Tak Bisa Selalu Andalkan Mobil PCR dari BIN dan BNPB, Tri Rismaharini Buat Laboratorium Swab Sendiri

Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menghadiri sekaligus membuka acara pameran, pementasan, dan diskusi kultur merdeka petani Indramayu 'Daulat Para Jagoan' di Bentara Budaya Jakarta (BBJ), Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (5/6/2014) malam.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Karena tak bisa selalu andalkan mobil PCR dari BIN dan BNPB, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini buat laboratorium swab sendiri.

Mobil laboratorium dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Intelijen Negara (BIN) beberapa hari ini melakukan rapid test dan swab di Surabaya.

Namun mobil tersebut tak selamanya bisa digunakan di Surabaya.

Lantaran mobil PCR tersebut juga harus keliling ke daerah lainnya di Jawa Timur maupun daerah lain di Indonesia.

Meski nantinya tak bisa memakai mobil PCR lagi, namun Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah diberi bantuan alat PCR oleh BIN.

Hal tersebut akhirnya memastikan Surabaya bisa membuat laboratorium sendiri dan bisa melakukan tes swab sendiri.

Baca: Surabaya Jadi Zona Hitam Covid-19 di Jawa Timur, Begini Penjelasan Khofifah hingga Upaya Risma

Baca: Surabaya Jadi Zona Hitam Covid-19, Doni Monardo hingga Menkes Terawan Justru Sanjung Risma, Mengapa?

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, sementara ini pemkot meminjam ruangan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya untuk meletakkan alat PCR itu dan membuat lab.

Sejak Rabu kemarin (3/6/2020), kata Risma, Pemkot Surabaya sudah mulai mengoperasikan laboratorium tersebut untuk melakukan tes swab.

"Sudah ada ratusan sampel yang dikirimkan ke BBTKLPP tersebut untuk dilakukan tes swab," kata Risma, di Balai Kota Surabaya, Kamis (4/6/2020).

Risma mengatakan, selain menggunakan mobil Laboratorium PCR milik BNPB dan BIN, pemkot juga mulai mengoperasikan lab untuk tes swab.

Hal ini diperlukan untuk mempercepat keluarnya hasil tes swab tersebut.

"Kami pinjam ruangan dulu. Alhamdulillah, laboratorium sudah bisa kami gunakan. Sambil menunggu Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) kami jadi," ujar Risma.

Menurut Risma, laboratorium tersebut memang harus secepat mungkin dioperasikan, apalagi alat-alat yang dibantu oleh BIN itu sudah siap dioperasikan.

Melalui cara ini, menurut Risma, tentunya akan mempercepat pemeriksaan sampel yang akan dites swab.

"Saya memang ingin secepatnya dioperasikan, supaya kehidupan warga kembali normal," kata Risma.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini marah besar saat mengetahui bantuan mobil PCR dari BNPB dialihkan ke kota-kota lain di Jawa Timur (Kolase Foto Surya)

Melalui cara ini, menurut Risma, tentunya akan mempercepat pemeriksaan sampel yang akan dites swab.

"Saya memang ingin secepatnya dioperasikan, supaya kehidupan warga kembali normal," kata Risma.

Sementara itu, Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M Fikser mengatakan, pihaknya sudah bertemu dan berkoordinasi dengan Kepala BBTKLPP Rosidi Roslan.

Kepala BBTKLPP pun menyanggupi untuk membantu Pemkot Surabaya.

"Saya sudah ketemu dengan Kepala BBPTLPP. Beliau mengatakan bahwa sehari bisa seribu sampel.

Namun, karena ini masih baru, tidak bisa langsung segitu. Pelan-pelanlah ya sambil proses untuk mencapai itu," kata Fikser.

Baca: Wali Kota Surabaya Risma Marah Besar Tahu Mobil Bantuan BNPB Dialihkan ke Kota Lain di Jawa Timur

Sebelum laboratorium PCR ini digunakan, Fikser memastikan bahwa terlebih dahulu melakukan uji validasi selama dua hari.

Tujuannya, untuk memastikan hasil dari pemeriksaan ini benar-benar valid.

"Jadi, prosesnya memang harus melewati uji validasi, supaya benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan," ujar dia.

Kepala Dinas Komunikaai dan Informatika Kota Surabaya ini menuturkan, mekanisme dan hasil pemeriksaan di lab PCR yang baru dioperasikan itu tidak jauh berbeda dengan bantuan mobil lab dari BIN.

Sebab, untuk hasil esktraksi membutuhkan waktu selama 45 menit dan hasil pemeriksaan PCR-nya membutuhkan waktu 2-4 jam setiap sampelnya.

"Baru setelah itu hasil keluar, apakah pasien itu negatif atau positif," kata dia.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani pamitan pada warga Surabaya tepat pada perayaan di Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-727, Minggu (31/5/2020). (Pemkot Surabaya) (Pemkot Surabaya)

Di sisi lain, Fikser menuturkan Pemkot Surabaya sudah membagikan alat Virus Transport Media (VTM) kepada beberapa rumah sakit.

VTM berfungsi sebagai alat pengambilan cairan dari kerongkongan dan hidung.

"Nanti juga akan dilampiri surat dari kami berisi permohonan untuk diperiksa di lab tersebut," ujar dia.

Demi membantu kinerja di BBTKLPP, Fikser memastikan sudah mengirimkan lima petugas Pemkot Surabaya ke lab tersebut, sehingga dia berharap proses pemeriksaan sampel di lab tersebut bisa semakin cepat.

"Kepala BBTKLPP juga bilang akan full membantu Kota Surabaya," tutur Fikser.

Baca: 2 Mobil PCR BNPB untuk Surabaya Dialihkan ke Daerah Lain, Risma: Saya Dibilang Nggak Bisa Kerja

(Kompas.com/Kontributor Surabaya, Ghinan Salman)(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Al Farid)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Risma Buat Laboratorium Tes Swab, karena Tak Bisa Selamanya Gunakan Mobil PCR dari BNPB dan BIN"



Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer