Pemerintah Putuskan Hapus Proyek Pesawat R80, Impian Terakhir BJ Habibie yang Belum Terwujud

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Miniatur pesawat R80. Pemerintah putuskan hentikan proyek pesawat R80 yang jadi impian terakhir Habibie

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pemerintah memutuskan menghapus dua proyek pengembangan pesawat R80 dan N245.

R80 merupakan proyek pesawat buatan anak bangsa yang digagas mantan Presiden Habibie.

Sebagai ganti dari proyek R80, pemerintah akan memproduksi drone atau pesawat nirawak

Diberitakan oleh Antara, Sabtu (30/5/2020), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto, mengatakan bahwa pengembangan pesawat nirawak tersebut dinilai lebih ideal dilakukan dalam kondisi saat ini.

Oleh karena itu, pemerintah mendahulukan pengembangan proyek pesawat nirawak di banding R80 dan N245.

Lalu, sejak kapan muncul ide membuat pesawat R80 dan N245 tersebut, dan siapa yang ingin membuat pesawat itu?

Pesawat R80 adalah impian Presiden BJ Habibie yang belum terwujud. Pesawat itu dirancang oleh PT Regio Aviasi Industri (RAI). Awalnya Habibie mengumumkan rancangan pesawatnya pada 2013.

"Mr Crack". Presiden Ketiga RI BJ Habibie menunjukkan miniatur pesawat R80 ke Presiden Joko Widodo di Puspitek, Tangerang, Senin (13/4/2015). (KOMPAS.com/Sabrina Asril)

Terus mengalami penundaan

Rencana R80 untuk terbang perdana sempat mengalami penundaan beberapa kali. Awalnya direncanakan akan mengudara pada 2017, 2019, lalu diundur lagi menjadi 2021.

Lalu rencananya, pesawat itu akan diproduksi massal pada 2025. Pesawat R80 bisa membawa 80-90 penumpang.

Baca: Joshua Suherman Sebut Sosok BJ Habibie Inspirasi Bikin Lagu Pesawat Terbang

Baca: Kisah BJ Habibie yang Pernah Tersinggung atas Sepucuk Surat dari PM Australia John Howard

Dikutip harian Kompas, Rabu (9/4/2014), Komisaris PT RAI Ilham Habibie menjelaskan, pesawat itu menggunakan baling-baling sehingga lebih hemat bahan bakar.

Pesawat itu diklaim lebih baik daripada pesawat sekelasnya, ATR 72 dan Bombardier Dash 8 series 400. Sebab, kecepatannya menandingi dua pesawat itu.

Pesawat R80 didesain bisa terbang hingga kecepatan maksimum 800 knot atau 1.480 km per jam.

Di Indonesia, kecepatan maksimal pesawat umumnya sekitar 70 persen di bawah 400 knot atau 340 km per jam karena jarak antarkota pendek.

Menurut Habibie, pesawat jenis baling-baling itu lebih efisien bagi jarak pendek karena kecepatan rata-rata 500 knot atau 926 kilometer per jam.

"Targetnya untuk melayani penerbangan jarak pendek hingga menengah pada bandara dengan landas pacu 1.300 meter,” kata Direktur Utama PT RAI Agung Nugroho, seperti dikutip harian Kompas, Jumat (29/9/2017).

Desain kabin dan kokpit pesawat R80 rancangan PT RAI (regio-aviasi.co.id)

Dalam membuat R80, Habibie bekerja sama dengan banyak pihak. Namun, yang paling penting adalah dukungan pemerintah.

"Yang kami butuhkan adalah dukungan pemerintah untuk financing bagian Indonesia. Bagian swasta dan luar negeri, mereka akan ikut kalau dari pemerintah ikut menyumbang," ujar Habibie, seperti ditulis Kompas.com, Rabu (11/9/2019).

Baca: Kesaksian 2 Penumpang Selamat Pesawat Airbus Pakistan di Tengah Api dan Teriakan

Baca: Pesawat R80

Habibie membutuhkan dana Rp 200 miliar untuk membuat prototipe pesawat R80. Sementara itu, total kebutuhan dana untuk skala industri sekitar Rp 20 triliun.

Tak hanya meminta bantuan pemerintah untuk mewujudkannya, Habibie juga menggalang dana lewat Kitabisa.

Halaman
12


Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer