Unik, Peti Jenazah Corona Diarak Keliling Kota, Peringatkan Warga yang Nekat Berkerumun Belanja

Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lima peti jenazah di Banjarnegara diarak keliling kota untuk peringatkan warga yang nekat belanja di tengah pandemi Covid-19.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Jelang Hari Raya Idulfitri, pertokoan serta pusat perbelanjaan mulai dipadati pengunjung meski pandemi Covid-19.

Alih-alih mengindahkan aturan protokol kesehatan, masyarakat justru nekat tetap berbelanja kebutuhan lebaran di tengah pandemi Covid-19.

Hal ini rupanya terjadi di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Seolah tidak ada virus corona, masyarakat tetap beraktivas seperti viasa dan menghiraukan protokol kesehatan.

Menanggapi hal tersebut Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Banjarnegara mencoba menggugah kesadaran masyarakat.

Demi menyadarkan kesadaran masyarakat terkait Covid-19, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengarak lima peti jenazah menggunakan dua kendaraan bak terbuka.

Peti tersebut bertuliskan 'peti jenazah corona'.

Baca: Lebaran di Tengah Pandemi Covid-19, Presiden Jokowi Pastikan Tak Gelar Open House

Baca: Mall dan Jalanan Mulai Ramai Jelang Lebaran, Penggali Kubur Covid-19 Merasa Prihatin

Para petugas mengarak peti itu berkeliling kota selama tiga hari pada 21-23 Mei 2020.

Petugas juga memberikan imbauan menggunakan pengeras suara di pusat keramaian.

"Kami minta masyarakat untuk menahan diri, jangan berkerumun, segeralah pulang, karena virus corona masih ada dimana-mana. Sayangilah diri dan keluarga Anda," kata salah satu relawan di mobil tersebut, seperti dikutip dari Kompas.com.

Suasana pusat perbelanjaan Matahari Singosaren, Kelurahan Kemlayan, Kecamatan Serengan, Kota Solo, Rabu (20/5/2020). (TRIBUNSOLO.COM/ ILHAM OKTAFIAN)

Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono mengungkapkan peti jenazah tersebut sebagai simbol bahaya penyebaran Covid-19.

Selain itu, peti jenazah sebagai peringatan bagi masyarakat terhadap bahaya Covid-19.

"Saya mohon masyarakat menjaga diri. Kita sudah dinilai baik dalam penanganan wabah corona. Pasien banyak yang sembuh, jumlah pasien juga terkendali. Jadi jangan rusak kondisi yang sudah bersama-sama kita bangun dengan baik sebelumnya," kata Budhi, dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (23/5/2020).

Budhi mengajak masyarakat untuk bekerja sama mengurangi kasus positif Covid-19.

Baca: Soal Perbedaan Mall Tetap Buka dan Masjid Tidak, Ustaz Yusuf Mansur: Tak Perlu Membanding-bandingkan

Baca: Ibu-Ibu Belanja Baju Lebaran Pakai Uang Bansos, Wali Kota Bogor Bima Arya Sampaikan Rasa Kecewa

"Mohon kerja samanya, kalau masyarakat turun seperti ini kita khawatir terjadi hal-hal yang tak diinginkan," ujarnya.

Ia juga meminta agar masyarakat menghargai petugas medis yang telah berjuang melawan Covid-19 dan membantu menangani pasien virus corona.

"Tolong, hargai dokter, perawat dan petugas medis lain yang ada di garda depan melawan corona. Ayo kita pertahankan Banjarnegara tetap sehat dan kondusif, sayangi diri dan keluarga Anda dengan tetap di rumah, jangan keluar rumah jika tidak ada keperluan yang benar-benar penting," kata Budhi.

Penggali Jenazah Pasrah

Dikutip dari Tribun Jakarta, Imang Maulana (49), penggali kubur yang sehari-hari bekerja di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur merasa prihatin pada situasi saat ini.
Imang juga mengaku bahwa ia dan rekan-rekannya mengaku kewalahan menangani jenazah yang datang setiap hari.

"Ya amat prihatin aja dengan perilaku masyarakat kebanyakan. Padahal kita sudah kewalahan menyiapkan lubang untuk jenazah Covid-19," ungkapnya pada Jumat (22/5/2020).

Baca: Warga yang Berkerumun Demi Belanja Baju Lebaran di Tengah Pandemi Covid-19, MUI: Hukumnya Haram

Baca: Ramai Warga Berdesakan Berbelanja, Ahli Peringatkan Virus Corona Mudah Menyebar di Toko Baju

Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien suspect virus corona atau Covid-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat, Selasa (31/3/2020). Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan dua tempat pemakaman umum (TPU) untuk memakamkan pasien terjangkit virus corona (Covid-19) yang meninggal dunia, yakni di TPU Tegal Alur di Jakarta Barat dan TPU Pondok Ranggon di Jakarta Timur. Jenazah yang dapat dimakamkan di sana, yakni yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dan berstatus positif terjangkit virus corona. (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Imang melihat, informasi jumlah jenazah Covid-19 yang melonjak dianggap sebagai angin lalu saja.

Masyarakat yang melanggar mungkin harus terpapar dulu baru sadar.

"Padahal di media diumumkan kalau yang positif terpapar virus Covid-19 melonjak. Masyarakat seolah buta dan tuli."

"Atau haruskah terpapar dahulu baru kemudian kesadaran itu muncul. Haruskah lebih dahulu tertular baru kemudian menyesal. Saya cuma bisa ngenez aja," lanjutnya.

Ia berharap masyarakat dapat sadar dan peduli serta mematuhi aturan dari pemerintah.

Agar dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

"Harapannya agar semua pihak masyarakat lebih sadar diri untuk peduli akan pentingnya upaya memutus mata rantai pandemi Covid-19.

Sebelum lebih banyak lagi korban berjatuhan. Mari kita sayangi nyawa kita. Nyawa anak istri kita, keluarga, tetangga dan sekitar kita," ujarnya.

(TRIBUNNEWSWIKI/Afitria) (Kompas.com/Kontributor Banyumas, Fadlan Mukhtar Zain)

Artikel ini sebagian telah tayang di Kompas.com dengan judul Peringatkan Warga yang Padati Pusat Perbelanjaan, 5 Peti Jenazah Corona Diarak Keliling Kota



Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer