Kasus Covid-19 Terus Melonjak, Jokowi Imbau Pemprov Jatim Tak Buru-buru Terapkan New Normal

Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika meninjau kesiapan penerapan prosedur standar tatanan baru atau new normal pada Selasa, (26/5/2020) pagi di Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Rencananya, sebanyak 340.000 anggota TNI-Polri akan dikerahkan untuk melakukan pengawasan di 1.800 titik obyek keramaian.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kasus Covid-19 di Indonesia saat ini masih terus bertambah di beberapa daerah, salah satunya di Jawa Timur.

Untuk itu, Presiden Joko Widodo meminta agar Pemprov Jawa Timur tidak terburu-buru menerapkan New Normal.

Jokowi meminta gubernur hingga wali kota Jawa Timur sungguh-sungguh mengkaji penerapan fase New Normal di wilayah Jawa Timur.

Ia mengimbau, agar Pemprov Jawa Timur melakukan prakondisi terlebih dahulu sebelum menerapakan New Normal.

Baca: Tito Karnavian Jelaskan Soal Lomba Video New Normal Berhadiah Rp 168 M: Tak Ada Penghamburan Uang

"Apabila ini terkendali dan masuk ke new normal atau masuk ke normal, saya minta juga tahapan-tahapannya diprakondisikan terlebih dahulu. Ada prakondisi untuk menuju ke sana," ujar Presiden Jokowi, seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (25/6/2020).

"Jangan tahu-tahu langsung dibuka tanpa sebuah prakondisi yang baik," lanjut dia.

Jokowi juga memita agar pemerintah Jawa Timur meninjau sektor mana yang memiliki risiko rendah dan membawa dampak ekonomi yang besar apabila dibuka.

Baca: Mahfud MD Sampaikan Pesan Jokowi, Tegur Polri: Aparat Jangan Terlalu Sensi, Orang Gurau Biarkan Saja

Ia meminta sektor tersebut untuk didahulukan dibuka.

Sementara itu, jika sektor yang berisiko tinggi dan tidak berdampak pada perekonomian dapat dikesampingkan untuk dibuka.

"Sektor mana dulu yang harus dibuka yang menjadi prioritas. Bukan langsung semuanya langsung. Kita memang harus melalui tahapan-tahapan sehingga tadi saya smpaikan gas dan remnya ini harus pas betul," ujar Presiden Jokowi.

"Sektor yang memiliki risiko rendah tentu saja didahulukan, sektor yang memiliki risiko sedang tentu saja dinomorduakan dan sektor yang memiliki sektor tinggi dinomortigakan atau dinomorempatkan," lanjut dia.

Daerah dengan status zona merah di Jawa Timur tersisa 7 Kota/Kabupaten, Madiun masuk zona hijau. (instagram/khofifah.ip)

Dalam kunjungannya ke posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Gedung Grahadi, Surabaya, Kamis (25/6/2020), Presiden Jokowi juga meminta penurunan jumlah kasus Covid-19 di Jawa Timur.

"Saya minta dalam waktu dua minggu ini pengendaliannya betul-betul kita lakukan bersama-sama dan terintegrasi dari semua unit organisasi yang kita miliki di sini," kata Jokowi.

"Baik itu di gugus tugas, baik itu di provinsi, baik itu di kota dan di kabupaten seterusnya sampai ke rumah sakit, kampung, desa, semuanya ikut bersama-sama melakukan manajemen krisis sehingga betul-betul kita bisa mengatasinya dan menurunkan angka positif tadi," sambung dia.

Baca: Zona Merah di Jatim Tersisa 7 Kabupaten/Kota, Madiun 0 Kasus Covid-19 dan Berubah Jadi Zona Hijau

Baca: Kasus Covid-19 Jatim Melonjak Capai 10.092, Tim Gugus Tugas Imbau Masyarakat untuk Berhati-hati

Hal ini dikarenakan wilayah Jawa Timur saat ini menjadi provinsi dengan penambahan kasus harian paling tinggi di Indonesia.

"Ini terbanyak di Indonesia, hati-hati ini terbanyak di Indonesia," kata Jokowi.

Untuk mengatasi hal tersebut, Jokowi minta wilayah aglomerasi harus dijaga dan dikendalikan terlebih dahulu.

"Enggak bisa Surabaya sendiri, enggak bisa. Gresik harus dalam satu manajemen, Sidoarjo harus dalam satu manajemen, dan kota kabupaten yang lain. Karena arus mobilitas itu yang keluar masuk adalah bukan hanya Surabaya, tapi daerah juga ikut berpengaruh terhadap naik dan turunnya angka Covid-19 ini," ucapnya.

(TRIBUNNEWSWIKI/Afitria) (Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim/Ihsanuddin)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jokowi Sarankan Pemprov Jatim Tak Buru-buru Terapkan New Normal



Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Ekarista Rahmawati Putri

Berita Populer