Murad Ismail mendapat obat ini dari salah satu relasinya di Jakarta.
Sebanyak 1.200 dus bantuan obat pencegahan virus corona ini kemudian diberika kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Maluku, Senin (1/6/2020).
Obat itu diklaim terbukti menyembuhkan pasien Covid-19 di Wuhan, China.
“Kapsul ini bukan obat kimia, tapi herbal. Obat ini sudah berhasil menyembuhkan pasien di Wuhan, China,” kata Murad kepada wartawan, saat menyerahkan secara simbolis obat tersebut kepada Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Maluku, Kasrul Selang, di Kantor Gubernur Maluku, Senin.
Murad mengatakan bahwa bantuan obat itu nantinya akan dibagikan ke semua rumah sakit yang ada di Maluku.
Obat tersebut akan diperuntukkan pasien yang terpapar virus corona ringan atau untuk orang tanpa gejala (OTG).
“Hari ini saya menyerahkan bantuan obat Covid-19 kepada Gustu Provinsi sebanyak 1.200 pcs, masing-masing dos isinya 24 butir obat untuk pasien Covid-19 yang masih tanpa gejala, masih belum berat. Ini ada obat baru sampai kemarin siang, bantuan dari teman saya di Jakarta,” ungkap dia.
Baca: Republik Demokratik Kongo Kembali Diserang Virus Ebola, Empat Orang Meninggal Dunia
Baca: Dokter di Italia Ungkap Virus Corona Telah Melemah dan Berbeda Dibanding 2 Bulan yang Lalu
“Obat ini dari Wuhan langsung dan ini apabila baru terpapar, bisa minum selama enam hari 3 kali sehari 4 kapsul,” tambah dia.
Sementara itu, Kasrul Selang mengatakan bantuan obat pencegahan Covid-19 yang telah diterima itu akan dikoordinasikan dengan dokter.
Selanjutnya, kata dia, akan dibagikan ke kabupaten/kota yang terdampak.
“Nanti kami bicarakan dengan tim dokter cara penggunaannya. Saya juga sudah pernah pakai,” kata dia.
Ditanyai apakah obat ini sudah ada rekomendasi dari BNPB atau Satgas, Kasrul mengaku belum mengetahuinya.
“Nanti kami cek. Tapi, kami sudah mulai pakai (obat tersebut)," kata dia.
Virus corona atau Covid-19 telah menginfeksi orang-orang di seluruh dunia selama 5 bulan terakhir.
Lebih dari 350.000 orang telah meninggal dunia hingga kini. Dunia pun belum aman jika vaksin belum ditemukan.
Sementara itu sambil menunggu vaksin, berbagai obat diuji untuk mengobati penyakit yang ditimbulkan dari virus itu.
Namun, obat apa yang paling menjanjikan untuk mengobati virus corona sejauh ini? Dilansir BBC, Rabu (27/5/2020), ada lebih dari 150 obat yang diteliti di seluruh dunia untuk menghadapi Covid-19.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah meluncurkan uji coba Solidaritas yang bertujuan untuk menilai pengobatan paling menjanjikan.
Inggris mengatakan percobaan pemulihannya adalah yang terbesar di dunia dengan melibatkan lebih dari 5.000 pasien.
Baca: Sederet Pekerjaan Baru yang Muncul Akibat Pandemi Corona: Pengukur Suhu hingga Penguji Covid-19
Baca: Jika New Normal Diberlakukan, Tempat ini Berisiko Tinggi Menjadi Pusat Penularan Corona
Beberapa pusat penelitian di seluruh dunia berusaha untuk menggunakan darah pasien atau korban sebagai pengobatan.
Ada 3 pendekatan umum yang digunakan untuk mengetahui suatu obat bekerja atau tidak:
1. Obat antivirus yang secara langsung memengaruhi kemampuan virus corona untuk berkembang di dalam tubuh.
2. Obat-obatan yang dapat menenangkan sistem kekebalan tubuh. Pasien menjadi sakit parah ketika sistem kekebalan tubuh mereka bereaksi berlebihan dan mulai menyebabkan kerusakan pada tubuh.
3. Antibodi, baik dari darah korban atau dibuat di laboratorium
Obat antivirus yang awalnya dikembangkan untuk mengobati Ebola telah memberikan harapan para ahli.
Itu adalah remdesivir. The US National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) menemukan bahwa remdesivir mengurangi durasi gejala dari 15 hari menjadi 11.
Percobaan melibatkan 1.063 pasien di rumah sakit dari seluruh dunia. Beberapa diberi obat dan yang lain diberi pengobatan plasebo (dummy).
Dr Anthony Fauci yang menjalankan NIAID yakin akan kemampuan remdesivir.
"Kami sekarang memiliki data kuat yang menunjukkan bahwa remdesivir mengurangi waktu untuk pemulihan bagi orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19," kata Fauci.
Namun, walaupun remdesivir dapat membantu pemulihan, uji coba tidak memberikan indikasi yang jelas apakah itu dapat mencegah kematian akibat virus corona.
Perkiraannya antivirus tersebut mungkin lebih efektif pada tahap awal. Di Inggris, obat remdesivir telah tersedia di NHS.
Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan remdesivir adalah langkah kemajuan terbesar sejak pandemi dimulai.
Regulator Inggris mengatakan ada cukup bukti untuk menyetujui penggunaannya. Itu juga merupakan salah satu dari 4 obat dalam uji Solidaritas WHO.
Sementara itu di Amerika, laporan mengenai uji coba obat remdesivir di AS dan China ditulis dalam jurnal medis Lancet. Hasilnya tidak efektif.
Sayangnya, percobaan itu tidak lengkap karena Wuhan telah berhasil melakukan lockdown dan para peneliti kehabisan pasien.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Obat Corona Apa yang Paling Menjanjikan Sejauh Ini?" dan
"Dapat Obat Corona dari China, Gubernur Maluku: Ini Terbukti Sembuhkan Pasien di Wuhan"