Pasar Kobong Semarang Jadi Klaster Baru Penularan Virus Corona, Pemkot Lakukan Penutupan Sementara

Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas melakukan rapid test corona terhadap pedagang dan pembeli di Pasar Kobong Semarang, Jumat (22/5/2020) malam.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Klaster baru penyebaran virus corona kini bertambah daftarnya, setelah Pasar Kobong ditetapkan sebagai tempat penyebaran virus corona di Semarang.

Pasar Kobong atau Pasar Ikan Rejomulyo Semarang, Jawa Tengah, ditutup sementara oleh pihak Pemkot selama enam hari ke depan.

Penutupan tersebut dilakukan karena pasar tersebut telah menjadi kluster baru penyebaran kasus virus corona di Semarang Timur.

Pemerintah Kota Semarang melakukan penutupan Pasar Kobong agar tidak adanya lagi penyebaran Covid-19 bagi pengunjung dan penjual yang ada di sana.

Baca: Lebaran di Tengah Pandemi Corona, Warga Semarang Tetap Lakukan Tradisi Ziarah Makam

Baca: Berniat Mudik ke Rumah Neneknya di Kota Tasikmalaya, Keluarga dari Jakarta ini Malah Terlantar

Setelah penutupan dilakukan, pasar tersebut nantinya akna dilakukan sterilisasi dengan melakukan penyemprotan disinfektan.

Pihak Dinas Kesehatan Kota Semarang juga akan melakukan penataan jarak antar pedagang sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona jika pasar telah dibuka kembali.

"Saat ini sudah dipasang garis polisi untuk penutupan sementara selama enam hari ke depan. Akan dilakukan pensterilan dengan penyemprotan disinfektan dan penataan jarak," jelas Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam saat dihubungi, Sabtu (23/5/2020).

 

Petugas melakukan rapid test corona terhadap pedagang dan pembeli di Pasar Kobong Semarang, Jumat (22/5/2020) malam.

Hakam mengatakan, klaster baru yang muncul di Pasar Kobong ini berawal dari ditemukannya tiga pedagang yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Sebelumnya, seorang pedagang yang terpapar virus corona meninggal saat dirawat di Rumah Sakit Sultan Agung Semarang.

Setelah adanya informasi tersebut, DKK Semarang pun akhirnya menggelar rapid test kepada seluruh pedagang di Pasar Kobong untuk tracking.

Ternyata, hasil rapid test menunjukkan adanya 6 orang yang reaktif.

Keenam pedagang tersebut langsung dibawa ke Rumah Dinas Wali Kota Semarang untuk diisolasi.

Setelah hasil rapid test keluar, dilakukanlah swab test terhadap enam pedagang tersebut dan hasilnya positif.

"Mereka (enam pedagang) langsung diisolasi ke Rumah Dinas Wali Kota Semarang. Setelah melakukan swab test hasilnya positif Covid-19," jelasnya.

Karena hasilnya positif, Dinas Kesehatan Kota Semarang pun langsung melakukan tracking lagi untuk melacak penyebaran virus corona di Pasar Kobong.

Baca: Meski Minim Klaster, Kasus Positif Covid-19 di Depok Tinggi, Epidemiolog: Penularan dari Jakarta

Baca: Pemprov Jatim Siapkan Sistem Ganjil Genap untuk Antisipasi Kluster Covid-19 dari Pasar Tradisional

Baca: Pemkot Bekasi Perbolehkan Salat Idulfitri di Masjid, Epidemiolog: Siap-siap Kluster Baru Covid-19

Setelah dilakukan penelurusan, ditemukanlah 11 warga Semarang yang pernah melakukan kontak erat dengan 6 pedagang positif tersebut.

"Jadi totalnya 21 orang," katanya.

Penutupan Pasar Kobong

Setelah ditemukanya 21 orang positif, Kepala Dinas Perdangan Kota Semarang, Fravarta Sadman mengaku akan menutup pasar mulai Sabtu (23/5/2020) pagi hingga enam hari ke depan.

Penutupan pasar tersebut bersifat sementara setelah dilakukannya sterilisasi dan penataan tempat pedagang agar lebih berjarak.

Setelah Pasar Kobong, akhirnya rapid test pun dilakukan di pasar-pasar lain di Kota Semarang.

Selain di Kota Semarang, DKK Demak juga melakukan rapid test di Pasar Ikan Sayung dan ditemukan lima orang reaktif Covid-19.

Selanjutnya dilakukan test swab untuk memastikan apakah terinfeksi Covid-19 atau tidak.

(TribunnewsWiki.com/Restu, Kompas.com/Riska Farasonalia)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jadi Klaster Baru Penularan Covid-19, Pasar Kobong Semarang Ditutup Sementara"



Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer