Kasus Baru Covid-19 di Dunia Meningkat Tajam, Dampak Penerapan New Normal di Berbagai Negara?

Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi new normal

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kasus baru positif virus corona di dunia kini meningkat tajam, apakah dampak dari penerapan new normal di berbagai negara?

Penerapan new normal kini sedang diuji coba oleh berbagai negara di dunia.

Hal tersebut dilakukan lantaran beberapa minggu terakhir kasus virus corona mulai terkendali.

Selain itu, ekonomi di berbagai negara sudah mulai anjlok sehingga perlu aktivitas kembali untuk mendongkrak ekonomi negara.

Penerapan new normal ini dianggap sebagai cara baru bagi manusia untuk beraktivitas di tengan pandem Covid-19.

Baca: 19 Syarat New Normal di Sekolah dari Kemendikbud, Tempat Duduk Siswa Diatur Minimal 1,5 Meter

Baca: Jika New Normal Sudah Diterapkan di Bekasi, Bioskop dan Karaoke Diperbolehkan Beroperasi Kembali

Meski demikian, ternyata baru-baru ini kasus positif virus corona di dunia kembali meningkat tajam.

Bahkan kasus harian kembali menyentuh angka lebih dari 100 ribu kasus.

Apakah hal tersebut merupakan dampak buruk dari penerapan new normal di banyak negara?

Benarkah penerpaan new normal untuk saat ini sebenarnya sudah efektif?

Dilansir oleh Intisari, sebuah hasil penelitian dan pengamatan baru mulai dilakukan dan memperlihatkan perbedaan khusus pada new normal.

Sudah hampir 6 bulan lamanya menyerang, bukannya menurun malah kasus virus Corona semakin bertambah.

Bahkan dilansir dari cnn.com, kasus virus Corona baru meningkat lebih cepat daripada yang pernah terjadi sebelumnya di seluruh dunia.

Parahnya lonjakan itu pada tingkat lebih dari 100.000 sehari di atas rata-rata tujuh hari.

Per Sabtu (6/6/2020), ada 6,8 juta orang yang dikonfirmasi terinfeksi virus Corona (covid-19) di seluruh dunia.

Sudah hampir 6 bulan lamanya menyerang, bukannya menurun malah kasus virus Corona semakin bertambah.

Berdasarkan data pada bulan April, kasus-kasus baru tidak pernah mencapai 100.000 dalam satu hari.

Tetapi sejak 21 Mei, hanya ada kurang dari 100.000 pada lima hari, menurut data dari Universitas Johns Hopkins.

Namun pada 3 Juni 2020, kasus yang baru dilaporkan mencapai rekor tertinggi, yaitu 130.400 kasus.

Ilustrasi new normal (@youtube official tribun kaltim)

Menurut beberapa ahli, peningkatan angka kasus mungkin dikarenakan adanya kapasitas pengujian.

Tetapi masih belum cukup pengujian untuk menangkap gambaran yang akurat di banyak negara.

Halaman
1234


Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: Putradi Pamungkas

Berita Populer