Konflik Laut China Selatan Memanas, Kapal Militer AS & China Hampir Tabrakan,Cuma Berjarak 100 Meter

Penulis: Haris Chaebar
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapal-kapal Amerika Serikat di perairan Laut China Selatan, berdekatan dengan teluk Filipina.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Konflik antara dua negara adidaya, Amerika Serikat (AS) dan China semakin menguat.

Selain persoalan perang dagang, virus Corona dan status Hong Kong, klaim China atas kepemilikan Laut China selatan juga ikut membawa Amerika Serikat ke pusara masalah yang baru.

China dan Amerika Serikat pun menghadapi risiko konflik yang kian realistis di Laut China Selatan.

Demi menghindarinya, kedua pihak dinilai harus bisa mengelola krisis seperti ketika kapal perang mereka berada dalam lokasi yang berdekatan.

Sumber informasi militer China mengatakan bahwa dalam sebuah insiden di bulan April 2020 ini, kapal-kapal dari kedua negara pernah saling berdekatan dengan hanya berjarak 100 meter.

"Insiden semacam itu menunjukkan kurangnya kepercayaan politik antara kedua militer," kata sang sumber seperti dikutip South China Morning Post.

Kapal Induk USS Carl Vinson. (Dailymail)

Namun sang sumber itu tidak menyebutkan kapal perang mana yang terlibat dalam pertemuan itu.

Beijing dan Washington telah berkompetisi untuk mengerahkan lebih banyak kapal perang ke wilayah tersebut sejak kru di kapal induk yang berbasis di Pasifik Amerika, USS Theodore Roosevelt dan USS Nimitz terpapar virus corona pada akhir Maret.

Baca: AS dan China Memanas, Amerika Serikat Kerahkan 3 Kapal Induk dan Jet Tempur di Perairan Indo-Pasifik

Baca: Amerika Serikat-China Memanas, 3 Kapal Perang AS Terlihat Berpatroli di Perairan Indo-Pasifik

Baca: 20 Tentara India Tewas dalam Bentrokan Perbatasan dengan Tentara China

Sementara kapal-kapal Angkatan Laut People's Liberation Army (PLA) China yakni Liaoning dan Shandong, tampaknya tidak terpengaruh oleh wabah corona.

Hu Bo, Direktur Pusat Studi Strategi Maritim di Universitas Peking, mengatakan penyebaran baru dilakukan AS termasuk dengan mengirimkan kapal serbu amfibi USS America. 

Sementara Angkatan Laut PLA juga mengerahkan sejumlah kapal yang serupa.

Dia mengatakan Amerika Serikat membuat penyebaran baru karena khawatir bahwa China mungkin mengambil keuntungan dari kekosongan kekuatan di Laut China Selatan yang diakibatkan munculnya wabah virus corona.

Dia mengatakan kedua belah pihak sebagian besar tetap profesional dan terkendali dalam insiden di bulan April, tetapi ada risiko bahwa insiden tersebut dapat mengakibatkan kesalahan perhitungan dan meningkat menjadi konflik militer.

"Perilaku provokatif semacam ini sepenuhnya didorong oleh kebutuhan politik yang ditujukan untuk menunjukkan kekuatan, tetapi aksi itu bisa saja menjadi kecelakaan," katanya.

Presiden China, Xi Jinping saat menghadiri latihan militer di Laut China Selatan pada Kamis (13/4/2018). (Dokumen Kementerian Pertahanan China)

Ini bukan pertama kalinya kedua angkatan laut melakukan pertemuan dalam jarak dekat.

Pada bulan Oktober 2018, foto udara yang diambil oleh Angkatan Laut AS menunjukkan sebuah kapal perusak China bergerak dalam jarak 41 meter dan hampir bertabrakan dengan kapal perusak USS Decatur selama situasi tegang di Laut Cina Selatan.

Hu mengatakan kedua negara harus membuat mekanisme manajemen krisis yang efektif untuk menangani insiden seperti itu.

Collin Koh, seorang peneliti di Institut Studi Pertahanan dan Strategis, yang berbasis di Universitas Teknologi Nanyang di Singapura, mengatakan kedua belah pihak harus mendokumentasikan insiden semacam itu untuk menunjukkan apa yang terjadi, termasuk dengan foto dan umpan radar.

“Benar-benar tidak profesional jika ada kapal perang yang berusaha sedekat ini."

"Meskipun saya bertanya-tanya mengapa pihak China bahkan membiarkan itu terjadi,” kata Koh.

Baca: Hampir 2 Bulan Nol Kasus Virus Corona, Kini Klaster Baru Ditemukan di Beijing, China Kembali Heboh

Halaman
12


Penulis: Haris Chaebar
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer