Berikut Kronologi Pemakaman Jenazah Covid-19 Tanpa Protokol Kesehatan oleh Ratusan Ojol di Surabaya

Penulis: Haris Chaebar
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratusan driver yang tergabung dalam Komunitas Driver Ojol Aceh (DOA) melakukan aksi demonstrasi ke Kantor DPRA dan Kantor Gubernur Aceh, Selasa (3/9/2019). Aksi tersebut digelar dalam rangka memprotes kebijakan pemotongan bonus driver ojek online 50 persen dari sebelumnya oleh PT Gojek Indonesia, serta meminta Pemerintah Aceh dan DPRA untuk ikut memperjuangkan bonus tetap Rp 80 ribu per hari seperti sebelumnya.(KOMPAS.com/RAJA UMAR)

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Peristiwa pemakaman atau penjemputan pasien Covid-19 tanpa melalui protokol kesehatan yang ketat kembali terjadi di Indonesia.

Setelah beberapa waku lalu Surabaya dihebohkan dengan jenazah yang diambil paksa dari rumah sakit, kali ini pasien jenazah Covid-19 yang berprofesi sebagai ojek online (ojol) juga diperlakukan demikian.

Jenazah pasien dalam status pengawasan (PDP) yang dimakamkan ratusan rekan seprofesi ojek online (ojol) dinyatakan positif terpapar Covid-19.

Menurut pihak rumah sakit, rapid tes yang dilakukan pada pasien menunjukkan non reaktif, sementara hasil tes swab belum keluar.

Merasa kawannya bebas Virus Corona, keluarga korban dan ratusan pengemudi ojek menjemput paksa jenazah pasien di RSUD dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur.

Mereka nekat memakamkan wanita tersebut tanpa melakukan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.

Belakangan, baru diketahui bahwa pasien tersebut ternyata resmi positif terjangkit Virus Corona.

Dilansir Kompas.com, Kamis (11/6/2020), Direktur RSUD dr Soetomo, dr Joni Wahyuhadi, menuturkan bahwa pihaknya baru mengetahui pasien tersebut positif Covid-19.

Baca: Tantang Cium Mulut Pasien Covid-19, Seniman di Surabaya Diperiksa Polisi Setelah Videonya Viral

Baca: Setelah Pulangkan Paksa Jenazah Covid-19, Warga di Surabaya Justru Anarkis Terhadap Petugas Medis

Baca: 5 Dari 31 Pelaku yang Ambil Paksa Jenazah PDP Covid-19 di Makassar Reaktif Rapid Test

"Hasil swabnya positif, diketahui setelah beliau wafat," terang Joni, saat dihubungi, Rabu (10/6/2020), dikutip dari laman Kompas.com berjudul Pengemudi Ojol yang Dimakamkan Ratusan Rekan dengan Prosedur Normal Ternyata Positif Covid-19.

Diketahui, pasien yang meninggal tersebut merupakan driver ojol yang berinisial DAW (39).

Wanita tersebut awalnya dilarikan ke rumah sakit swasta setempat karena mengalami kecelakaan.

Ratusan driver ojek online mendatangi kamar mayat RSUD dr. Soetomo untuk menjemput jenazah DAW yang meninggal akibat kecelakaan dan belakangan ditetapkan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP), Minggu (7/6/2020) malam. Jenazah DAW tersebut akhirnya diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan secara normal tanpa menerapkan protokol Covid-19. (Kompas.com/ist)

Ia terjatuh dan mengalami luka-luka serta patah tulang saat menjadi korban penjambretan di Jalan Darmo Harapan Sukomanunggal, Surabaya, Kamis (4/6/2020).

Menurut penuturan Joni, saat diperiksa di rumah sakit tersebut, DAW telah menjalani berbagai pemeriksaan.

"Di sana, dokternya cukup teliti, (DAW) dilakukan pemeriksaan ketat sesuai prosedur kesehatan yang seharusnya dilakukan," kata Joni.

Sempat menjalani rapid test, DAW sempat dikira negatif Virus Corona karena hasil tes menunjukkan non reaktif.

Namun, dari pemeriksaan CT-scan, ditemukan bercak putih atau ground glass opacity di paru-paru DAW.

"Nah, di CT-scan ada yang disebut dengan ground glass," lanjutnya.

Adanya ground glass tersebut menunjukkan bahwa paru-paru penderita dipenuhi oleh air.

Gejala ini merupakan satu diantara gejala yang umum ditemui pada pasien terinfeksi Covid-19.

Pihak medis yang curiga karena DAW mengalami gejala mirip Covid-19 memindahkan pasien tersebut ke RSUD dr Soetomo untuk menjalani pemeriksaan lanjutan.

Dokter di RSUD dr Soetomo kemudian melakukan tes swab lantaran DAW diketahui merasakan sesak napas dan demam tinggi.

Wanita tersebut sebenarnya juga telah dijadwalkan untuk menjalani operasi patah tulang pasca-kecelakaan.

Namun belum sempat dioperasi dan diumumkan statusnya, DAW lebih dulu meninggal pada Minggu (7/6/2020) sekitar pukul 14.30 WIB.

"Pasien tersebut lalu meninggal sebelum dilakukan operasi karena rencananya akan dilakukan operasi (patah tulang)," ucap Joni.

Ratusan driver yang tergabung dalam Komunitas Driver Ojol Aceh (DOA) melakukan aksi demonstrasi ke Kantor DPRA dan Kantor Gubernur Aceh, Selasa (3/9/2019). Aksi tersebut digelar dalam rangka memprotes kebijakan pemotongan bonus driver ojek online 50 persen dari sebelumnya oleh PT Gojek Indonesia, serta meminta Pemerintah Aceh dan DPRA untuk ikut memperjuangkan bonus tetap Rp 80 ribu per hari seperti sebelumnya.(KOMPAS.com/RAJA UMAR) (KOMPAS.com/RAJA UMAR)

Joni yang juga merupakan Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim telah memastikan jenazah dipulasara sesuai aturan kesehatan.

Namun pihak keluarga dan rekan-rekan seprofesi DAW tidak setuju karena telah meyakini driver ojol tersebut negatif Virus Corona dari hasil rapid test.

"Sebetulnya pihak keluarga sudah tahu kalau ini ada Covid-19-nya, tapi kita di Dr Soetomo dijelaskan kalau PCR-nya belum keluar," ujar Joni.

Ratusan pengemudi ojol dan keluarga DAW menggeruduk rumah sakit dan membawa paksa jenazah PDP tersebut.

Mereka lalu memakamkan DAW tanpa prosedur khusus di Jalan Dukuh Kupang Barat, Surabaya, pada Minggu (7/6/2020) tengah malam.

Setelah berselang dua hari, DAW ternyata dinyatakan positif Covid-19 dari hasil tes polymerase chain reaction (PCR) yang baru keluar.

"Orang dengan trauma itu imunitasnya turun, sehingga beliau tidak terdeteksi saat rapid test menunjukkan tidak reaktif."

"Berarti imunitasnya tidak terlalu bagus sehingga bahaya sekali jika terinfeksi oleh virus," jelas Joni.

Joni mengatakan bahwa rapid test tidak bisa dijadikan patokan untuk menyatakan bahwa pasien tidak terpapar Virus Corona.

Pasalnya, deteksi secara rapid masih memiliki kemungkinan false negative atau kesalahan hasil negatif.

"Jadi, mohon kawan-kawan, walaupun rapid test negatif, orang itu bisa menderita Covid-19."

"Justru yang rapid test negatif itu yang harus kita waspadai karena dia belum terbentuk antibodi," pungkasnya.

Update Covid-19 

Jumlah pasien terinfeksi corona di dunia, hingga Jumat (12/6/2020) pukul 8.14 WIB adalah 7.589.101 kasus.

Ini artinya, dalam kurun waktu kurang dari 24 jam, ada penambahan 111 ribu kasus.

Pasalnya, pada Kamis (11/6/2020) pukul 16.28 WIB, jumlah terkonfirmasi positif Covid-19 di dunia adalah 7.477.996 kasus.

Baca: Setelah Jadwalkan Uji Coba Vaksin, Indonesia Akan Ciptakan Obat Covid-19 dari Ekstrak Empon-empon

Baca: Amerika Sebut China Berbohong soal Kemunculan Covid-19, Buktikan lewat Foto Satelit, WHO Kecolongan?

Baca: Naik Tajam, Ahli Perkirakan Kematian Akibat Covid-19 di AS Bisa Tembus 100 Ribu pada September

Dari 7,5 juta orang yang positif terinfeksi Covid-19, 423.692 pasien meninggal dunia dan 3.839.399 dinyatakan sembuh.

 

Terdapat 213 negara dan wilayah di seluruh dunia yang telah melaporkan Covid-19.

Selain itu, pandemi juga menyebar di dua transportasi angkut Internasional, yakni Diamond Princess yang bersandar di Yokohama, Jepang dan Kapal pesiar MS Zaandam Holland America.

Petugas Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Medan melakukan rapid test kepada seluruh pegawai Brastagi Supermarket, Selasa (19/5/2020). (TRIBUN MEDAN/Victory Arrival)

Perkembangan corona di Indonesia Penularan kasus virus corona yang masih terjadi di masyarakat menyebabkan kasus Covid-19 di Indonesia semakin bertambah hingga hari ini, Kamis (11/6/2020).

Berdasarkan data pemerintah hingga Kamis ini pukul 12.00 WIB, terdapat 979 kasus baru Covid-19 yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

Hal ini menyebabkan secara akumulatif ada 35.295 kasus Covid-19 di Indonesia. Jumlah itu dihitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.

"Kita mendapatkan data konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 979."

"Sehingga total akumulasi positif sebanyak 35.295," ujar juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto, Kamis sore.

Data yang sama juga memperlihatkan bahwa ada penambahan 507 pasien Covid-19 yang sudah dianggap sembuh.

Mereka dinyatakan sembuh setelah dua kali tes dengan metode polymerase chain reaction (PCR) memperlihatkan hasil negatif virus corona.

Petugas melakukan rapid test corona terhadap pedagang dan pembeli di Pasar Kobong Semarang, Jumat (22/5/2020) malam. (Tribun Jateng/Iwan Arifianto)

Halaman Selanjutnya Dengan demikian, ada 12.636 pasien Covid-19 yang sudah sembuh, setelah sebelumnya mereka dinyatakan positif virus corona.

Namun, ada kabar duka dengan diumumkannya ada penambahan pasien Covid-19 yang meninggal dunia.

Ada 41 pasien Covid-19 yang tutup usia dalam periode 10 - 11 Juni 2020.

"Sehingga total yang meninggal sampai hari ini ada 2.000 orang," ujar Yurianto.

Pemerintah menyatakan bahwa kasus Covid-19 sudah tercatat di semua provinsi, yaitu 34 provinsi di Indonesia.

Secara khusus, ada 424 kabupaten/kota yang Indonesia menempati urutan ke-32 dengan jumlah pasien Covid-19 terbanyak di dunia.

Sementara di Asia, Indonesia menempati urutan ke-11, selisih ribuan angka di bawah Uni Emirat Arab dan Singapura.

(Tribunnewswiki.com/Ris)


Penulis: Haris Chaebar
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer