Waspada! Ternyata Siraman di Toilet Bisa Sebar Partikel Virus Corona ke Udara, Ahli Jelaskan Ini

Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jangan lakukan kebiasaan ini saat menggunakan toliet duduk karena bisa sebarkan bakteri berbahaya

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Rasa waspada dan memang diperlukan untuk menghindari penularan virus di tengah pandemi Covid-10 ini.

Bahkan, kehati-hatian juga wajib diterapkan termasuk saat pergi ke toilet atau kamar kecil.

Dikutip Tribunneswiki dari situs the New York Times, temuan mengenai penggunaan flush atau penyiram toilet yang bisa menghasilkan semacam awan aerosol mengandung tetesan (droplet).

"Aerosol yang dihasilkan toilet adalah sesuatu yang mungkin sudah lama kita ketahui, tetapi banyak orang yang menganggap remeh."

Itulah penjelasan dari profesor patologi dan mikrobiologi di University of Nebraska Medical Center, Joshua L. Santarpia, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Baca: Daftar 36 Tempat dengan Risiko Penularan Virus Corona Tertinggi saat New Normal: Bar di Peringkat 1

Baca: Berhubungan Intim Kala Pandemi Perlu Gunakan Masker Demi Cegah Penularan Corona, Ini Penjelasannnya

Toilet baru yang ramah disabilitas di Kawasan Monas.(KOMPAS.com/NURSITA SARI) (Kompas.com)

Jangkauan siraman tersebut dapat menjulang sampai jarak hampir satu meter.

Tetesan tersebut juga diperkirakan dapat berlama-lama di udara.

Hal ini juga berpotensi dihirup oleh pengguna toilet umum berikutnya, maupun jatuh di permukaan kamar mandi.

Gumpalan udara toilet ini tidak hanya kotor saja.

Dalam simulasi terlihat, gumpalan tersebut pun mampu membawa partikel virus corona hasil cipratan toilet yang digunakan orang sebelumnya.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Physics of Fluids tersebut juga membocorkan bukti lain bahwa virus corona bisa ditularkan bukan hanya lewat  tetesan pernapasan.

Dikatakan, infeksi pun bisa terjadi lewat kotoran yang banyak mengandung virus.

Akan tetapi, belum diketahui apakah toilet umum merupakan titik umum penularan.

Baca: Panik Virus Corona, 2 Pembeli di Mall Berkelahi Berebut Tisu Toilet, Todong Pisau, 6 Polisi Datang

Ilustrasi toilet (Pexels)

Penelitian ini secara umum menyoroti kebutuhan masyarakat di kala musim pandemi ini terhadap ruang umum yang digunakan bersama.

Santarpia berpendapat, penelitian tersebut menambahkan bukti-bukti yang telah ada, dan diharapkan membuat semua orang bisa mengambil tindakan yang lebih baik.

Virus corona baru atau Covid-19 memang paling banyak ditemukan di sel paru-paru dan saluran pernapasan bagian atas.

Akan tetapi, penelitian ini pun menemukan, virus corona juga dapat ditemukan di reseptor sel di usus kecil.

Dari sekian banyak gejala yang diderita oleh pasien corona, dilaporkan bahwa sebagian mengalami diare, mual, dan muntah.

Para peneliti pun menemukan partikel virus dalam tinja pasien, serta jejak virus RNA di toilet dan wastafel di ruang isolasi rumah sakit di mana mereka dirawat.

Walaupun, percobaan laboratorium sudah menyatakan bahwa penyebaran lewat materi tersebut mungkin lebih kecil kemungkinannya dibandingkan dengan virus yang tersebar dari batuk si pengidap.

Penyebaran virus dari toilet

Sebuah simulasi komputer mengenai mekanisme pembilasan toilet menunjukkan, saat air masuk ke dalam toilet dan menghasilkan pusaran, toilet memindahkan udara ke dalamnya.

Perputaran tersebut selanjutnya bergerak ke atas dan gaya sentrifugal mendorong sekitar 6.000 tetesan kecil dan bahkan partikel aerosol yang lebih kecil.

Tergantung pada jumlah yang masuk ke toilet, pembilasan dapat memaksa masuk 40-60 persen aerosol yang diproduksi di atas bangku toilet duduk.

Bagi Ji-Xiang Wang, rekan penulis penelitian dan juga orang yang mempelajari dinamika fluida di Universitas Yangzhou, hal ini sangat memprihatinkan.

Baca: Tak Sempat ke Toilet Lantaran Sibuk Tangani Pasien Corona, Petugas Medis Kenakan Popok Sekali Pakai

Karena, menjaga kamar mandi agar tetap selalu bersih merupakan hal yang hampir tidak mungkin.

Berbagi toilet pun adalah hal yang sulit dihindari, bahkan pada lingkup keluarga.

Masa kenormalan baru (new normal) yang dijalani di beberapa daerah dan negara pun membuat penggunaan toilet umum makin banyak dilakukan.

Ruang ventilasi buruk di toilet umum dinilai bisa meningkatkan risiko tertular infeksi.

Pengguna toilet juga wajib mempertimbangkan risiko dari permukaan yang banyak disentuh, seperti gagang pintu.

Pengalaman dengan virus corona lain menunjukkan seberapa cepat rute fecal-oral bisa menyebabkan penyebaran penyakit.

Pada bulan Maret 2003, lebih dari 300 orang yang tinggal di kompleks apartemen Amoy Gardens di Hong Kong dinyatakan terinfeksi dengan virus corona SARS.

Kasus tersebut terjadi akibat aerosol tinja yang menular menyebar lewat pipa yang rusak dan sistem ventilasi yang buruk.

Dr. Wang juga mengakui, para peneliti belum melihat aerosol toilet dalam kasus virus corona baru.

Tapi, penelitian lain menunjukkan bahwa viral load ditemukan di daerah toilet bersama di satu rumah sakit di Wuhan, China.

Meskipun demikian, para peneliti tidak tahu berapa banyak virus yang dapat menular lewat aerosol.

Serta, apakah orang dengan kasus Covid-19 yang lebih parah mungkin melepaskan lebih banyak virus daripada pasien dengan penyakit ringan.

Baca: Diklaim Ampuh Obati Corona, Dexamethasone Punya Efek Samping Cukup Bahaya, Ahli Virologi Buka Suara

Pencegahan

Namun, sepertinya tak perlu terlalu khawatir terlebih dahulu.

Hal ini dikarenakan, penyebaran infeksi dapat dengan mudah dicegah dengan cara menutup kursi toilet duduk, lalu menekan tombol flush untuk penyiraman.

Walaupun memang, hal tersebut kadang tidak dapat dilakukan di kamar mandi umum karena kondisi toilet yang sudah buruk.

Kita pun disarankan untuk mencuci tangan sesering mungkin secara menyeluruh, terutama setelah menggunakan toilet umum.

Ditambah lagi, banyak toilet tidak mempunyai penutup atau flush otomatis.

Kemudian, hindari juga untuk menyentuh wajah dengan tangan kotor, dan tetap gunakan masker saat berada di kamar mandi.

Ilustrasi virus corona (Pixabay/Tumisu)

Beberapa praktik ini dinilai bisa meminimalisir terpapar virus corona.

Dr. Wang berharap, riset terbaru ini dapat membantu memperbaiki desain kamar mandi, termasuk menambah perhatian pada permukaan yang sering disentuh, seperti botol sabun dan tombol flush.

Di lain sisi, para ahli lainnya mempertimbangkan lampu ultraviolet dalam ruangan dan semprotan desinfektan otomatis yang akan membantu menjaga toilet umum agar tetap bersih.

Santarpia menjelaskan, studi Dr. Wang bisa menekankan pada pemantauan klaster Covid-19.

"Cukup dengan memantau sampel dari kamar mandi bersama setiap hari," ujar dia.

"Dan jika ada sesuatu yang positif, kita bisa melihat semua orang yang mengaksesnya dan dengan siapa mereka berhubungan saat berada di sana, daripada menguji semua orang setiap saat."

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Kaka)



Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer