Bila melihat tingginya angka kasus positif Covid-19 di Indonesia, dapat dibayangkan betapa berat beban yang harus ditanggung negara saat pandemi Covid-19 melanda.
Semakin hari jumlah pasien positif terus bertambah, hingga Sabtu (30/5/2020) pagi diketahui jumlah pasien telah mencapai 25.216 kasus.
Sementara, biaya perawatan pasien mencapai ratusan juta rupiah untuk setiap orangnya.
Perkiraan biaya perawatan pasien Covid-19 diungkap oleh Menteri BUMN, Erick Thohir pada sebuah diskusi virtual yang digelar pada Jumat (29/5/2020).
“Kalau kita lihat dari data-data, kena Covid-19 itu per orang bisa Rp 105 juta.
Kalau yang ada penyakit tambahan Rp 215 juta, kalau enggak salah. Mahal banget,” kata Erick Thohir, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (30/5/2020).
Oleh sebab itu, Erick meminta masyarakat untuk patuh dan disiplin menjalankan protokol kesehatan selama menjalani tatanan kehidupan new normal.
Baca: Erick Thohir Cium Keberadaan Mafia Pengimpor Impor Alkes : Padahal Kita Mampu Produksi Sendiri
Baca: PSBB Berakhir, Karyawan BUMN di Bawah Usia 45 Tahun Mulai Masuk Kantor per 25 Mei 2020
Pria kelahiran Jakarta ini yakin bahwa jika masyarakat disiplin, maka Indonesia bisa cepat melalui masa pandemi Covid-19.
Masyarakat Indonesia, menurut Erick, akan menghadapi situasi kehidupan normal baru atau new normal dalam jangka waktu yang lama.
Sebab, selama vaksin Covid-19 belum ditemukan, masyarakat harus tetap hidup dengan situasi new normal.
“Memang new normal harus kita hadapi cukup lama.
Selama vaksinnya belum ditemukan, mohon maaf juga vaksinnya itu harus diproduksi, habis diproduksi harus didistribusi, abis itu baru disuntik.
Itu memakan waktu,” tutur Erick Thohir.
Meski demikian, Erick yakin bahwa Indonesia mampu melewati masa-masa sulit yang kini sedang dihadapi.
Sebab, Indonesia sudah terbukti mampu bangkit dari berbagai macam situasi sulit.
“Saya yakin negara kita bisa keluar lah, sudah beberapa kali bangsa Indonesia membuktikan prediksi-prediksi dari negara lain salah,” ujar Erick.
Erick lantas memberikan contoh pada saat Indonesia diserang krisis pada tahun 1998.
“Dibilang 1998 bubar dan ternyata enggak jadi kenyataan,” lanjutnya.
Baca: Fokus Tangani Corona, Erick Thohir Batalkan Mudik Gratis, Dana Dialihkan untuk Penanganan Covid-19
Baca: Menteri BUMN Erick Thohir Tunjuk Yenny Wahid hingga Triawan Munaf Jadi Komisaris Garuda Indonesia
Lebih lanjut, kata Erick, jika bangsa Indonesia bisa berpikiran terbuka, maka semua akan baik-baik saja.
“kalau kita terbuka, enggak enggak baperan, insyaallah kita ada jalannya,” pungkasnya.
Lebih jauh, Menteri BUMN Indonesia ini mengaku sedih mendengar opini yang berkembang di masyarakat terkait penanganan Covid-19 di Indonesia.
Menurutnya, banyak pihak yang menilai langkah-langkah yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam penanganan Covid-19 sangat buruk.
“Cuma kadang-kadang kita terjebak opini kalau kita itu jelek banget.
Ini yang saya sedih, bahkan banyak media asing mendiskreditkan,” ujar Erick.
Kondisi Indonesia, menurut Erick, tak lebih buruk daripada negara lainnya, seperti Amerika Serikat dan Italia.
Namun, dia mengakui ada beberapa negara yang penanganan Covid-19 lebih baik dari Indonesia.
Baca: Jika Tak Menguntungkan, Erick Thohir Dikabarkan akan Tutup Perusahaan-perusahaan BUMN
Baca: 6 Gebrakan Erick Thohir Selama Menjabat Menteri, Copot Pejabat hingga Rombak Jajaran Direksi BUMN
“Mungkin ada negara yang lebih bagus dari kita, misalnya Korea, tapi populasi penduduknya berapa dibanding kita.
Kita ini dibanding Cina dan AS itu, kita ini negara kepulauan,” tutur pria berusia 49 tahun itu.
Erick menambahkan, kondisi penanganan Covid-19 di dalam negeri sudah cukup baik.
Hal itu terbukti dari tidak adanya antrean pasien di rumah sakit.
Selain itu, kata Erick, di tengah situasi yang sulit ini pemerintah mampu mengendalikan inflasi.
“Nah ini kita kadang-kadang terjebak opini-opini pihak-pihak yang tidak suka dengan Indonesia.
Apakah tadi media luar, pihak-pihak yang ini.
Tapi ini era demokrasi, kita enggak boleh juga anti kritik, tapi ayo dong, masa yang sudah kita lakukan dibilang jelek,” ucap dia.
Atas dasar itu, Erick meminta masyarakat tak terjebak opini buruk dari luar negeri.
Menurut dia, pemerintah telah berusaha semaksimal mungkin dalam penanganan pandemi Covid-19.
“Jangan kita terjebak opini-opini dari luar negeri, apa kita sempurna, enggak, pasti ada kekurangannya.
Tapi apa yang sudah dilakukan ini sudah baik,” kata Erick.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Erick Thohir Sebut Mahalnya Biaya Perawatan Pasien Covid-19"