Hubungan China dan India Memanas, Rusia Buka Suara dan Mengaku Khawatir

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Parade militer China. Rusia turut buka suara terkait hubungan China dan India yang memanas.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Hubungan China dan India memanas belakangan ini dan ada ketegangan militer di perbatasan Landakh.

Terkait ketegangan ini, Rusia turut berkomentar dan mengaku khawatir atas keadaan tersebut

Meski demikian, Rusia masih yakin bahwa China dan India akan menyelesaikan masalah mereka secara damai.

Hal itu dikatakan Wakil Kepala Misi Rusia di Delhi Roman Babushkin kepada saluran TV.

“Tentu saja, kami khawatir dengan situasi saat ini di Line of Actual Control (LAC). Namun, seperti yang kita ketahui, ada mekanisme khusus yang dikembangkan oleh kedua negara (India dan Cina) termasuk hotline dan dialog perwakilan khusus dan bahkan KTT informal," ujarnya seperti dilansir Deccanchronicle.com, Selasa (2/6).

Ia menambahkan bahwa Rusia yakin baik India maupun China telah memiliki jalur yang baik untuk mencari jalan keluar. Tugas Rusia adalah mendorong kedua negara menuju pembicaraan damai.

Rusia merupakan mitra India yang telah teruji oleh waktu dan sebagai pemasok utama sistem pertahanan selama beberapa dekade ke India. Rusia juga menjadi mitra strategis utama India.

Namun dalam beberapa dekade terakhir, Rusia merasa cemburu atas meningkatnya hubungan India dengan Amerika Serikat.

Meski demikian, pemerintah India telah melakukan segala upaya untuk mempertahankan hubungan yang kuat dengan Rusia dan Moskow sehingga tetap menjadi teman dekat.

Baca: Klaim Miliki Lembah Sungai Galwan, China Serbu Garis Pertahanan India dengan 10.000 Pasukan Militer

Baca: Iran, Rusia, China, dan Turki Justru Rayakan Kekacauan dan Kerusuhan di Amerika Serikat

Rusia juga merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB bersama dengan China dan memiliki hubungan yang dekat dengan Beijing.

Pekan lalu, India mengatakan tekad mereka sangat kuat di perbatasan untuk memastikan keamanan dan kedaulatan nasionalnya.

Namun, India mengatakan bahwa mereka tetap menjalin komunikasi dengan China baik di tingkat diplomasi maupun militer untuk menyelesaikan masalah perbatasan secara damai.

Bulan lalu, India menuding Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) memblokir patroli Angkatan Darat India di sisi INdia LAC yang merupakan perbatasan de-factor China-India.

New Delhi juga mengatakan bahwa kadang-kadang insiden seperti itu terjadi karena kedua belah pihak tidak memiliki persepsi yang sama mengenai LAC.

Masalah ini juga menjadi latar belakang terjadinya dua insiden terpisah bulan lalu di sektor Sikkim dan Ladakh ketika tentara India dan China saling adu jotos dan mengakibatkan cedera terhadap pasukan di kedua sisi.

Isiden ini terjadi di Sikkim utara pada 9 Mei sementara di Ladakh Timur telah terjadi pada malam intervensi 5-6 Mei 2020.

Dalam dua insiden itu, patroli PLA yang agresif dihentikan pasukan India di wilayah India yang diklaim China sebagai miliknya.

 

Klaim Miliki Lembah Sungai Galwan, China Serbu Garis Pertahanan India dengan 10.000 Pasukan Militer

Ketegangan antara China dan Amerika Serikat sudah terjadi semenjak naiknya Donald Trump sebagai Presiden Negeri Paman Sam.

Hubungan antara dua negara adidaya tersebut semakin memburuk.

Selain soal perang dagang, hubungan kedua negara semakin panas tatkala Washington dan Beijing salir lempar isu tentang pihak yang seharusnya pantas bertanggungjawab terhadap pandemi Covid-19 global saat ini.

Ketegangan itu pun melebar ke berbagai persoalan.

China saat ini semakin intensif dengan menunjukkan gestur siap "meladeni" Amerika Serikat.

Setelah menempatkan banyak pasukan di Laut Cina Selatan, China secara tegas juga meminta Amerika Serikat agar ikut campur persoalan kemerdekaan Hong Kong dan menyatakan siap melakukan langkah strategis jika Trump tetap gegabah.

Seperti diketahui, garis afiliasi politik India di bawah pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi yakni afirmatif ke Amerika Serikat.

Modi pun menyambut hangat kunjungan Trump ke India beberapa waktu lalu sebelum Pandemi Covid-19 dan pertemuan itu disebut banyak pihak sebagai sinyalemen penguatan hubungan diplomatik kedua negara.

Baca: Trump Berikan Ultimatum ke WHO dan Mengancam Akan Hentikan Pendanaan secara Permanen

Donald Trump dan Narendra Modi. (AFP)

Terkini, ada hampir 10.000 tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) yang menerobos masuk ke wilayah India.

China juga dikabarkan menolak permintaan India untuk melakukan pertemuan untuk menyelesaikan situasi tersebut.

Surat kabar lokal melaporkan, situasi yang paling mengkhawatirkan adalah di lembah Galwan, dimana pasukan PLA telah melintasi garis klaim China sendiri dan menerobos masuk 3-4 kilometer ke wilayah India.

"Pasukan PLA sedang menggali pertahanan untuk memperlengkapi diri menghadapi serangan India," tulis laporan tersebut seperti dilansir Thekashmirwalla, Selasa (26/05/2020).

Sebuah situs pertahanan China mengklaim bahwa seluruh lembah Sungai Galwan adalah bagian dari China.

"Lembah Galwan adalah wilayah China dan situasi kontrol lokal sangat jelas," tulis web tersebut.

Menurut laporan ini, Tiongkok secara sistematis telah mengikis status Galwan mulai tahun 1965, diikuti klaim resmi pada 1960 dan kemudian olek aksi militer selama perang 1962.

Sebelumnya, surat kabar itu melaporkan bahwa pada 5 Mei, sekitar 5.000 tentara China menyeberang ke lembah Sungai Galwan, diikuti dengan serangan lain dalam jumlah yang sama ke sektor Danau Pangong pada 12 Mei.

Secara bersamaan ada serangan kecil di dekat Demchok, di Ladakh Selatan dan di Naku La di Sikkim Utara.

Sebelumnya surat kabar itu melaporkan bahwa pada 5 Mei, sekitar 5.000 tentara Tiongkok menyeberang ke lembah Sungai Galwan, diikuti dengan serangan lain dalam jumlah yang sama DI Danau Pangong pada 12 Mei.

Presiden China, Xi Jinping. (AFP)

Secara bersamaan, ada serangan kecil di dekat Demchok, di Ladakh Selatan dan di Naku La di Sikkim Utara.

Empat hari setelah intrusi Galwan, intrusi kedua China dimulai pada 9 Mei di Naku La, di Sikkim utara, juga melintasi perbatasan Sikkim-Tibet yang sudah mapan.

Sekitar 200 tentara China  menduduki wilayah India, tetapi sekarang telah mundur ke wilayah China dan telah mendirikan tenda.

Dalam intrusi ketiga, yang terjadi di dekat Danau Pangong pada 12/13 Mei, ribuan tentara China menduduki wilayah yang disengketakan antara Finger 8 dan Finger 4. Pada 18 Mei, China telah mengambil alih apa yang disebut Finger Heights.

 

“Walaupun gangguan ini tidak masuk ke wilayah yang sebelumnya diakui Beijing sebagai India, sekarang ada - untuk pertama kalinya - bendera Tiongkok yang berkibar di atas bukit menampilkan fitur yang menghadap ke danau.

Apa yang disebut Dhan Singh Post di India, yang dibangun setelah perang 1962, adalah pos India terakhir yang berdiri di sektor itu, ”kata laporan itu.

Tentara India dikabarkan lambat bereaksi.

Pasukan India telah dikerahkan di sekitar serangan PLA, tetapi tidak ada upaya untuk mengungguli posisi China.

Selain itu, satu atau dua brigade tentara India telah mulai bergerak ke daerah itu selama 2-3 hari terakhir.

(Tribunnewswiki.com/Ris/Tyo/Kontan/Noverius Laoli))

Artikel tayang di Kontan dengan judul 10.000 tentara China dikabarkan menerebos wilayah India dan bangun pertahanan dan Rusia mengaku khawatir militer China dan India sudah diambang perang 



Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer