Rutin Gerebek Perkampungan Buruh Migran, Pemerintah Malaysia Dikecam PBB: 'Timbulkan Ketakutan'

Penulis: Haris Chaebar
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pendemo membentangkan poster di pusat perbelanjaan Sogo, Malaysia.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Utusan khusus PBB untuk Hak Migran, Felipe Gonzales Morales mengecam aksi pemerintah Malaysia dalam menggerebek kantung-kantung migran ilegal dengan dalih pencegahan wabah virus Corona

Menurut Felipe Gonzales Morales, pendekatan kekerasan demikian tidak membantu untuk menekan dan meredam penyebaran Covid-19.

“Gelombang penggerebekan dan kampanye kebencian sangat merugikan upaya memerangi pandemi di dalam negeri,” kata Felipe Gonzales Morales kepada Reuters.

PBB menilai kebijakan dari Pemerintah Malaysia tersebut akan menciptakan rasa takut di kalangan kaum migran, termasuk mereka yang menetap secara legal.

Namun pemerintah Malaysia bergeming terhadap sangkaan tersebut.

Melalui Kementerian Kesehatan Malaysia, mereka mengklaim pihaknya menemukan beberapa “kluster” Covid-19 di beberapa kantung-kantung pemukiman buruh migran.

Melawan wabah di kantung migran

ILUSTRASI - Sekelompok migran diselamatkan, sebagian besar Rohingya dari Myanmar dan Bangladesh, mengangkat tangan mereka saat tiba di daerah kurungan baru di kota nelayan Kuala Langsa di Aceh pada 15 Mei 2015. Lebih dari 750 Rohingya dan migran Bangladesh diselamatkan pada tanggal 15 Mei. AFP PHOTO / Chaideer MAHYUDDIN (AFP PHOTO / Chaideer MAHYUDDIN)

Pada hari Jumat (22/05/2020) Kemenkes melaporkan 35 kasus positif Covid-19 baru usai menggerebek sebuah pusat penampungan imigrasi di Bukit Jalil, Kuala Lumpur.

Sebanyak 645 orang migran dikabarkan ditahan aparat keamanan Malaysia.

Baca: Setelah Tes Covid-19, Empat TKI di Malaysia Malah Kabur, Satu Orang Masih dalam Pencarian

Baca: Nekat Mudik di Tengah Pandemi Covid-19, Pemudik ke Tasikmalaya Bakal Dipulangkan ke Daerah Asal

Baca: Tahun Ini Ekonomi Malaysia Diperkirakan Bakal Anjlok ke Level Terendah Akibat Sebaran Virus Corona

“Sumber penularan masih diselidiki."

"Kami harus menginvestigasi secara teliti sebelum membuat pernyataan apapun,” kata Direktur Jendral Kementerian Kesehatan, Noor Hisham Abdullah dikutip dari laman Tribunnews/DW berjudul PBB Kecam Malaysia Usai Tangkapi Buruh Migran Dengan Dalih Pengendalian Wabah.

Noor Hisham Abdullahmengatakan dari 35 kasus positif di Bukit Jalil, 17 orang berasal dari Myanmar, 15 dari India dan tiga orang yang masing-masing berasal dari Sri Lanka, Bangladesh dan Mesir.

Rabu (20/05/2020) lalu pemerintah Malaysia juga meringkus 200 migran dari Bangladesh dan Indonesia di  ibukota Kuala Lumpur.

Sejauh ini otoritas Malaysia sudah mengurung lebih dari 1.800 migran dari dua aksi penggerebekan.

Selama pandemi Corona, negeri tetangga itu mencatat lebih dari 7.000 kasus penularan dengan 114 angka kematian terkonfirmasi.

Bisa memicu xenofobia 

Sekelompok pengungsi Rohingya dari Myanmar dan Bangladesh tidur di sebuah auditorium olahraga pemerintah di Lhoksukon di Provinsi Aceh pada 12 Mei 2015 setelah tim penyelamat Indonesia menemukan perahu mereka membawa 573 penumpang terdampar di perairan utara Aceh provinsi. Hampir 2.000 orang perahu dari Myanmar dan Bangladesh telah diselamatkan atau berenang ke pantai di Malaysia dan Indonesia. AFP PHOTO / CHAIDEER MAHYUDDIN (AFP PHOTO / CHAIDEER MAHYUDDIN)

Sebaliknya PBB beralasan bahwa menahan migran di tengah situasi pandemi Corona justru merugikan upaya mengendalikan penyebaran virus.

“Dalam situasi semacam itu mereka akan semakin takut keluar untuk menjalani tes atau pergi berobat, bahkan jika mereka memiliki gejala virus corona,” kata Felipe Morales.

Migran yang ditahan oleh otoritas Malaysia termasuk anak-anak dan pengungsi Rohingya asal Myanmar, klaim PBB.

Menurut laporan The Guardian, aksi penggerebekan terhadap migran illegal turut diiringi tuduhan miring bernada xenofobia terhadap komunitas warga asing, terutama pengungsi Rohingya.

Baca: Nekat Masuk Indonesia Lewat Jalur Ilegal, 47 TKI dari Malaysia Diamankan Bakamla

Baca: Malaysia Jalani Lockdown, Banyak TKI Pulang Ke Tanah Air, Begini Kondisi Memprihatinkan Mereka

Baca: Nekat Buka meski Tak Jual Bahan Pokok, Beberapa Toko Ditutup Paksa Satpol PP Tasikmalaya

Halaman
12


Penulis: Haris Chaebar
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer