Benarkah Ruam Jadi Pertanda Gejala Covid-19? Ini Penjelasan Ahli

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi menggaruk ruam di kulit

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Inilah hal yang harus diketahui tentang ruam pada pasien Covid-19.

Hasil riset dari Italia yang meneliti 88 pasien positif Covid-19 mendapatkan temuan bahwa ruam pada kulit merupakan salah satu gejala dari penyakit tersebut.

Ahli dermatologi dari New York, Marie Hayag mengungkapkan, virus corona jenis baru juga bisa memicu kemunculan ruam pada kulit.

Hanya saja, membedakan ruam karena infeksi Covid-19 dengan ruam karena penyakit lain bukanlah hal yang mudah.

Ruam akibat infeksi corona ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, seperti memar yang bisa jadi tanda adanya pembekuan di pembuluh darah atau berbentuk jaring.

"Biasanya, ruam muncul di daerah batang tubuh, lengan, dan kaki," tambahnya.

Ilustrasi (pixabay.com)

Kemudian, beberapa pasien Covid-19 juga mengalami lesi ungu atau biru di jari-jari kaki mereka, atau yang terkenal dengan istilah "Covid Toes".

Namun, kemunculan ruam karena infeksi Covid-19 ini memang masih memerlukan penelitian mendalam.

Hingga kini, ruam pada kulit belum terdaftar dalam Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) sebagai gejala umum Covid-19.

"Fakta tersebut tetap menjadi gejala yang harus diwaspadai para medis untuk mencegah kesalahan diagnosis di masa depan," ucapnya.

Baca: Achmad Yurianto: Masyarakat Tak Perlu Pergi ke Mal Jika Tidak Punya Keperluan Mendesak

Baca: Ambil Paksa Jasad Pasien Corona, Pria di Surabaya Ditahan, Istri Hamil Tua Positif Tertular Covid-19

Kasus kesalahan diagnosis ini pernah tercatat dalam penelitian yang diterbitkan di Journal of American Academy of Dermatology.

Kesalahan tersebut terjadi di Thailand, di mana petugas medis mendiagnosis ruam pada pasien Covid-19 sebagai gejala demam berdarah.

Meski ruam pada kulit bisa menjadi pertanda adanya infeksi Covid-19, bukan berarti kita juga terinfeksi virus corona saat mengalami ruam.

Faktanya, ada berbagai hal yang bisa memicu ruam pada kulit, seperti alergi, efek samping obat, dermatitis kontak, dan eksim.

Selain itu, stres juga bisa memicu munculnya ruam.

Ruam dan gatal yang muncul karena stres bisa muncul di bagian tubuh mana saja.

Ruam tersebut biasanya muncul dalam bentuk warna merah, bengkak, dan melepuh.

Kondisi tersebut juga bisa disertai sensasi kesemutan atau terbakar saat menyentuh area yang bermasalah.

Biasanya, ruam karena stres hanya bertahan dalam hitungan hari.

Hayag juga menambahkan, pemakaian hand sanitizer atau terlalu sering mencuci serta memakai sarung tangan juga bisa memicu ruam pada kulit.

Itu sebabnya, kita harus berkonsultasi dengan dokter untuk menemukan penyebab pasti.

Kenali Gejala Palsu Covid-19, Bisa Bikin Orang Sehat Merasa Sakit

Dokter konsulen psikosomatik menjelaskan bagaimana cara mengetahui gejala palsu dari Covid-19 atau hanya psikosomatik lantaran terlalu cemas terhadap virus corona jenis baru tersebut.

Dokter Rudi Putranto, Sp.PD(K)-Psi mengungkapkan, gejala mirip Covid-19 yang berasal dari kecemasan seseorang bisa hilang apabila orang tersebut bisa menenangkan diri dan merelaksasi tubuh.

Dokter Rudi Putranto merupakan dokter dari Divisi Psikosomatik dan Paliatif Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

"Bagaimana cara kita membedakan, kalau ini reaksi tubuh dan kita dapat menyadari itu, istirahat sebentar dan relaksasi maka reaksi tersebut bisa hilang," kata dr Rudi Putranto, Sp.PD(K)-Psi dalam konferensi pers di Graha BNPB Jakarta yang dipantau melalui kanal YouTube, Minggu (21/6/2020).

Baca: CDC Ungkap 3 Gejala Baru Infeksi Virus Corona, Mual dan Hidung Tersumbat

Baca: Inilah 9 Tips Aman Gowes di Jalanan Kota saat Pandemi Virus Corona

Rudi menjelaskan, gejala psikosomatis adalah perubahan psikologis seseorang yang akan mempengaruhi kondisi fisik bila tubuh tidak bisa beradaptasi.

Gangguan ini bisa menyerang pada orang yang sehat kemudian menjadi merasakan seperti sakit, atau orang yang sakit ringan.

Setiap individu yang sudah memiliki gangguan kesehatan bawaan seperti hipertensi dan diabetes pun bisa saja mengalami gejala psikosomatik dan mempengaruhi kesehatannya.

"Psikosomatik bisa memicu penyakit yang sudah ada, bagi yang memiliki darah tinggi bisa menjadi tidak terkontrol, yang memiliki diabetes gula darahnya bisa tidak terkontrol," kata dia.

Pencegahan virus Corona (doktersehat.com)

Gangguan psikosomatik akibat Covid-19 akan terjadi jika seseorang terlalu banyak menerima informasi negatif.

Menurutnya, otak manusia lebih mudah menerima dan menyimpan hal-hal negatif ketimbang hal-hal positif.

"Pada waktu kita mendapat informasi maka otak kita akan mengolah informasi tersebut.

Informasi itu akan menstimulasi hormon stres dan hormon yang lain dan akan merangsang ke organ tubuh," kata dia.

Hormon stres kemudian bisa merangsang organ tubuh lain seperti jantung yang berdetak lebih cepat.

Kemudian, paru-paru menjadi sesak, perut sakit, cepat lelah, merasakan demam padahal suhu tubuh normal, hingga membuat daya tahan tubuh menurun.

Hal itu yang menyebabkan orang lebih mudah terserang penyakit.

Rudi mengimbau masyarakat agar membatasi informasi mengenai Covid-19 sehari hanya dua kali atau tidak lebih dari 30 menit.

Selain itu info yang didapatkan harus dari sumber terpercaya agar membantu memahami permasalahan yang sebenarnya terjadi.

Dengan memahami situasi yang ada, masyarakat bisa melakukan hal-hal pencegahan demi menghindari penularan.

Kemudian, lakukan hobi atau kegiatan favorit atau mendengarkan musik yang menenangkan untuk memperbaiki kesehatan mental.

(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas, Kompas.com/Ariska Puspita Anggraini)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Yang Harus Kita Ketahui tentang Ruam pada Pasien Covid-19"



Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer