Ditanya Soal Buruknya Kualitas Timnas, Fakhri Husaini Singgung Banyak Klub Hanya Jago Kandang

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelatih kepala Timnas Indonesia U-19, Fakhri Husaini saat ditemui di Stadion Pakansari, Bogor, Sabtu (12/10/2019).

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Fakhri Husaini singgung banyaknya klub Indonesia yang hanya jago kandang.

Menutnya, hal itu juga berimbas kepada kualitas pemain ketika berada di Timnas.

Fakhri mengatakan banyak tim tanah air mudah memetik kemenangan di markas, tapi tak bisa menunjukkan taji ketika berkunjung ke kandang lawan.

Artinya, pemain masih dipengaruhi atmosfer suporter.

"Pertanyaan saya apakah liga kita sudah mampu melahirkan kompetisi yang hasil pertandingannya tidak ditentukan oleh faktor lain selain 11 pemain yang bertanding," kata Fakhri dikutip BolaSport dari Youtube Hanif & Rendy Show.

Pelatih Timnas U-16 Indonesia, Fakhri Husaini dalam laga uji coba melawan Semen Padang U-16 di Stadion Singaperbangsa, Karawang, Jawa Barat, Senin (9/3/2015). (Super Ball/Feri Setiawan)

Baca: Jika Shin Tae-yong Didepak PSSI, Ini Daftar Nama yang Mungkin Jadi Pelatih Timnas Indonesia

Menurut Fakhri, kondisi seperti ini turut mempengaruhi kualitas pemain ketika berada di Timnas.

"Artinya ketika pemain-pemain dari klub ini digabung untuk membentuk sebuah tim nasional yang tangguh, mereka kan tidak terbiasa dengan pertandingan sesungguhnya di klub," tutur Fakhri.

Memang kini Timnas Indonesia tengah disorot berbagai pihak.

Pasalnya, dalam satu dekade terakhir, timnas Indonesia terus menunjukkan penurunan dalam hal prestasi.

Sebagaimana diketahui, timnas Indonesia tengah menempati peringkat ke-173 dalam ranking FIFA.

Posisi timnas Indonesia anjlok dari peringkat 150-an setelah mendapat lima kekalahan dalam Kualifikasi Piala Dunia 2022.

ILUSTRASI - Pemain Tim Nasional Indonesia U22 Saddil Ramdani menggiring bola pada pertandingan persahabatan antara Indonesia U22 vs Myanmar di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Selasa (21/3/2017). Timnas Indonesia U22 kalah dari Myanmar dengan skor 1-3. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Baca: PSSI dan Shin Tae-yong Memanas, Tommy Welly: Pilihan Pelatih Timnas Hanya Dua, Dipecat atau Mundur

Selain itu, tim Garuda juga semakin kalah bersaing dengan rival-rival di Asia Tenggara.

Kini, timnas lain seperti Vietnam, Thailand, hingga Malaysia bisa dengan mudah mengalahkan timnas Indonesia.

Pasukan Merah Putih juga kesulitan untuk berprestasi dalam turnamen-turnamen internasional, bahkan yang levelnya hanya setingkat Asia Tenggara.

Prestasi terbaik timnas Indonesia di tingkat ASEAN dalam 10 tahun terakhir adalah menjadi runner-up Piala AFF 2010 dan 2016.

Fakhri Husaini, menilai bahwa prestasi buruk sepak bola nasional tidak menjadi tanggung jawab PSSI sepenuhnya.

Menurutnya, wajah sepak bola Indonesia kini dibentuk juga oleh stakeholder yang terlibat di seluruh lini sepak bola Tanah Air.

Osvaldo Haay menjadi top score kala kontra Thailand dan Singapura di SEA Games 2019. (Instagram @officialpssi)

Baca: Jalani Debut di Eropa, Bintang Muda Timnas Witan Sulaiman Lampaui Catatan Egy Maulana Vikri

"Sepak bola itu tidak sepenuhnya jadi bebannya PSSI," ucapnya.

"Kalau bicara sepak bola, seluruh stakeholder itu harus ikut bertanggung jawab terhadap prestasi sepak bola nasional."

"Stakeholder sepak bola itu siapa saja, ya pemerintah, wasit, termasuk suporter juga," ujarnya lagi.

Fakhri berpendapat bahwa dalam pelaksanaan sepak bola di Indonesia, hasil pertandingan tidak pernah ditentukan hanya dengan pertarungan 11 versus 11 pemain di tengah lapangan.

Sebagian artikel ini telah tayang di BolaSport.com dengan judul Fakhri Husaini: Buruknya Timnas Indonesia Bukan Salah PSSI Sepenuhnya

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Nur)



Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer