Buntut Tewasnya 20 Tentara India, Ormas Hindu Munnani Bakar Bendera China dan Rusak Smartphone

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ormas Hindu Munnani dilaporkan membakar bendera China dan merusak ponsel pintar buatan China buntut tewasnya 20 tentara India di perbatasan Himalaya, FOTO: Terlihat banyak orang turun di jalanan di kota-kota di India. Mereka membakar bendera China dan merusak barang-barang elektronik buatan China

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sejumlah anggota organisasi masyarakat, Hindu Munnani dilaporkan membakar bendera China dan menghancurkan ponsel pintar / smartphone merek China dalam sebuah protes mengutuk pembunuhan 20 tentara India, Kamis (18/6/2020).

Aksi mereka dipimpin langsung oleh Presiden Hindu Munnani, Kadeswara C. Subramaniam.

Dilansir The Hindu, kegiatan pertama diawali dengan memberi hormat kepada foto prajurit bernama K. Palani yang termasuk di antara 20 tentara yang tewas dalam pertempuran dengan pasukan China, Senin (15/6).

Berikutnya, para pengunjuk rasa mulai merobek foto-foto Presiden China, Xi Jinping.

Aksi ini diikuti dengan melemparkan banyak ponsel pintar di jalanan.

Kepolisian dilaporkan turun tangan untuk menghentikan unjuk rasa ini.

Alih-alih ikut arahan polisi, para pengunjuk rasa justru semakin marah dengan membakar bendara China di lokasi protes.

Baca: Suasana Pemakaman Kolonel Santosh Babu, Pimpinan Batalion India yang Tewas oleh Tentara China

Baca: Pertemuan Trilateral India, China, Rusia Siap Digelar 23 Juni 2020 Bahas Konflik Perbatasan

Logo Hindu Munnani (Wikimedia)

Pimpinan ormas Hindu Munnani, Subramaniam menduga partai-partai di parlemen belum berani mengecam China setelah pertempuran.

Ia mengharapkan pemerintah pusat untuk melarang impor barang-barang China.

Lebih jauh lagi, ia juga mendesak rakyat India untuk memboikot produk-produk China.

Buntut dari aksi itu, Kepolisian Tiruppur South sedang mendalami kasus berkaitan dengan peserta aksi yang diduga melanggar aturan.

Dugaan yang dikeluarkan polisi adalah sejumlah peserta aksi dinilai melanggar KUHP, seperti lalai sehubungan dengan sesuatu yang mudah terbakar dan persoalan ketidaktaatan publik.

Sementara itu, di wilayah Coimbatore, sejumlah anggota Hindu Munnani melakukan demonstrasi serupa.

Mereka juga membakar bendera China dan menghancurkan ponsel merek China.

Lebih dari seratus orang anggota berpartisipasi dalam aksi yang berlangsung sekitar 30 menit, kata seorang juru bicara.

Apa itu Hindu Munnani?

Sebagai informasi, Hindu Munnani adalah organisasi keagamaan dan budaya yang berbasis di negara bagian Tamil Nadu di India.

Organisasi ini dibentuk untuk mempertahankan agama Hindu dan melindungi bangunan ibadah agama Hindu.

Berdasarkan catatan sejarah, Hindu Munnani didirikan sekitar tahun 1980 atau 1982 oleh Ramagopalan.

Sejak saat itu, organisasi ini sering melobi dan mengadvokasi hak-hak umat Hindu, memerangi sayap kanan Islam dan kelompok-kelompok politik Islam radikal dan dengan keras menentang konversi Kristen.

Kemarahan Warga India di Jalanan 

Banyak warga India meluapkan kemarahannya atas insiden konflik perbatasan India-China di perbatasan Himalaya.

Sejumlah orang terlihat membakar foto Presiden China, Xi Jinping saat prosesi kremasi yang dilakukan oleh sejumlah keluarga tentara yang tewas.

Puluhan orang terdengar meneriakkan "Kemenangan untuk Ibu Pertiwi" saat peti jenazah Kolonel B Santosh Babu dibawa dengan truk militer dihiasi rangkaian bunga.

"Pengorbanan prajurit kita tidak akan sia-sia," kata Perdana Menteri India, Narendra Modi, dikutip dari Reuters.

Di Kota Kanpur, banyak sentimen anti-China berkobar di jalanan.

Sejumlah warga India yang berteriak-teriak anti-Beijing sembari membakar foto Presiden Xi Jinping.

Lebih jauh lagi, sejumlah warga terlihat menggelar aksi berbentuk upacara pemakaman untuk Presiden Xi Jinping.

Laporan Strait Times ini juga menyebut banyak warga di Cuttack, India membakar patung Xi dan bendera China.

Baca: Bersiap Hadapi China, India Siagakan Sukhoi SU-30MKI hingga Helikopter Apache

[Peringatan: Foto mengandung konten sensitif]. FOTO: Terlihat foto Presiden Xi Jinping dibakar oleh massa India yang marah. [SAM PANTHAKY / AFP]

Sementara itu, sejumlah kelompok nasionalis garis keras yang berafiliasi dengan Partai Bharatiya Janata, pendukung Narendra Modi menyerukan memboikot produk-produk China.

Mereka juga menyerukan pembatalan kontrak sejumlah perusahaan China.

Buntut dari seruan ini, sebuah merek ponsel terkemuka, Oppo yang berasal dari China membatalkan peluncuran gawai andalannya di India.

Di kota Surat, India Barat, sekelompok orang yang marah dilaporkan melemparkan televisi buatan China di jalanan.

Mereka menginjak-injak dan membakarnya sebagai bentuk protes yang dilakukan Rabu (17/6).

Baca: India Percepat Beli 12 Sukhoi & 21 Jet Tempur dari Rusia, Batalkan Tender dengan China, Siap Perang?

Pada situasi saat ini, masalah China tidak boleh dianggap remeh," kata Menteri Urusan Pangan dan Konsumen, Ram Vilas Paswan kepada Economic Times.

"Dalam banyak kasus, mungkin ada investasi China yang masuk (ke India), tetapi saya pikir (dimulai) dari hal-hal biasa yang kita beli dari pasar, kita pastikan bahwa kita harus menghindari produk-produk China," imbuhnya.

Di lain hal, Rusia yang dekat dengan kedua negara menyatakan berharap India dan China dapat bersepakat memastikan keamanan di perbatasan.

Otoritas Rusia menyebut India dan China harus menemukan cara yang dapat diterima bersama.

Tercatat 20 tentara India gugur dalam pertempuran non-senjata dengan pasukan China di perbatasan.

Sementara China juga dilaporkan kehilangan prajuritnya meskipun belum mengonfirmasi rincian kematian atau cedera yang diderita.

Pengamat menilai itu dilakukan China untuk tidak memperbesar eskalasi masalah jelang pertemuan dengan Amerika Serikat di Hawaii.

Sebagai langkah meredam tensi militer, Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar dijadwalkan akan hadir dalam 'Trilateral' virtual bersama perwakilan China dan Rusia pada 23 Juni.

Baca: Menteri Urusan Pangan India, Ram Vilas Paswan Serukan Boikot Produk China

Setelah bertemu pada Rabu (17/6), Jaishankar dan Wang Yi sempat sepakat untuk tidak melanjutkan eskalasi lebih jauh lagi.

Sementara pihak militer keduanya juga sempat mengadakan pembicaraan pada Kamis (18/6) untuk meredam ketegangan.

Namun, kedua perwakilan ini masih saling menyalahkan atas bentrokan pada Senin (15/6), yang menjadi bentrokan terparah sejak 1967.

Masing-masing saling menyerukan agar mengendalikan pasukannya.

Baca: Ingin Kurangi Ketegangan di Perbatasan, India dan China Lakukan Perundingan Melalui Telepon

Baca: Menakar Kekuatan Militer India dan China dalam Konflik Perbatasan, India Dinilai Lebih Berpengalaman

Baca: PM Narendra Modi: India Ingin Damai, Tapi Siap Perang Jika China Provokasi

Baca: India Gelar Pemakaman Tentara yang Tewas dalam Bentrokan dengan China

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)



Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer