Penerapan New Normal untuk Sekolah, Kemen PPPA Sarankan Hilangkan Jam Istirahat, Belajar 4 Jam

Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siswa sekolah dasar negeri 002 Ranai melakukan aktivitas belajar menggunakan masker di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Indonesia, Selasa (4/2/2020). Proses belajar mengajar kembali berlangsung setelah sebelumnya sempat akan diliburkan selama 14 hari terkait lokasi observasi WNI dari Wuhan, China yang berada di Natuna. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Penerapan new normal atau normal baru akan segera diberlakukan untuk sekolah-sekolah.

Namun, karena masih tingginya kasus penularan virus corona di Indonesia, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (Kemen PPPA), memberikan beberapa saran dan rekomendasi.

Ide pengaturan new normal di sekolah salah satunya yakni dengan menghilangkan jam istirahat dan mengurangi jam belajar.

Pembelajaran di sekolah, diperpendek menjadi 4 jam sehari.

Baca: Tes Kepribadian - Bentuk Wajah Ungkap Karakter Seseorang, yang Mana Milikmu? Diamond, Hati atau Oval

Baca: Sambut New Normal, Bank BUMN Ini Sediakan Fitur Tarik Tunai di ATM Tanpa Kartu, Ini Caranya

Baca: PSBB Berakhir, Kota Tasikmalaya Siap Terapkan ‘New Normal’ Mulai Senin 1 Juni 2020

Hal tersebut diungkapkan oleh Kemen PPPA dalam perumusan protokol new normal di sekolah.

"Namun yang sedang kami rekomendasikan adalah menghilangkan jam istirahat dan memperpendek jam pelajaran, yang sedang didiskusikan masuk 4 jam sehari tanpa jam istirahat," kata Asisten Deputi Perlindungan Anak dalam Situasi Darurat dan Pornografi Kemen PPPA Ciput Eka Purwianti dalam webinar, Kamis (28/5/2020).

Saran tersebut dikemukakan dengan tujuan untuk mencegah kepadatan anak-anak saat masuk dan keluar sekolah secara bersamaan.

Rekomendasi lain yakni jam masuk dan pulang antar kelas yang diberlakukan berbeda.

Siswa sekolah dasar negeri 002 Ranai melakukan aktivitas belajar menggunakan masker di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Indonesia, Selasa (4/2/2020). Proses belajar mengajar kembali berlangsung setelah sebelumnya sempat akan diliburkan selama 14 hari terkait lokasi observasi WNI dari Wuhan, China yang berada di Natuna. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

 

Tujuannya yakni supaya anak-anak tidak saling berkerumun dan berdesakan saat tiba di gerbang sekolah.

Terlebih, menghilangkan jam istirahat juga sebagai upaya menghindarkan anak-anak saling berkerumun satu sama lain.

Berkaca dari pengalaman Australia yang sudah mulai menyekolahkan siswa-siswi mereka, kata dia, saat ini tidak semua kelas langsung kembali bersekolah.

"Mereka hanya dua kelas dulu untuk uji coba, termasuk menyiapkan siswa, guru, tenaga pendidik dengan new normal ini," kata dia.

Menurut Ciput, penerapan new normal bisa disiasati dengan memberikan jeda masuk satu jam antar tingkatan kelas.

Kalau di Indonesia saya pikir bisa disiasati dengan diberi jeda masuknya, satu jam.

Jadi masuk dan pulang tidak bersamaan sehingga tidak bertumpuk saat keluar masuk gerbang," kata dia.

Selain itu, fasilitas untuk mencuci tangan dengan sabun juga harus diperbanyak oleh sekolah agar tidak terjadi antrean anak-anak yang akan mencuci tangan.

Baca: KPAI Ungkap Nasib Pelajar Jika New Normal Berlaku di Sekolah, Bahaya dan Dampaknya Tak Main-main

Baca: Tips Jalani Kegiatan di Luar Rumah Saat Penerapan New Normal Diberlakukan

Baca: Hadapi New Normal, 5 Benda Ini Wajib Ada di Dalam Tas Agar Terhindar dari Covid-19

Peran guru

Ciput menambahkan jika penerapan aturan new normal di sekolah ini juga membuat peran guru semakin dibutuhkan.

"Para guru harus siap remodelling sistem belajar di kelas," ujarnya.

Tidak menutup kemungkinan, jika new normal di sekolah ini masih bisa membawa kekhawatiran akan penularan Covid-19 antar anak-anak.

Halaman
12


Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Archieva Prisyta

Berita Populer