Dengan demikian, Brazil menduduki peringkat kedua untuk negara dengan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 terbanyak.
Brazil menjadi episentrum baru wabah virus corona dan hanya dikalahkan oleh Amerika Serikat di posisi pertama.
Selain itu, angka kematian akibat Covid-19 di negara itu juga terbilang tinggi. Tercatat, ada 40.919 orang meninggal dunia di Brazil.
Angka ini di bawah AS dan Inggris. Mengapa Brazil bisa begitu terpukul oleh virus corona?
Presiden Brazil Jair Bolsonaro menghadapi sejumlah kecaman ketika ia menganggap remeh virus corona dengan menyebutnya sebagai "sedikit flu" yang mudah diatasi oleh Brazil.
Dia bahkan mendapat julukan Trump of the Tropics karena semangat populisnya dan pendekatan anti-sains terhadap pemerintah.
Bolsonaro bahkan meminta semua orang untuk menghadiri protes anti-lockdown dan bersikeras tak ada yang lebih penting daripada ekonomi.
Melansir Aljazeera, 9 Mei 2020, jurnal medis ternama dunia The Lancet menggambarkan Bolsonaro sebagai ancaman besar bagi kesehatan masyarakat Brazil.
Baca: Demonstrasi Anti-Lockdown Bermunculan di Amerika Serikat dan Brazil, Pemimpin Negara Ikut Bergabung
Baca: Bill Gates Sering Dituduh Menjadi Sosok di Balik Teori Konspirasi Virus Corona, Berikut Alasannya!
Pada April 2020, ketika jumlah korban melampaui 5.000, dia mengatakan kepada pers, "Jadi apa? Aku berkabung, tapi apa yang kamu ingin aku lakukan untuk itu?".
ABC, 24 Mei 2020, memberitakan, Kepala Penasihat Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Julio Croda mengungkapkan skenario terburuk yang dihadapi Brazil pada Februari 2020.
Croda menjelaskan kebijakan secara terperinci, termasuk jaga jarak sosial. Namun, hal itu ditolak oleh Bolsonaro. Croda pun terpaksa mengundurkan diri.
"Selama waktu ini, ada perseteruan antara Menteri Kesehatan Mandetta dan Presiden Bolsonaro tentang rekomendasi ini. Untuk alasan ini, saya memutuskan untuk meninggalkan pemerintah. Sangat sulit karena saya ingin membantu, saya ingin mendukung kesehatan masyarakat," kata Croda.
Tiga minggu kemudian, Menteri Kesehatan Luiz Henrique Mandetta pun dipecat. Mandetta digantikan oleh Nelson Teich yang kemudian mengundurkan diri sebulan setelah itu. "Pandemi ini telah menjadi masalah politik. Ini masalahnya," kata Croda.
Baca: Amerika Sebut China Berbohong soal Kemunculan Covid-19, Buktikan lewat Foto Satelit, WHO Kecolongan?
Baca: Naik Tajam, Ahli Perkirakan Kematian Akibat Covid-19 di AS Bisa Tembus 100 Ribu pada September
Dalam editorialnya, The Lancet menguraikan tantangan yang dihadapi oleh Brazil.
Sekitar 13 juta orang Brasil tinggal di kota-kota kumuh, sebuah wilayah yang nyaris mustahil untuk menerapkan rekomendasi kebersihan dan jarak fisik.
Di Paradise City, daerah terbesar kedua di Sao Paulo, 100.000 penduduknya tak pernah memiliki akses ke layanan kesehatan, pendidikan, dan sanitasi yang layak.