Penggunaan masker, cuci tangan dengan sabun dan menghindari kerumunan.
Selain masker, alat pelindung lain yang juga marak digunakan masyarakat Indonesia untuk beraktivitas diluar rumah adalah face shield atau pelindung wajah.
Face shield adalah alat pelindung diri (APD) penutup wajah mirip perisai yang dibuat dari plastik transparan.
Alat ini telah lama digunakan dokter dan perawat untuk tindakan medis seperti operasi dan tes swab.
Seperti dilaporkan dari New York Times (24/05/2020), Pemerintah Singapura membekali murid dan guru dengan face shield saat masuk sekolah pada Juni 2020.
Kebijakan sejenis juga diterapkan di Philadelphia dan California AS saat kegiatan belajar dan mengajar dimulai dalam waktu dekat.
Namun, sejauh mana efektifitas alat tersebut dalam mencegah penularan Covid-19?
Baca: Kurang Disiplin Protokol Kesehatan, 2 Orang di Salatiga Positif Covid-19 Setelah Berjaga Ronda Malam
Baca: Update Covid-19 di Dunia: Jepang Hadapi Gelombang Kedua, Kematian di India Lampaui China
Baca: Pemeriksaan SIKM Bakal Diperpanjang hingga Status Darurat Bencana Nasional Pandemi Covid-19 Dicabut
Ahli penyakit menular dari University of Iowa, AS, Dr. Eli Perencevich berpendapat, face shield dapat mengurangi penularan infeksi penyakit, termasuk Covid-19 yang disebabkan virus corona.
Langkah pencegahan penularan penyakit efektif dijalankan dengan berbagai catatan.
Di antaranya, pemangku kebijakan meningkatkan tes covid-19 massal dan gencar melacak kontak pasien positif corona, serta masyarakat aktif jaga jarak dan rajin membersihkan tangan.
Menurut Perencevich, face shield dapat melindungi masyarakat seperti para petugas medis yang rentan tertular virus corona.
Berbeda dari masker, alat ini dianggap dapat melindungi seluruh bagian wajah, termasuk mata, hidung, dan mulut.
Selain itu, face shield juga dianggap lebih praktis digunakan ketimbang masker.
Perencevich menyebut, banyak orang tidak mengenakan masker dengan cara yang benar, sehingga pencegahan penularan penyakit jadi tidak efektif.
Karena transparan, face shield relatif nyaman digunakan untuk bernapas dan bisa membantu orang yang bergantung pada pembacaan bibir untuk berkomunikasi.
Walaupun memiliki sejumlah keunggulan dalam mencegah penularan penyakit, face shield juga punya kelemahaan.
Sama seperti masker, face shield perlu dilepas saat makan di kantin atau warung.
Saat digunakan, APD ini juga memiliki celah dari bagian samping atau bawah yang tidak rapat. Kondisi ini memungkinkan partikel kecil seperti virus masih bisa masuk dari dari celah tersebut.