan.
Terkait hal tersebut, Ketua DPC PDIP Jakarta Selatan, Yuke Yurike bersama perwakilan pengurus tingkat kecamatan menemui Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budi Sartono di Mapolres Jakarta Selatan pada Jumat (26/6/2020).
Yuke yang merupakan Anggota DPRD Provinsi Jakarta itu menjelaskan maksud kedatangannya menemui Kapolres Jakarta Selatan untuk memberikan dukungan kepada Polri.
Hal tersebut dingkapkanya sesuai arahan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri agar taat mematuhi jalur hukum.
"Kami sangat menyakitkan untuk keluarga besar PDIP, khususnya DPC PDIP Jakarta Selatan. Kami hadir kesini sebagai wujud kekecewaan kami atas perbuatan yang seharusnya tidak terjadi, yakni pembakaran bendera PDIP pada Rabu kemarin," kata Yuke ditemui di Mapolres Metro Jakarta Selatan pada Jumat (26/6/2020).
Selain itu, pihaknya menyampaikan tuntutan politik dugaan tindak pidana pembakaran bendera PDI Perjuangan.
"Jadi, kami aksi simpatik dan massage semoga sampai melalui Polres Jakarta Selatan, maupun pihak berwenang untuk mengusut tuntas menyelidiki dan menangkap pelakunya. Karena ini sangat memprovokasi dan dapat memecah belah bangsa, sehingga diharapkan tidak ada kejadian serupa," ujarnya.
Menurut dia, pihaknya tidak membuat laporan karena sesuai arahan dari Kapolres Jakarta Selatan bahwa kejadian pembakaran bendera PDI Perjuangan di wilayah Jakarta Pusat.
Oleh karena itu, DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta akan melaporkan ke Polda Metro Jaya usai Salat Jumat nanti.
"Secara resmi DPD PDIP Jakarta setelah Salat Jumat akan melaporkan dengan badan hukum ke Polda Metro Jaya. Kami akan bergabung kesana bersama jajaran DPD PDIP Jakarta, Fraksi PDIP DPRD Jakarta dan DPC PDIP," ungkap Yuke.
"Ini bentuk aksi kami dan semoga pesan kami bisa segera sampai dan kami percaya hukum bisa ditegakkan dengan adil di Indonesia," jelasnya.
Adapun, Yuke menyampaikan empat poin yang menjadi tuntutan politik PDI Perjuangan Jakarta Selatan, yakni meminta segera mengusut, menangkap serta mengadili para pelaku pembakaran bendera PDIP dan mengusut aktor intelektual dibalik pembakaran bendera PDIP.
Kemudian, Yuke meminta kepolisian menindak tegas ormas-ormas terlarang yang masih beraktifitas di Indonesia dan menindak ormas yang masih menyebarkan ujaran kebencian.
Sebab menurutnya dapat mengancam kehidupan masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi toleransi.
Selanjutnya, meminta Polres Jakarta Selatan memastikan tidak ada lagi aksi pembakaran bendera PDI Perjuangan serta tindakan melawan hukumm lainnya, khususnya di wilayah Jakarta Selatan.
Terakhir, mengajak seluruh elemen masyarakat bersama-sama melawan bentuk ujaran kebencian dari kelompok pemecah belah bangsa dan menghindari upaya politik adu domba.
"Jadi kami siap bersinergi dengan Polres Jakarta Selatan untuk membantu agar tidak ada ormas-ormas yang menyebarkan ujaran kebencian semakin merajalela, khususnya di wilayah Jakarta Selatan," ungkap Yuke.
"Alhamdulillah, Pak Kapolres bersama jajaran menerima kami dengan baik," tutupnya.
Baca: Aktivis 98 dan Politisi PDIP Adian Napitupulu Dipanggil Jokowi ke Istana, Sebab Kritik Erick Thohir?
Baca: Setelah Makan Soto Bersama Puan Maharani, Gibran Gelar Pertemuan Tertutup dengan 15 Tokoh PDIP Solo
Baca: Fakta Ahok Jadi Komisaris Utama Pertamina, Rekam Jejak di Pertambangan hingga Harus Mundur dari PDIP
Baca: Nico Siahaan, Presenter dan Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, Dipanggil KPK Terkait Pencucian Uang