Coretan grafiti disemprotkan dengan mencoret namanya dan menambahkan kata-kata "adalah seorang rasis", sehingga sekilas terbaca, "Churchill adalah seorang rasis."
Pencoretan tersebut berlangsung dalam aksi Black Lives Matter yang digelar di dekat tugu peringatan di Parliament Square, Westminster, London, Inggris.
Sebuah rekaman video menunjukkan ada kerumunan kecil demonstran yang berteriak, "Churchill adalah seorang rasis".
Rombongan tersebut kemudian terdengar juga meneriakkan, "Boris (Johnson) adalah seorang rasis".
Menurut pantauan Independent yang dikutip Tribunnewswiki.com, Senin (8/6/2020), terdapat sekelompok orang berdiri di sekitar patung tersebut yang nampak melindungi dari sejumlah massa.
Baca: Protes Black Lives Matter di Inggris, Massa Buang Patung Pedagang Budak Edward Colston ke Sungai
Sementara itu, terlihat empat orang petugas polisi berseragam yang berdiri di dekatnya.
Banyak peserta demonstran yang mengambil gambar momen tersebut.
Dalam aksi menuntut persamaan rasial di London Inggris, banyak spanduk berjejeran dengan aneka tulisan protes.
Beberapa di antaranya tertulis, "Kolonialisme Inggris adalah Kesalahan" dan tulisan "Bagaimana jika itu putramu?" yang telah terpasang di bawah patung.
Tanda Black Lives Matter juga turut serta diikat ke perut patung Churchill.
Bukan kali pertama patung Winston Churchill dirusak oleh massa yang marah.
Patung yang sama pernah menjadi sasaran pendemo saat peringatan D-Day tahun 2019.
Kata-kata "Semua polisi itu Ba****an" tertulis di patung dengan cat warna hijau neon.
Sementara patung Churchill lainnya di New Bond Street, London juga pernah disiram cat berwarna putih pada Januari 2019.
Baca: Ribuan Warga Skotlandia Padati Jalanan Protes Tuntut #BlackLivesMatter dan Suarakan Anti-Rasisme
Belakangan ini, sebuah insiden terbaru dilakukan demonstran di Bristol.
Mereka merobohkan patung seorang pedagang budak abad ke-17, Edward Colston.
Massa kemudian melemparkan patung tersebut ke sungai.
Demonstrasi yang terjadi di London, Inggris berangkat dari kegelisahan orang-orang setelah terbunuhnya George Floyd di Minnesota, Amerika Serikat.
Baca: Khawatir Covid-19, Jubir Demonstrasi #BlackLivesMatter di Skotlandia Ajak Aksi Melalui Internet
Kematian George Floyd di tangan polisi memicu kerusuhan di sejumlah negara di dunia.
Kepolisin di Inggris menggelar penyelidikan terkait aksi corat-coret tersebut.
Sekretaris Kementerian Dalam Negeri, Priti Patel menyebut insiden tersebut sebagai aksi 'vandalisme'.
-