Hal tersebut berarti pada Rabu, (17/6/2020) total kasus Covid-19 sebanyak 41.431 orang.
Angka tersebut berarti saat ini posisi Singapura sebagai negara dengan kasus Covid-19 terbanyak Asia Tenggara telah bergeser dan digantikan oleh Indonesia.
Hal tersebut lantaran pada hari yang sama Singapura secara resmi mengumumkan update kasus Covid-19 di negara tersebut sebanyak 41.216 kasus.
Baca: Masih Berisiko, Ini Tips Tetap Aman Potong Rambut di Salon Saat New Normal Pandemi Corona
Baca: Hampir Dua Bulan Tanpa Penularan, Beijing Catatkan 158 Kasus Positif Covid-19 Baru dalam Sepekan
Seperti yang diberitakan di Kompas TV, dari total kasus penularan sebanyak 41.431, jumlah orang meninggal dunia karena Covid-19 adalah 2.276 orang.
Di sisi lain, jumlah pasien sembuh dari Covid-19 bertambah 5340 orang menjadi total 16.243 orang.
Disampaikan juru bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, distribusi kasus baru masih didominasi oleh lima provinsi.
Perinciannya untuk tiga teratas yaitu:
- Jawa Timur memiliki 225 kasus baru virus corona dan 56 kasus sembuh,
- DKI Jakarta dengan 127 kasus baru dan 116 sembuh, dan
- Jawa Tengah melaporkan 115 kasus dan 65 sembuh.
Kasus penularan Covid-19 di Singapura lebih rendah daripada Indonesia
Sebelumnya Singapura menjadi negara dengan jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 terbanyak di kawasan Asia Tenggara.
Namun predikat tersebut kini disematkan pada Indonesia dengan selisih angka kasus sebanyak 215.
Di Indonesia, terdapat penambahan kasus sebanyak 1.031 kasus sehingga jumlah total menjadi 41.432 orang.
Sedangkan berdasarkan update kasus Covid-19 di Singapura per 17 Juni 2020, seperti yang dikutip dari CNA, negara Merlion tersebut memiliki 41.216 kasus.
Dari jumlah tersebut, 31.938 telah dinyatakan sembuh dan pulih dari Covid-19.
257 orang lainnya kini masih melakukan perawatan di rumah sakit di Singapura.
Selain itu, 8.995 orang kini masih menjalani isolasi.
Lebih lanjut, jumlah kematian di Singapura akibat Covid-19 hingga saat ini berjumlah 26 orang.
Kementerian Kesehatan melalui CNA menyatakan, sebagian besar kasus di Singapura adalah pekerja asing.
Mereka juga merupakn pekerja asing yang berizin serta tinggal di asrama pekerja asing.
Kementerian Tenaga Kerja Singapura pada Selasa (16/6/2020) menyebut, lebih dari 42 asrama pekerja telah bersih dari Covid-19, sehingga total menjadi 132.
Hingga Senin (16/5/2020), terdapat 75.000 pekerja migran yang tinggal di asrama tersebut.
Dexamethasone sebagai obat yang terbukti ampuh sembuhkan pasien Covid-19 dengan gejala parah
Pandemi yang masih belum usai bahkan terus bertambah kasusnya di berbagai negara sedikit bisa bernapas lega.
Pasalnya, terobosan baru pengobatan Covid-19 berhasil ditemukan di Inggris.
Berdasarkan hasil penelitian dari tim asal Universitas Oxford menemukan bahwa terdapat obat yang ampuh sembuhkan Covid-19.
Obat tersebut adalah dexamethasone atau deksametason.
Dikutip dari AFP dan CNN, deksametason memang bukan obat jenis baru.
Melainkan obat yang telah beredar di pasaran dengan harga terjangkau.
Dexamethasone merupakan obat anti-inflamasi dan biasa digunakan untuk mengurangi peradangan, meredakan nyeri dan menurunkan demam.
Dexamethasone juga merupakan steroid berdosis rendah yang biasa digunakan untuk mengobati berbagai reaksi alergi, rheumatoid arthritis dan asma.
Dexamethasone juga biasa digunakan untuk penderita gangguan darah, hormon, serta sistem kekebalan tubuh.
Bahkan dexamethasone bisa digunakan untuk pengobatan gangguan usus maupun kanker tertentu.
Untuk membuktikan keampuhan dexamethasone bisa sembuhkan Covid-19, tim dari Universitas Oxford melakukan penelitian pada lebih dari 2 ribu pasien.
Penelitian dijelaskan lebih lanjut oleh Martin Landray, wakil kepala penyelidik persidangan dan seorang profesor di Universitas Oxford seperti yang diberitakan di CNN.
Selasa, (16/6/2020) dua orang dari tim peneliti termasuk Landray membuat konferensi pers virtual untuk menginformasikan pada publik mengenai temuan mereka.
Penelitian yang dilaksanakan selama 10 hari dengan memberikan dexamethasone dosis rendah yaitu 6mg/hari per pasien.
Hasilnya, dosis rendah dexamethasone bisa kurangi risiko kematian hingga sepertiga dari pasien Covid-19 dengan ventilator.
"Hasil penggunaan dexamethasone ini sangat signifikan secara statistik," jelas Landray.
Sedangkan risiko kematian bagi pasien yang menggunakan tabung oksigen dapat diturunkan secara signifikan hingga seperlima pasien Covid-19.
Meski demikian, Landray mengungkapkan bahwa dexamethasone tidak terlalu banyak berpengaruh pada pasien Covid-19 dengan kondisi paru-paru yang masih baik.
Landray juga mengatakan tim penelitian masih belum melakukan uji coba secara meluas pada masyarakat umum.
"Kami belum mempelajari pasien di lingkungan sekitar," kata Landray.
"Kami tidak menunjukkan hasil apapun pada pasien yang tidak menggunakan oksigen dan kami tidak mempelajari pasien yang tidak dirawat di rumah sakit," ungkap Landray.
Uji coba dexamethasone ini telah ditutup pekan lalu dan kini para peneliti tengah menyusun data.
Uji coba dilakukan dengan meresepkan dexamethasone secara acak pada 2.100 pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
4.300 pasien Covid-19 lainnya menjadi pembanding dan mereka mendapatkan perawatan standar di rumah sakit tempat mereka dirawat.
Baca: Daftar 5 Obat yang Diklaim Efektif Sembuhkan Pasien Covid-19, dari Dexamethasone hingga Avigan
Baca: Heboh Obat Dexamethasone yang Diklaim Bisa Sembuhkan Covid-19, Dokter Mata Ini Beri Peringatan
Baca: Usai Dexamethasone, Kini Viral Povidone-Iodine Obat Luka Ampuh Bunuh Virus Corona, Ahli Jelaskan Ini