Ia pun mengaku sedih mendengar opini-opini yang berkembang di masyarakat tersebut, bahkan ia mengatakan banyak media asing yang juga mendiskreditkan penanganan covid-19 di Indonesia.
“Cuma kadang-kadang kita terjebak opini kalau kita itu jelek banget. Ini yang saya sedih, bahkan banyak media asing mendiskreditkan,” ujar Erick dalam diskusi virtual, Jumat (29/5/2020) seperti dilansir olah Kompas.com.
Padahal, menurutnya, kondisi di Indonesia tak lebih buruk ketimbang negara lainnya seperti Amerika Serikat dan Italia.
Namun, ia juga mengakui ada beberapa negara yang penanganan Covid-19 lebih baik dari Indonesia.
“Mungkin ada negara yang lebih bagus dari kita, misalnya Korea, tapi populasi penduduknya berapa dibanding kita. Kita ini dibanding china dan AS itu, kita ini negara kepulauan,” katanya.
Baca: Wali Kota Surabaya Risma Marah Besar Tahu Mobil Bantuan BNPB Dialihkan ke Kota Lain di Jawa Timur
Baca: Erick Thohir Cium Keberadaan Mafia Pengimpor Impor Alkes : Padahal Kita Mampu Produksi Sendiri
Erick menambahkan, kondisi penanganan corona di dalam negeri sudah cukup baik.
Hal itu terbukti dari tidak adanya antrean pasien di rumah sakit.
Selain itu, kata Erick, di tengah situasi yang sulit ini pemerintah mampu mengendalikan inflasi.
“Nah ini kita kadang-kadang terjebak opini-opini pihak-pihak yang tidak suka dengan Indonesia. Apakah tadi media luar, pihak-pihak yang ini. Tapi ini era demokrasi, kita enggak boleh juga anti kritik, tapi ayo dong, masa yang sudah kita lakukan dibilang jelek,” ucapnya.
Atas dasar itu, Erick meminta masyarakat tak terjebak opini buruk dari luar negeri. Menurut dia, pemerintah telah berusaha semaksimal mungkin dalam penanganan pandemi Covid-19.
“Jangan kita terjebak opini-opini dari luar negeri, apa kita sempurna, enggak, pasti ada kekurangannya. Tapi apa yang sudah dilakukan ini sudah baik,” kata Erick.
Pada kesempatan yang sama, Erick Thohir juga meminta masyarakat untuk lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan selama menjalani situasi new normal.
Ia yakin bila masyarakat disiplin, maka Indonesia bisa cepat melalui masa pandemi Covid-19.
Erick mengatakan, masyarakat Indonesia akan menghadapi situasi kenormalan baru atau new normal dalam waktu yang lama.
Sebab, selama belum ditemukannya vaksin Covid-19, masyarakat harus tetap hidup dengan situasi new normal.
“Memang new normal harus kita hadapi cukup lama. Selama vaksinnya belum ditemukan, mohon maaf juga vaksinnya itu harus diproduksi, habis diproduksi harus didistribusi, abis itu baru disuntik. Itu makan waktu,” ujar Erick.
Baca: Izinkan Mudik Lebaran di Tengah Pandemi Virus Corona, Kebijakan Presiden Jokowi Disorot Media Asing
Baca: Mahalnya Harga Masker di Indonesia Disorot Media Asing: 1 Box Masker N95 Melebihi 1 Gram Emas
Kendati begitu, Erick meyakini Indonesia bisa melewati masa-masa sulit tersebut. Sebab, Indonesia sudah terbukti mampu bangkit dari situasi sulit.
“Saya yakin negara kita bisa keluar lah, sudah beberapa kali bangsa Indonesia membuktikan prediksi-prediksi dari negara lain salah. Dibilang 1998 bubar dan ternyata enggak jadi kenyataan. Kalau kita terbuka, enggak enggak baperan, insyaallah kita ada jalannya,” ucap dia.
Saat ini, Indonesia disebut tengah mempersiapkan penerapan tatanan normal baru atau new normal.
Pemerintah sendiri telah menyiapkan beberapa skenario normal baru atau new normal untuk memulai aktivitas sosial dan ekonomi.
Dilansir oleh Kompas.com, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa hal tersebut perlu dilakukan selama vaksin Covid-19 belum ditemukan sehingga masyarakat bisa beradaptasi dengan pandemi virus corona.
Menurut Airlangga, skenario tersebut meliputi penguatan aspek kesehatan dan penyesuaian kegiatan ekonomi.
Harapannya, agar jumlah korban Covid-19 bisa terus ditekan dan bisa memulai kembali kegiatan sosial ekonomi yang terhenti akibat pandemi.
"Pemerintah mendorong kehidupan berjalan normal sesuai dengan data dan fakta di lapangan, pemerintah akan menggunakan satu data dengan berkoordinasi bersama BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Bappenas (Badan Perencanaan Pembanggunan Nasional), dan data akhirnya nanti di BNPB," jelas Airlangga dalam video conference, Rabu (27/5/2020).
Kemudian, ia menjelaskan, beberapa sektor yang akan dibuka terlebih dahulu ketika skenario normal baru diberlakukan adalah sektor industri.
Baca: Pedoman New Normal dari Mendagri untuk Pusat Keramaian, Mulai dari Salon hingga Tempat Makan
Baca: Sambut New Normal, Bank BUMN Ini Sediakan Fitur Tarik Tunai di ATM Tanpa Kartu, Ini Caranya
Sektor tersebut, jelas Airlangga, telah mengantongi izin operasi dari Kementerian Kesehatan sejak awal.
Sektor selanjutnya adalah pariwisata.
Nantinya, pemerintah akan mengatur agar hotel dan restoran bisa mulai dibuka meski kapasitasnya dibatasi.
Adapun sektor lainnya yang juga mulai beroperasi adalah sektor perhubungan.
Kemudian, pemerintah juga mempertimbangkan untuk menyiapkan sektor manufaktur, perkebunan, hingga perdagangan khususnya pasar tradisional.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Erick Thohir: Banyak Media Asing Mendiskreditkan Penanganan Covid-19 Indonesia"