Kepala Perwakilan UNDP Indonesia, Bapak Christophe Bahuet menyerahkan masker tersebut dalam upacara resmi kepada Bapak Febrian A. Ruddyard, Direktur Jenderal Kerjasama Multilateral Kementerian Luar Negeri.
“Bekerja dalam kemitraan sangat penting dalam masa pandemi COVID-19. Untuk Indonesia, UNDP adalah mitra vital untuk mempercepat kemajuan menuju Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs."
"Pandemi ini merupakan kemunduran terhadap pencapaian SDGs, oleh karena itu kita harus meningkatkan kerja sama untuk mengatasi tantangan tersebut, mulai dari respon dini hingga pemulihan."
"Pemerintah Indonesia menyambut baik dukungan UNDP untuk memastikan perlindungan tenaga medis Indonesia”, kata Bapak Kamapradipta Isnomo, Direktur Urusan Sosial-Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang, Kementerian Luar Negeri dalam siaran pers yang diterima Tribunnewswiki.com, Jumat (19/6/2020).
Baca: Bantuan Ventilator PBB Kerjasama UNDP, WHO dan IOM Telah Tiba di Jakarta
Bahuet mengatakan sumbangan masker tersebut adalah bagian dari dukungan komprehensif UNDP untuk Indonesia dalam penanganan pandemi COVID-19.
“UNDP senantiasa bersama rakyat Indonesia selama saat yang kritis dan berbahaya ini,"
"Kita tahu bahwa pandemi ini telah menyebabkan kekurangan pasokan masker. Masker ini adalah bagian dari respons UNDP terhadap COVID-19 di Indonesia,"
"Masker ini akan membantu melindungi personel medis garis depan dalam penanggulangan virus COVID-19, yang karenanya mereka layak mendapatkan kekaguman dan rasa terima kasih dari semua orang”, Kata Bahuet.
Nilai total masker yang dibeli oleh China Soong Ching Ling Foundation adalah 1,2 juta Yuan (sekitar Rp 2,6 miliar atau 183.000 dolar AS). Kedutaan Besar Republik Indonesia dan Kantor UNDP di Tiongkok membantu mengatur pengiriman masker tersebut.
Penyerahan masker tersebut dilakukan beberapa hari setelah tibanya pengiriman ventilator tahap pertama yang diadakan oleh Program Pembangunan PBB (UNDP), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).
Pengiriman ventilator adalah bagian dari upaya bersama oleh tiga organisasi PBB untuk memberikan bantuan kepada Pemerintah Indonesia dalam penanganan COVID-19.
Per 18 Juni ada 43,762 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di Indonesia, dengan 2,239 kematian. Kasus COVID-19 telah dilaporkan di 414 kabupaten di 34 provinsi di Indonesia.
Bantuan Ventilator
Diwartakan sebelumnya, pengiriman ventilator pertama yang diadakan oleh Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) tiba di Jakarta hari ini.
Pengiriman ini adalah bagian dari upaya bersama oleh tiga organisasi PBB untuk memberikan bantuan kepada Pemerintah Indonesia untuk menanggulangi Covid-19.
Bersama-sama, UNDP, WHO dan IOM akan menyediakan total 33 ventilator selama empat minggu dengan perkiraan biaya 762.460 dolar AS.
Berdasarkan rilis yang diterima Tribunnewswiki.com pada Senin (1/6/2020), WHO akan berkontribusi 27 ventilator yang didukung melalui kemitraan dengan Pemerintah Jepang, dan masing-masing tiga dari IOM dan UNDP.
Operasi pengadaan logistik ini dilakukan oleh UNDP.
Pengiriman pertama yang mencakup dua ventilator masing-masing dari WHO dan IOM dan satu dari UNDP — akan diserahkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Ventilator akan dikirim ke fasilitas kesehatan yang sangat membutuhkan di seluruh Indonesia.
“Dampak pandemi COVID-19 di Indonesia membutuhkan dukungan dan kemitraan semua pihak.
Peralatan medis, yang dibeli oleh UNDP sebagai bagian dari inisiatif bersama dengan WHO dan IOM, akan membantu mengatasi salah satu kebutuhan yang paling mendesak dan akan memberikan perawatan kesehatan vital bagi para korban COVID-19.
Sebagai tambahan, UNDP bersama dengan Sistem Pembangunan PBB akan mengintensifkan dukungannya untuk membantu mengatasi dampak sosio-ekonomi pandemi pada masyarakat Indonesia dan mempersiapkan pemulihan hijau berkelanjutan dalam kemitraan erat dengan Pemerintah.
"Pengiriman pertama ini adalah bagian dari komitmen kami untuk memberikan perawatan kepada mereka yang paling membutuhkan dan untuk memastikan tidak ada seorangpun yang tertinggal, ”kata Kepala Perwakilan UNDP, Bapak Christophe Bahuet.
Meskipun banyak pasien yang terinfeksi COVID-19 tidak memerlukan perawatan di rumah sakit, penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru dan memerlukan penggunaan ventilator untuk membantu mengatur pernapasan.
“Secara global, ada permintaan tinggi untuk peralatan penting untuk mengobati COVID-19, sehingga ventilator ini, akan memberikan dampak yang signifikan untuk memberikan perawatan kritis kepada pasien yang paling terkena dampak di seluruh Indonesia,” kata Dr N. Paranietharan, Kepala Perwakilan WHO untuk Indonesia.
"Bekerja dalam semangat solidaritas, kita dapat mengatasi beberapa kebutuhan kesehatan vital." tambahnya.
"Selain konsekuensi kesehatan COVID-19, pandemi ini berdampak signifikan pada mobilitas masyarakat secara domestik maupun antar negara, dan pada mata pencaharian, keamanan, dan kesejahteraan manusia," kata Louis Hoffmann, Kepala Misi dari Organisasi Internasional untuk Migrasi.
"IOM bangga mendukung upaya respon Pemerintah RI untuk menanggulangi COVID-19, dan pengiriman ventilator ini adalah bagian dari paket persediaan dan peralatan medis yang akan diberikan IOM untuk mendukung masyarakat, migran dan pengungsi di Indonesia." tambahnya.
Pada tanggal 30 Mei 2020, ada 25.773 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di Indonesia, dengan 1.573 kematian. Kasus COVID-19 telah dilaporkan di 414 kabupaten di 34 provinsi di Indonesia.
Pengiriman ventilator berikutnya diharapkan tiba dalam beberapa hari mendatang.
Baca: Donald Trump Setuju Permintaan Jokowi Kirim Ventilator ke Tanah Air, Banyak Masyarakat AS Protes
Baca: Nenek 90 Tahun Positif Covid-19 Meninggal Dunia Setelah Relakan Ventilator untuk Kaum Muda
-