Perusakan Patung Winston Churchill di London, PM Inggris Boris Johnson: Tak Masuk Akal dan Memalukan

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Merespons aksi perusakan patung Winston Churchill, PM Inggris, Boris Johnson menyebut hal itu sebagai tindakan memalukan dan tak masuk akal, FOTO: Boris Johnson

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson menyebut bahwa aksi perusakan patung Churchill sebagai hal memalukan dan tak masuk akal.

Boris menyebut, "tidak masuk akal dan (sungguh) memalukan sebuah monumen nasional mendapat serangan para pendemo yang kejam"

"Patung Winston Churchill di Parliament Square merupakan pengingat atas prestasinya menyelamatkan negara -dan seluruh Eropa- dari fasisme dan tirani rasisme," ucap Boris dalam Twitter, dilansir NPR, Jumat (12/6/2020).

Sebagai langkah mencegah adanya perusakan kembali oleh massa, Boris menginstruksikan petugas untuk menutup patung eks Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill di London Inggris dengan material.

Para petugas kemudian membungkus patung pemimpin perang ini kurang dari satu minggu setelah dirusak saat demonstrasi.

Penutupan ini bersifat sementara menunggu situasi reda.

London merupakan titik utama tempat berkumpulnya para demonstran anti-rasisme Black Lives Matter / BLM.

Adapun perusakan terjadi buntut kemarahan massa terhadap pembunuhan George Floyd oleh polisi di Minneapolis, Amerika Serikat.

Baca: Patung eks PM Inggris Winston Churchill Dicoret Grafiti Selama Aksi #BlackLivesMatter di London

FOTO: Patung Winston Churchill terlihat ditutup oleh material untuk mengantisipasi adanya perusakan kembali oleh massa Black Lives Matter (Tolga AKMEN / AFP)

Perusakan Patung Winston Churchill

Diwartakan sebelumnya, patung mantan Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill terlihat dicoret oleh grafiti selama berlangsungnya aksi Black Lives Matter di London, Inggris.

Coretan grafiti disemprotkan dengan mencoret namanya dan menambahkan kata-kata "adalah seorang rasis", sehingga sekilas terbaca, "Churchill adalah seorang rasis."

Pencoretan tersebut berlangsung dalam aksi Black Lives Matter yang digelar di dekat tugu peringatan di Parliament Square, Westminster, London, Inggris.

Sebuah rekaman video menunjukkan ada kerumunan kecil demonstran yang berteriak, "Churchill adalah seorang rasis".

Rombongan tersebut kemudian terdengar juga meneriakkan, "Boris (Johnson) adalah seorang rasis".

Menurut pantauan Independent yang dikutip Tribunnewswiki.com, Senin (8/6/2020), terdapat sekelompok orang berdiri di sekitar patung tersebut yang nampak melindungi dari sejumlah massa.

Baca: Protes Black Lives Matter di Inggris, Massa Buang Patung Pedagang Budak Edward Colston ke Sungai

Patung Eks Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill dicoret grafiti oleh massa demonstran selama aksi Black Lives Matter di London Inggris. (ISABEL INFANTES / AFP)

Sementara itu, terlihat empat orang petugas polisi berseragam yang berdiri di dekatnya.

Banyak peserta demonstran yang mengambil gambar momen tersebut.

Dalam aksi menuntut persamaan rasial di London Inggris, banyak spanduk berjejeran dengan aneka tulisan protes.

Beberapa di antaranya tertulis, "Kolonialisme Inggris adalah Kesalahan" dan tulisan "Bagaimana jika itu putramu?" yang telah terpasang di bawah patung.

Tanda Black Lives Matter juga turut serta diikat ke perut patung Churchill.

Bukan kali pertama patung Winston Churchill dirusak oleh massa yang marah.

Patung yang sama pernah menjadi sasaran pendemo saat peringatan D-Day tahun 2019.

Kata-kata "Semua polisi itu Ba****an" tertulis di patung dengan cat warna hijau neon.

Sementara patung Churchill lainnya di New Bond Street, London juga pernah disiram cat berwarna putih pada Januari 2019.

Baca: Ribuan Warga Skotlandia Padati Jalanan Protes Tuntut #BlackLivesMatter dan Suarakan Anti-Rasisme

Belakangan ini, sebuah insiden terbaru dilakukan demonstran di Bristol.

Mereka merobohkan patung seorang pedagang budak abad ke-17, Edward Colston.

Massa kemudian melemparkan patung tersebut ke sungai.

Demonstrasi yang terjadi di London, Inggris berangkat dari kegelisahan orang-orang setelah terbunuhnya George Floyd di Minnesota, Amerika Serikat.

Baca: Khawatir Covid-19, Jubir Demonstrasi #BlackLivesMatter di Skotlandia Ajak Aksi Melalui Internet

Kematian George Floyd di tangan polisi memicu kerusuhan di sejumlah negara di dunia.

Kepolisin di Inggris menggelar penyelidikan terkait aksi corat-coret tersebut.

Sekretaris Kementerian Dalam Negeri, Priti Patel menyebut insiden tersebut sebagai aksi 'vandalisme'.

-

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)



Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer