Padahal mobil PCR tersebut merupakan hasil pendekatan Risma dengan sejumlah pihak.
Namun setelah datang, dua unit mobil PCR yang tadinya difokuskan untuk Surabaya malah dialihkan ke daerah lain.
Selain itu, ada alasan lain yang lebih penting yang membuat Risma marah besar.
Rupanya Risma telah menyiapkan sejumlah skenario untuk penanganan Covid-19 di Surabaya.
Ada dua skenario yang direncanakan Risma.
Risma berencana untuk melakukan rapid test dan tes swab secara massal pada warga di zona merah.
Tetap ketika mengetahui mobil PCR dialihkan, Risma menjadi sangat marah.
Baca: 2 Mobil PCR BNPB untuk Surabaya Dialihkan ke Daerah Lain, Risma: Saya Dibilang Nggak Bisa Kerja
Baca: Nantikan Sejak Berbulan-bulan Lalu, Risma Menangis Terima Bantuan BIN Akhirnya Tiba di Surabaya
Baca: Tak Bisa Tunjukkan SIKM, 5 Penumpang Kereta Asal Surabaya Di Tes Swab dan Dikarantina
Ia menelepon seseorang untuk menanyakan kepastian kabar mobil PCR.
"Itu saya ngemis-ngemis, ngemis-ngemis saya," kata Risma.
Risma mengaku sampai melakukan pendekatan ke Pramono Anung dan anggota DPR RI agar mendapatkan mobil PCR tersebut.
"Saya sampe ke Pak Pramono, sampe lewat orang DPR RI, moso pak, " kata Risma, dikutip dari Surya, (30/5/2020).
Suara Risma mulai meninggi saat berbicara demikian.
"Nanti saya dituduh gak bisa kerja lagi, saya ndak terima, betul ndak terima, saya dibilang gak kerja sekarang apa," kata Risma sambil teriak dan menangis.
Risma juga mengaku telah mendapat konfirmasi dari BNPB.
Risma bahkan menunjukkan potongan percakapan pribadinya pada saat meminta bantuan mobil tersebut kepada BNPB pusat.
Dalam percakapan Whatsapp tersebut, Risma meminta bantuan agar Surabaya mendapatkan bantuan mobil tersebut sudah sejak beberapa waktu lalu.
Namun dia menyayangkan, mobil yang seharusnya dapat dimaksimalkan di Surabaya malah tidak bisa, lantaran digunakan di daerah lain.
Dua unit mobil itu dialihkan ke daerah Tulungagung dan Lamongan untuk sementara, Jumat (29/5/2020).