Surabaya Jadi Zona Hitam Covid-19, Doni Monardo hingga Menkes Terawan Justru Sanjung Risma, Mengapa?

Penulis: Ronna Qurrata Ayun
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kota Surabaya jadi zona hitam karena jumlah kasus telah menginjak angka 2.748, namun Doni Monardo dan Menteri Terawan Agus justru memuji Pemerintah Kota Surabaya yang ada di bawah komando Tri Rismaharini. (twitter.com/BNPB_Indonesia)

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kota Surabaya kini tak lagi masuk ke dalam zona merah, lebih dari itu kota ini justru menjadi zona hitam karena kasus positif Covid-19 telah mencapai lebih dari 1.500 kasus.

Berdasarkan data dari laman infocovid19.jatimprov.go.id per Rabu (3/6/2020) pukul 13.00 WIB, terdapat 2.748 kasus positif di Surabaya.

Kejadian ini lantas membuat peta persebaran Covid-19 di wilayah Kota Surabaya menunjukkan warna hitam pekat.

Hal-hal yang menjadi penyebab tingginya kasus positif Covid-19 di Kota Surabaya kemudian diungkap oleh Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo.

Namun, terungkapnya penyebab tersebut justru menuai sanjungan bagi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Menurut Doni Monardo, peningkatan kasus positif Covid-19 di Surabaya justru merupakan buah dari kerja keras pemerintah Kota Surabaya dalam melakukan pelacakan (tracing) serta pengambilan sampel di berbagai lingkungan masyarakat.

“Tentunya tak mudah untuk mendapatkan informasi daerah yang kawasannya banyak yang positif.

Ini langkah yang strategis dan sangat cerdas,” ungkap Doni, dikutip dari Warta Kota, Selasa (2/6/2020).

Kepala BNPB Doni Monardo Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 puji kinerja Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam upayanya menangani kasus Covid-19 di Surabaya (twitter.com/BNPB_Indonesia) (twitter.com/BNPB_Indonesia)

Baca: Kisah Perjuangan Nenek 105 Tahun asal Surabaya Sembuh dari Covid-19

Baca: Tak Lagi Merah, Peta Sebaran Covid-19 di Surabaya Kini Berwarna Hitam, Apa Artinya?

Pernyataannya tersebut dibeberkan Doni saat ia melakukan kunjungan bersama Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto di Balai Kota Surabaya.

Dalam pernyataannya, Doni Monardo justru menyanjung Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

Lebih jauh, Doni mengatakan bahwa Pemkot Surabaya sudah melakukan langkah-langkah yang sangat baik.

Tak hanya Doni, hal serupa juga diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Menkes Terawan mengapresiasi pola penanganan wabah Covid-19 yang dilakukan Pemkot Surabaya dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus corona.

Meskipun kasus Covid-19 di Surabaya masih tinggi, Terawan menganggap semangat serta etos kerja di bawah komando Walkot Surabaya Tri Rismaharini patut diberi apresiasi.

Hal tersebut diungkapkan Terawan pada saat mengunjungi Balai Kota Surabaya sekaligus bertemu dengan Wali Kota Tri Rismaharini.

Saat itu, Selasa (2/6/2020), Terawan mendengarkan pemaparan langkah penanganan kasus Covid-19 di Surabaya.

“Luar biasa, semangatnya dengan keterbatasan (peralatan) itu luar biasa.

Kalau mungkin orang lain boleh menilai lain, (tapi) kalau saya lihat luar biasa,” aku Terawan.

Meski demikian, Terawan tetap mengingatkan jajaran Pemkot Surabaya untuk tidak kendor.

Sebab, penanganan masih harus terus dilakukan.

Selain itu, kasus Covid-19 di Surabaya sejauh ini memang masih membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat.

Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto sanjung kinerja Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam upayanya menangani kasus Covid-19 di Surabaya.(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG) (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Baca: Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini Pamit, Sampaikan Pesan Ini untuk Warganya, ke Mana Selanjutnya?

Baca: Menkes Terawan: Flu Lebih Bahaya dari Virus Corona dan Angka Kematian Lebih Tinggi, Ini Kata WHO

Dalam kesempatan tersebut, Risma mengatakan bahwa peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 di Surabaya terjadi karena saat ini pihaknya terus gencar melakukan penanganan.

Risma membeberkan bahwa ia beserta jajarannya terus melakukan rapid test serta swab test massal di beberapa lokasi yang dinilai berpotensi.

Saat Covid-19 pertama kali muncul di awal maret 2020 lalu, Risma mengaku kesulitan melakukan rapid test maupun swab test karena keterbatasan alat.

Keterlambatan dalam penanganan di awal pandemi tersebut, menurut Risma, menjadi penyebab kasus Covid-19 di Surabaya menjadi tinggi.

Namun, kini Risma telah mendapatkan banyak bantuan peralatan dari Kemenkes, BIN, serta BNPB untuk melakukan tes pada masyarakat dalam wilayah yang berpotensi ada penyebaran Covid-19.

Tes massal ini dilakukan di sejumlah tempat, baik di jalan raya, di perkampungan, maupun tempat ibadah.

“Jadi kami lakukan rapid test massal di beberapa tempat.

Kadang lokasinya di sepanjang jalan, kadang pula di masjid dan sebagainya.

Sampai hari ini rapid test kurang lebih sebanyak 27 ribu orang,” tutur Risma.

Baca: Wali Kota Surabaya Risma Marah Besar Tahu Mobil Bantuan BNPB Dialihkan ke Kota Lain di Jawa Timur

Baca: Nantikan Sejak Berbulan-bulan Lalu, Risma Menangis Terima Bantuan BIN Akhirnya Tiba di Surabaya

Menanggapi hal tersebut, Terawan tak memungkiri bahwa ketersedian alat tersebut saat ini tengah diburu di seluruh dunia.

Namun, Terawan memastikan, pemerintah di pusat tetap mengupayakan yang terbaik untuk daerah.

BNPB, kata Terawan, juga terus mengupayakan agar peralatan dalam penanganan pandemi tetap tersedia.

Begitu ada peralatan, pihaknya langsung mendistribusikan ke daerah. 

Surabaya termasuk daerah yang menjadi perhatian pusat, sehingga sebelumnya telah banyak diberikan bantuan seperti mobil laboratorium.

Bahkan, Terawan memastikan, bila ada peralatan yang dibutuhkan oleh Surabaya, dia mempersilakan Risma untuk mengajukan bantuan. 

"Kami akan mengupayakan yang terbaik," terang Terawan, menambahkan.

(Tribunnewswiki.com/Ron/Wartakota.tribunnews.com)



Penulis: Ronna Qurrata Ayun
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer