Akademi Angkatan Udara

Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lambang Akademi Angkatan Udara


Daftar Isi


  • Informasi Awal


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Akademi Angkatan Udara (AAU) sebagai badan pelaksana pusat TNI AU yang menyelenggarakan program studi pendidikan vokasi (Diploma IV).

AAU merupakan lembaga pendidikan pertama perwira sukarela tingkat akademi yang menghasilkan perwira TNI AU.

Perwira hasil didik AAU diharapkan mampu mengemban tugas sebagai Prajurit TNI AU serta terus dapat mengembangkan kemampuannya sejalan dengan perkembangan teknologi sistem senjata TNI AU.

Akademi Angkatan Udara terletak di Jalan Laksda Adisutjipto Km 10, Yogyakarta.

Baca: Akademi Teknik Soroako (ATS)

  • Sejarah


Pada tanggal 1 Agustus 1921 Pemerintah Hindia Belanda membuka sekolah penerbangan pertama di Indonesia yakni Sekolah Penerbangan Kalijati di Kalijati, Subang, Jawa Barat.

Pada 1939 Sekolah Penerbang digabung dengan Sekolah Pengintai di Lapangan Andir Bandung.

Tanggal 1 Januari 1940, Sekolah Penerbang menjadi Penerbangan Militer (Militaire Luchvaart).

Salah satu instruktur sekolah ini adalah Letnan R. Suryadi Suryadarma, penerbang lulusan Militaire Academy di Breda, Belanda (Belakangan, setelah kemerdekaan Indonesia, Suryadarma dinyatakan sebagai Bapak AURI dan sekaligus namanya diabadikan sebagai nama pangkalan udara Kalijati).

Pada tahun 1950, Pangkalan Udara Andir membuka Sekolah Penerbang Lanjutan (SPL).

Sejarah Akademi Angkatan Udara dimulai sejak didirikannya Lembaga Pendidikan Perwira TNI AU di Maguwo, Yogyakarta, pada tahun kemerdekaan RI.

Akhir Desember 1945, Komodor Udara Suryadi Suryadarma merencanakan pembentukan personel AU, yang kemudian diserahkan kepada Agustinus Adisutjipto.

Inilah embrio Akademi Angkatan Udara (AAU). Saat itu masih menggunakan pesawat latih jenis cureng buatan 1933.

Sejak 1966 nama AAU diubah menjadi AKABRI Udara, dengan masa pendidikan 4-5 tahun.

Pada masa itu, sistem rekrutmen perwira militer sukarela melalui satu jalur komando, (Mako AKABRI), dipimpin oleh Danjen AKABRI.

Belakangan, masa tempuh pendidikan di AKABRI dikembalikan ke 3 tahun dari sebelumnya 4 tahun.

Namanya juga kembali ke Akademi Angkatan Udara (AAU).

AAU merupakan lembaga/penyelenggara pendidikan militer sukarela setingkat akademi yang menghasilkan perwira-perwira karier TNI AU berpangkat Letnan Dua.

Perwira lulusan AAU diproyeksikan mampu mengemban tugas sebagai Prajurit TNI AU dan terus mengembangkan kemampuannya sejalan dengan perkembangan teknologi.

Sekolah Penerbangan Kalijati

Pada tanggal 1 Agustus 1921 mulai dibuka sekolah penerbangan pertama di Indonesia yang bertempat di Kalijati Subang, Jawa Barat.

Selanjutnya pada tanggal 1 Januari 1940 diubah namanya menjadi penerbangan militer (Militaire Luchvaart).

Syarat untuk menjadi penerbang yaitu harus lulusan Militaire Academy Breda (Belanda), karena Letnan Suryadi Suryadarma adalah seorang lulusan akademi militer Breda, maka diterima menjadi penerbang pengintai dan setelah lulus ditugaskan menjadi instruktur di sekolah penerbang Kalijati.

Dan akhirnya sekarang bapak R. Suryadi Suryadarma dinyatakan sebagai Bapak Auri dan namanya dijadikan sebagai nama pangkalan udara Kalijati pada tahun 2001.

Sekolah Penerbangan Andir

Pada tahun 1939 Sekolah Penerbang digabungkan dengan Sekolah Pengintai di Lapangan Andir Bandung.

Dari sekolah penerbang tersebut direkruit sebanyak 10 orang siswa, di mana 5 orang berhasil mencapai taraf KMB (Kleine Militaire Brevet) yaitu antara lain Husein Sastranegara, Sulistio dan H. Sujono, 2 orang mencapai GMB (Groote Militaire Brevet) yaitu Adisutjipto dan Sambudjo Hurip dan 3 orang lagi grounded.

Selanjutnya setelah penyerahan kedaulatan oleh Belanda kepada Pemerintah RI, maka PAU Andir membuka sekolah penerbang lanjutan (SPL) pada tahun 1950 dan hanya menghasilkan 3 angkatan, untuk angkatan pertama tahun 1950 sejumlah 10 penerbang militer dan 11 penerbang sipil, di antara penerbang militer tersebut Bapak Rusmin Nurjadin, angkatan kedua lulus tahun 1952 sejumlah 16 penerbang antara lain Bapak Ashadi Tjahjadi, Sompil Basuki, dan Suwoto Sukendar.

Sedangkan angkatan ketiga sebanyak 8 orang antara lain Nurtanio dan Supadio.

Sekolah Penerbangan Maguwo

Sejarah Akademi Angkatan Udara dimulai sejak didirikannya Lembaga Pendidikan Pertama Perwira TNI AU di Maguwo, Yogyakarta pada zaman perang kemerdekaan RI pada Tahun 1945.

Akhir bulan Desember 1945, Komodor Udara Suryadi Suryadarma merencanakan tugas pembentukkan personel Angkatan Udara.

Tugas ini kemudian diserahkan kepada Agustinus Adisutjipto.

Inilah lembaga pendidikan Angkatan Udara pertama yang merupakan embrio Akademi Angkatan Udara dengan menggunakan pesawat latih jenis cureng buatan tahun 1933.

Baca: Akademi Militer

  • Visi dan Misi


Visi

Menjadi perguruan tinggi militer yang unggul di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kedirgantaraan bertaraf Internasional, melahirkan pemimpin berkarakter, berintegritas, profesional, modern, dan berwawasan kebangsaan.

Misi

Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berbasis militer meliputi:

  1. Membentuk perwira berkarakter sebagai pemimpin masa depan untuk mengabdi kepada negara dan bangsa melalui TNI AU.
  2. Menyelenggarakan dan meningkatkan kualitas maupun kuantitas pendidikan (pembelajaran, pelatihan, dan pengasuhan), penelitian dan pengabdian di bidang kedirgantaraan kepada bangsa dan negara selaku kekuatan pertahanan.
  3. Mengembangkan tata kelola perguruan tinggi militer yang baik (good governance) secara berkelanjutan.

Dasar: Perkasau Nomor     Tahun 2018 tentang Statuta Akademi Angkatan Udara.

Baca: Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta

  • Falsafah


Falsafah

Falsafah pendidikan TNI Dwi Warna Purwa Cendekia Wusana yang berarti mengutamakan pembentukan kepribadian dengan jiwa kejuangan yang tinggi serta dilengkapi dengan kemampuan profesi yang mantap sebagai suatu kebulatan.

Sifat Pendidikan

Sifat pendidikan Tri Sakti Viratama yang berarti integrasi dari ketiga sifat keprajuritan utama yakni tanggon, tanggap, dan trengginas.

  • Tanggap. Tanggap berarti berdaya tangkap dan penalaran yang tinggi dengan memiliki potensi ilmu pengetahuan dan teknologi untuk dapat mengembangkan diri.
  • Tanggon. Tanggon berarti dapat diandalkan, ulet dan tahan uji, dengan memiliki mental yang dilandasi jiwa Pancasila dan UUD 1945, bersemangat juang kebangsaan, berkode etik Sapta Marga, berwatak keprajuritan dan berkepemimpinan TNI.
  • Trengginas. Trengginas berarti tangkas dalam bertindak dan berolah pikir dengan memiliki kesemaptaan jasmani, daya tahan yang tinggi dalam menghadapi tugas.

Dasar. Perkasau Nomor     Tahun 2018 tentang Statuta Akademi Angkatan Udara.

Baca: Akademi Statistika Muhammadiyah Semarang (AISMUH)

  • Lambang beserta Artinya


Gambar Pokok

  • Garuda. 

Gambar garuda sedang mengembangkan kedua sayapnya dengan kaki kanan mencengkeram ranting kalpataru yang sedang berkembang dan kaki kiri mencengkeram senjata cakra.

Penggambaran ini melambangkan tekad AAU untuk memberikan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang matra udara sesuai dengan perkembangan tuntutan kebutuhan organisasi TNI AU (dilambangkan dengan kembang pada ranting kalpataru), sehingga hasil didik mampu mengamalkan secara terus menerus dan berlanjut (dilambangkan dengan ranting kalpataru = kelestarian).

Sedangkan senjata cakra dengan tangkai dan tujuh kilat melambangkan jenis pembekalan ilmu pengetahuan dan teknologi diutamakan yang bersifat matra udara untuk diamalkan dengan semangat jiwa sapta marga dalam berperan sebagai kekuatan Pertahanan.

  • Gambar Padma (Teratai).

Gambar ini merupakan lambang dari pembinaan pendidikan untuk menciptakan Perwira-Perwira TNI AU yang profesional dan mampu berperan sebagai salah satu kekuatan pertahanan negara.

  • Kamandalu. 

Kamandalu adalah kendi/bokor yang berisi tirta amerta untuk melambangkan bahwa pembinaan pendidikan di AAU diutamakan untuk memberikan bekal kepada calon-calon Perwira TNI AU dengan sumber ilmu pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi TNI AU (air = tirta amerta, dilambangkan sebagai sumber ilmu pengetahuan).

Warna

  1. Biru. Warna biru merujuk warna udara atau dirgantara yang melambangkan kekhasan tugas AAU untuk membentuk calon-calon Perwira TNI AU yang profesional di bidang matra udara.
  2. Kuning emas. Warna kuning emas berarti keluhuran yang melambangkan keluhuran cita-cita AAU untuk dapat menghasilkan Perwira TNI AU yang profesional di bidang matra udara.
  3. Hijau. Warna hijau berarti kesuburan yang melambangkan sifat AAU sebagai lembaga pendidikan yang mampu menumbuhkan secara kenyal berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi kedirgantaraan sesuai dengan perkembangan tuntutan kebutuhan organisasi TNI AU.
  4. Putih. Warna putih berarti kesucian, ketulusan yang melambangkan kesucian niat AAU dalam mencapai cita-cita untuk ikut mewujudkan lahirnya kader-kader Perwira TNI AU sebagai pemimpin pada masa mendatang.
  5. Merah. Warna merah berarti berani yang melambangkan keberanian AAU dalam ikut mempertanggungjawabkan kemampuan hasil didik sebagai Perwira TNI AU yang profesional dan dilandasi jiwa kejuangan.
  6. Hitam. Warna hitam berarti ketetapan hati dari sifat seorang kesatria, melambangkan tekad bulat para taruna untuk menuntut ilmu di AAU dalam rangka menjadi prajurit yang profesional.
  7. Jingga. Warna jingga berarti kesucian dan keberanian yang melambangkan berani berkorban dengan ikhlas.

Makna Seloka

Seloka (semboyan) Vidya Karma Vira Paksa merupakan identitas pusara AAU mengandung makna taruna calon Perwira Kesatria (Vira) TNI AU dengan dibekali ilmu pengetahuan yang profesional (Vidya), disiapkan untuk berbakti (Karma) serta mengemban tugas negara dengan jiwa kejuangan dalam bidang matra udara (Pakça).

Makna tersebut berasal uraian arti kata per kata sebagai berikut:

  1. Vidya : Ilmu pengetahuan.
  2. Karma : Perbuatan/amal perjuangan, berbakti.
  3. Vira : Sifat kesatria, berani, jujur, serta bijaksana.
  4. Pakça : Sayap, melindungi, mengemban tugas, menjaga.

Baca: Akademi Keperawatan Insan Husada Surakarta (Akperinsada Surakarta)

  • Struktur Organisasi


Saat ini Akademi Angkatan Udara dipimpin oleh Marsda TNI Nanang Santoso sebagai Gubernur.

Sementara Marsma TNI Paminto Bambang Pamungkas, S.IP. sebagai Wakil Gubernur.

Organisasi di AAU (https://aau.ac.id/organisasi/)

  • Kurikulum


Kurikulum AAU diawali dengan Sekolah Penerbang yang didirikan pada tanggal 15 Nopember 1945 oleh Agustinus Adisucipto di Pangkalan Udara Maguwo (kini Lanud Adisutjipto), Yogyakarta.  Pada bulan September 1947, untuk pertama kali TNI AU menerima para pemuda lulusan SLA untuk dididik sebagai siswa penerbang. Pendidikan dibekali dengan dasar kemiliteran di Bukit Tinggi dan dilanjutkan dengan pendidikan penerbang di India. Pada bulan November 1950 sebanyak 60 Kadet TNI AU dikirim ke California (USA) untuk mengikuti pendidikan penerbang di Taloa.

Pada tanggal 16 Desember 1966, AAU bersama dengan lembaga pendidikan ABRI lainnya (AMN, AAL, dan AAK) diintegrasikan menjadi Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) dan selanjutnya AAU menjadi Akabri Bagian Udara. Kurikulum yang dilaksanakan terdiri atas kurikulum pendidikan dasar keprajuritan bersama selama kurang lebih lima bulan sebelum melanjutkan pendidikan di Bumi Maguwo, Yogyakarta selama tiga tahun. Dalam rangka reorganisasi ABRI, sejak tanggal 16 Juni 1984 Akabri Bagian Udara kembali ke jajaran TNI AU dengan nama Akademi TNI Angkatan Udara.

Dalam perjalanannya, AAU yang saat itu masih bernama Akademi TNI AU berupaya agar pelaksanaan pendidikan selalu dapat mengikuti perkembangan. Salah satu kegiatan yang ditempuh adalah  dengan menerapkan Pola Pendidikan  3–1. Pola yang mulai diberlakukan pada tahun 1986 itu merupakan pola pendidikan yang tersusun dalam program 3 tahun pendidikan di AAU dan satu tahun dasar kecabangan di kesatuan-kesatuan TNI AU. Dalam rangka mengikuti perkembangan pula, sejak tahun 1986 AAU mulai menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS).  Sesuai kebutuhan kemudian ditetapkan tiga program studi penyelenggara pendidikan, yaitu Teknik  Aeronautika, Teknik Elektronika dan Administrasi. Pada tahun 1992 program studi Administrasi disesuaikan menjadi program studi Teknik Industri dan selanjutnya pada tahun 1999 diubah menjadi prodi Teknik Manajemen Industri.

Upaya pengembangan lembaga pendidikan AAU terus dilakukan. Bentuk lain dari upaya pengembangan tersebut antara lain melalui kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi meliputi UGM, ITB , ITS, dan STTA. Kerjasama AAU-UGM telah dimulai sejak tahun 1987, meliputi pengembangan kurikulum dan silabus, pemanfaatan laboratorium serta bantuan tenaga pengajar. Kerjasama AAU-ITB diawali tahun 1990 antara lain diwujudkan dengan pemberian kesempatan bagi lulusan AAU untuk mengikuti pendidikan program S-1 di ITB. Bahkan mulai tahun 1995 kesempatan untuk melanjutkan pendidikan program S-1 di ITB telah mencakup program pascasarjana. Sementara itu, kerjasama dengan ITS dimulai sejak tahun 1999 dalam pengembangan SDM melalui pendidikan di ITS. Selain itu AAU juga menjalin kerja sama dengan STTA dalam bidang pemanfaatan fasilitas dan tenaga pengajar serta program pengembangan pendidikan.

Perubahan kurikulum telah dilakukan pada tahun 2008 dan disempurnakan dengan Kurikulum 2010, menyesuaikan dengan perubahan kurikulum di Resimen Candradimuka Mako Akademi TNI. Seiring dengan berjalannya waktu, Mako Akademi TNI sebagai payung hukum Akademi Angkatan melakukan permohonan kepada kepada kementerian Pendidikan Nasional untuk memberikan gelar sarjana bagi lulusan Akademi TNI dan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 188/E/O/2012 tanggal 21 Mei 2012 akhirnya AAU mendapatkan ijin penyelenggaraan program studi yang berdampak terpenuhinya gelar Sarjana Sains Terapan Pertahanan.

Penerapan SKS dimaksud mencakup pula Satuan Kredit Semester (SKS) sebagai berikut :

  • Sistem Kredit Semester.      Dalam penyelenggaraan pendidikan dengan Sistem   Kredit semester, setiap mata kuliah diberi nilai kredit yang ditentukan berdasarkan besarnya usaha untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dinyatakan dalam program perkuliahan, praktikum/praktik, latihan dan penyusunan tugas akhir.
  • Satuan Kredit Semester (SKS).      Adalah suatu ukuran yang digunakan dalam bentuk pengakuan atas beban studi taruna, besarnya usaha yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu program, serta besarnya usaha yang diperlukan untuk menyelenggarakan pendidikan tingkat perguruan tinggi.

Dalam pelaksanaan pendidikan, AAU memberlakukan sistem satuan kredit semester yang penerapannya dikombinasikan antara kepentingan pengembangan pada jalur pendidikan tinggi umum dan kepentingan TNI AU. Oleh sebab itu, AAU memberlakukan sistem SKS secara paket yang programnya sama bagi semua taruna. Dalam semester yang berjalan, taruna dengan tingkat dan program studi yang sama menerima beban sks dalam jumlah sama. Semua mata kuliah bersifat wajib dan diharapkan taruna dapat mempunyai kesempatan yang sama untuk menyelesaikan studi dalam jangka waktu maupun beban studi yang sama.

 
 

Program Studi

  1. Teknik Aeronautika Pertahanan
  2. Teknik Elektronika Pertahanan
  3. Teknik Manajemen Industri Pertahanan (1)

Baca: Akademi Farmasi Jember (AFJ)

  • Kontak


Kampus Akademi Angkatan Udara

Ksatrian Akademi Angkatan Udara

Jalan Laksda Adisutjipto Km 10, Yogyakarta 55002
 
Telepon: +62274-486-922
Senin - Jumat, 7:00-15:30

Website: https://aau.ac.id/

Facebook: https://www.facebook.com/AAUacid

Instagram: @aauacid

Twitter: @aauacid

(Tribunnewswiki.com/Ekarista)



Nama Akademi Akademi Angkatan Udara


Lokasi Jalan Laksda Adisutjipto Km 10, Yogyakarta


Google Map https://goo.gl/maps/YNwVrr1jRvGoVr498


Sumber :


1. aau.ac.id


Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer