Satu di antaranya adalah soal aktivitas berhubungan seks.
Bagi orang-orang yang tidak tinggal bersama dengan pasangannya akan sulit melaksanakan aktivitas seksual mereka.
Serta, keintiman yang berkurang bisa memberi konsekuensi yang tidak diduga-duga.
Bukan hanya hubungan seks atau sentuhan intim dapat lebih buruk ketimbang frustasi.
Dikutip Tribunnewswiki dari Insider via Kompas.com, tiga terapis seks dan psikolog memberikan penjelasan konsekuensi yang mereka lihat pada orang yang tidak menjalankan aktivitas seksual untuk jangka waktu lama.
Baca: Jarang Berhubungan Intim Bisa Buat Miss V Rapat Lagi? Begini Penjelasan dari Ahli
Baca: Berhubungan Intim Kala Pandemi Perlu Gunakan Masker Demi Cegah Penularan Corona, Ini Penjelasannnya
Berdasarkan dari paparan Dr. Rachel Needle, psikolog dan co-director di Modern Sex Therapy Institutes, berhubungan seks bisa mendatangkan manfaat positif untuk kesehatan fisik dan mental seseorang.
Seks membantu kita tidur lebih baik, mengurangi rasa sakit, menurunkan stres, mengurangi kecemasan serta depresi, dan masih banyak lagi.
Needle mengungkapkan, manfaat ini sangat penting sehingga orang yang tak bisa berhubungan seks dapat tetap melakukan masturbasi dan mengalami orgasme.
"Orgasme melepaskan endorfin yang membantu mengurangi stres, setidaknya untuk sementara, dan mengarah pada perasaan positif yang membuat kita lebih bahagia," ujar Needle.
"Bahkan jika kita tidak berhubungan seks dengan pasangan, temukan cara untuk tetap mengalami orgasme agar memperoleh manfaat kesehatan."
Baca: Penyimpangan Seksual, Seorang Pria di Thailand Berhubungan Intim dengan Sandal Jepit Milik Tetangga
Berhubungan seks mempunyai banyak manfaat kesehatan.
Jadi apabila jika kita tidak bisa melakukannya, ada konsekuensi yang akan kita hadapi.
Mereka yang berbulan-bulan tidak merasakan keintiman fisik akan haus akan sentuhan.
Hal ini bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan peningkatan tingkat depresi dan kecemasan.
Dr. Dulcinea Pitagora, psikoterapis dan terapis seks di NYC, menjelaskan pada Insider, kurangnya keintiman seksual akan terjadi efek yang merusak kesehatan mental, emosional, dan fisik.
"Ketika mereka yang ingin berhubungan seks mengalami kurangnya keintiman seksual, akan terjadi efek yang merusak kesehatan mental, emosional, dan fisik yang mengakibatkan berbagai gejala, perasaan terisolasi, rasa tidak aman, dan harga diri rendah."
Baca: Waspada Kebiasaan Sepele Ini Tak Disadari Bisa Bahayakan Organ Intim Wanita
Menurut Pitagora, sebagian orang sulit berubah, dapat kesulitan menemukan kembali seks setelah lama tak berhubungan seks.
Entah itu disebabkan oleh karantina maupun hal lainnya.
"Saya menggunakan kata 'menemukan kembali', alih-alih 'kembali menuju' karena bisa saja tidak ada kehidupan seks yang sama seperti masa sebelum karantina," ujar Pitagora.
"Mereka bisa mengalami pertumbuhan dan pencarian jati diri, dan lewat introspeksi mereka menemukan cara berpikir baru tentang seksualitas mereka, dengan siapa mereka ingin berhubungan seks dan bagaimana caranya."
Membayangkan bagaimana kehidupan seks usai karantina terasa mengerikan.
Akan tetapi, Pitagora mengatakan hal tersebut dapat jadi kesempatan untuk seseorang agar berpikir kritis mengenai keinginan dan hasrat seksual mereka.
"Saya katakan, orang bisa mengalami semacam euforia ketika masalah diatasi, dan mereka punya kesempatan untuk mengeksplorasi seksualitas dengan cara yang mungkin telah mereka lakukan sebelumnya," papar dia.