Surabaya Disebut Wuhan Kedua, Doni Monardo Beberkan Penyebab Angka Covid-19 Tinggi

Penulis: saradita oktaviani
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo membeberkan penyebab angka Covid-19 di Surabaya kian bertambah saat berkunjung ke Balai Kota Surabaya bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto di Balai Kota Surabaya, Selasa (2/6/2020).

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Kota Surabaya dijuluki sebagai Wuhan kedua karena kasus Covid-19 yang melonjak tinggi.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo pun membeberkan penyebab angka Covid-19 di Surabaya kian bertambah.

Dia mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah melakukan langkah-langkah yang sangat baik.

Dikutip dari Kompas.com, adapun peningkatan kasus terkonfirmasi yang dialami Surabaya merupakan kerja keras dalam melakukan tracking dan pengambilan sampel di berbagai lingkungan masyarakat.

Hal itu disampaikannya saat berkunjung ke Balai Kota Surabaya bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto di Balai Kota Surabaya, Selasa (2/6/2020).

"Tentunya tak mudah untuk mendapatkan informasi daerah yang kawasannya banyak yang positif.

Ini langkah yang strategis dan sangat cerdas," kata Doni, di Balai Kota Surabaya, Selasa.

Baca: Tak Lagi Merah, Peta Sebaran Covid-19 di Surabaya Kini Berwarna Hitam, Apa Artinya?

Baca: Mengapa Angka Kematian Covid-19 Lebih Tinggi di AS dan Eropa Ketimbang di Asia? Ini Alasannya

Kepala BNPB Doni Monardo ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, meminta agar Semua kebijakan daerah yang terkait dengan Covid-19 harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Pemerintah Pusat melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.(twitter.com/BNPB_Indonesia) (twitter.com/BNPB_Indonesia)

Berdasarkan data Pemkot Surabaya, sebanyak 226 kasus kematian akibat C0vid-19 memiliki riwayat penyakit penyerta.

Oleh sebab itu, ia meminta agar jenis penyakit penyerta itu dipelajari.

Kemudian diinformasikan ke masyarakat agar berhati-hati.

Sejak beberapa hari terakhir, kasus Covid-19 di Surabaya memang mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 itu terjadi karena saat ini pihaknya terus gencar melakukan rapid test massal dan swab di beberapa lokasi yang dinilai ada pandemi.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Instagram/trirismaharini01)

"Ketika pertama saat kami menerima data seseorang itu positif di awal dulu, kami selanjutnya men-tracing.

Jadi kami punya beberapa klaster yang ada di Surabaya.

Kita tracing, siapa dia, ketemu di mana, kemudian siapa saja di situ," kata Risma saat mengawali paparannya di lobi lantai II Balai Kota Surabaya, Selasa.

Ketika kemunculan Covid-19 di awal Maret lalu, Risma mengaku kesulitan melakukan tes cepat maupun tes swab karena keterbatasan alat itu.

Keterlambatan penanganan di awal pandemi karena keterbatasan alat kesehatan, disebut Risma membuat kasus Covid-19 di Surabaya menjadi tinggi.

Baca: Akui Belum Bisa Kendalikan Covid-19, Jokowi: Semua Harus Pakai Data Keilmuan yang Ketat

Baca: 37 Tenaga Medis di Bengkulu Positif Covid-19, Diduga Terpapar Saat Lepas APD Seusai Bertugas

Dalam peta sebaran Covid-19 di Jawa Timur, Kota Surabaya terlihat berwarna hitam sejak empat hari terakhir. (Tangkapan layar) (Kompas.com)

Namun, saat ini, Risma telah menerima banyak bantuan alat kesehatan dari Kemenkes, BIN, dan BNPB untuk melakukan tes kepada masyarakat di wilayah yang dinilai terdapat pandemi Covid-19.

Tes massal ini dilakukan di sejumlah tempat, baik di jalan raya, di perkampungan, maupun tempat ibadah.

"Jadi, kami lakukan rapid test massal di beberapa tempat.

Halaman
12


Penulis: saradita oktaviani
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer