Siapakah Sosok Edward Colston yang Patungnya Dibuang Ke Sungai Saat Demonstrasi Di Inggris?

Penulis: saradita oktaviani
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Edward Colston adalah pedagang budak, pedagang dan filantropi yang patungnya di Bristol digulingkan selama protes Black Lives Matters.(Alamy via The Guardian)

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Massa demonstran Black Lives Matter di Bristol Inggris menggulingkan dan mendorong patung pedagang budak Edward Colston ke dermaga.

Untuk diketahui, patung perunggu setinggi 5,5 meter itu telah berdiri di Colston Avenue sejak 1895 sebagai peringatan untuk peninggalan filantropisnya.

Peninggalan di kota tersebut termasuk uang untuk menopang sekolah, rumah tahanan dan gereja.

Meskipun Colston lahir di kota pada tahun 1636, ia tidak pernah tinggal di sana setelah dewasa.

Semua perdagangan budaknya dilakukan di luar Kota London.

Dikutip dari The Guardian, Colston tumbuh dalam keluarga pedagang kaya di Bristol dan setelah pergi ke sekolah di London ia membuktikan dirinya sebagai pedagang yang sukses di bidang tekstil dan wol.

Pada 1680 ia bergabung dengan perusahaan Royal African Company (RAC) yang memonopoli perdagangan budak Afrika barat.

Secara resmi dipimpin oleh saudara Raja Charles II yang kemudian naik takhta sebagai James II.

Perusahaan mencap budak - termasuk wanita dan anak-anak - dengan inisial RAC di dada mereka.

Baca: Protes Black Lives Matter di Inggris, Massa Buang Patung Pedagang Budak Edward Colston ke Sungai

Baca: Ikuti Jejak BTS, ARMY Kumpulkan Rp 13,6 Miliar dalam Waktu 24 Jam untuk Donasi Black Lives Matter

Undang-undang Edward Colston telah ditarik oleh para demonstran Black Lives Matter di Bristol. Colston adalah seorang pedagang budak abad ke-17 yang memiliki banyak nama tengara setelahnya di Bristol. Gambar adalah patung yang ditutup sebelum diturunkan. (Tom Wren/SWNS via Independen.co.uk) (Tom Wren/SWNS via Independen.co.uk)

Dipercaya telah menjual sekitar 100.000 orang Afrika barat di Karibia dan Amerika antara tahun 1672 dan 1689 dan melalui perusahaan inilah Colston menghasilkan sebagian besar kekayaannya, menggunakan keuntungan untuk beralih ke peminjaman uang.

Dia menjual sahamnya di perusahaan kepada William, Prince of Orange, pada tahun 1689 setelah yang terakhir telah mengatur Revolusi Agung dan merebut kekuasaan dari James tahun sebelumnya.

Colston kemudian mulai mengembangkan reputasi sebagai filantropis yang menyumbang untuk kegiatan amal seperti sekolah dan rumah sakit di Bristol dan London.

Dia sempat bertugas sebagai anggota parlemen Tory untuk Bristol sebelum meninggal di Mortlake, Surrey, pada 1721.

Dia dimakamkan di Gereja All Saints di Bristol.

Baca: Khawatir Covid-19, Jubir Demonstrasi #BlackLivesMatter di Skotlandia Ajak Aksi Melalui Internet

Baca: Ribuan Warga Skotlandia Padati Jalanan Protes Tuntut #BlackLivesMatter dan Suarakan Anti-Rasisme

Para pemrotes Black Lives Matter di Bristol telah menjatuhkan patung Edward Colston, seorang pedagang budak abad ke-17 dan melemparkannya ke sungai kota. (Tom Wren/SWNS via Independen.co.uk) (Tom Wren/SWNS via Independen.co.uk)

Selain patung, ada Colston's, sebuah sekolah independen dan sebuah gedug konser, Colston Hall.

Ada pula blok perkantoran bertingkat tinggi, Colston Tower, Colston Street and Colston Avenue.

Sebuah petisi yang mengumpulkan ribuan tanda tangan dalam sepekan terakhir mengatakan dia (Edward Colston) “tidak punya tempat” di kota.

"Sementara sejarah tidak boleh dilupakan, orang-orang yang diuntungkan dari perbudakan individu ini tidak pantas mendapatkan kehormatan patung.

Ini harus disediakan bagi mereka yang membawa perubahan positif dan yang memperjuangkan perdamaian, kesetaraan, dan persatuan sosial,” bunyi petisi tersebut.

Baca: Bintang Star Wars, John Boyega Turun ke Jalan Beri Orasi saat Aksi Black Lives Matter di London

Baca: Penjelasan Tentang Blackout Tuesday, Mengapa Orang Memposting Kotak Hitam di Instagram?

“Kami dengan ini mendorong dewan kota Bristol untuk menghapus patung Edward Colston.

Dia tidak mewakili kota kami yang beragam dan multibudaya,” isi petisi tersebut.

Museum Bristol telah berusaha menjelaskan alasan mengapa patung Colston tetap berada di kota.

"Colston tidak pernah, sejauh yang kita tahu, berdagang di Afrika yang diperbudak dengan alasan sendiri,” kata pihak Museum Bristol dalam situs webnya.

"Yang kita tahu adalah bahwa dia adalah anggota aktif badan pengurus RAC, yang diperdagangkan di Afrika yang diperbudak, selama 11 tahun,” tambah mereka.

Edward Colston adalah pedagang budak, pedagang dan dermawan yang patungnya di Bristol digulingkan selama protes Black Lives Matters. (Alamy via The Guardian)

Diberitakan sebelumnya, para pengunjuk rasa di kota Bristol, di Inggris barat daya, mengikat patung perunggu Edward Colston dengan tali sebelum menjatuhkannya ke sorak-sorai dari kerumunan di sekitarnya.

Demonstran kemudian terlihat menggulingkan patung itu ke pelabuhan terdekat dan melemparkannya ke Sungai Avon.

Sementara insiden itu mengumpulkan banyak perayaan di kalangan pengunjuk rasa, polisi setempat mengatakan penyelidikan telah diluncurkan ke dalam insiden itu.

"Ada sekelompok kecil orang yang jelas-jelas melakukan tindakan kejahatan dalam merobohkan sebuah patung di dekat Bristol Harbourside," kata polisi Avon dan Somerset, Minggu dalam satu pernyataan .

"Investigasi akan dilakukan untuk mengidentifikasi mereka yang terlibat dan kami sudah menyusun rekaman insiden itu." lanjutnya.

(TribunnewsWiki.com/SO)



Penulis: saradita oktaviani
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer