Pedagang Pasar Tradisional Menangis ketika Jalani Rapid Test: Jika Hasilnya Positif Bagaimana?

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang Pasar Wates, Kulon Progo, jalani rapid test

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Salah satu pedagang di Pasar Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menangis saat melakukan rapid test Covid-19 pada Rabu (20/5/2020).

Pada saat pengambilan darah, pedagang pasar tradisional tersebut tiba-tiba menitikkan air mata.

Bahkan, sebelum jarum suntik menyentuh kulitnya, pedagang tersebut sudah mulai menangis.

Dia pun sesenggukan seiringan dengan terkumpulnya darah di tabung sampel milikinya.

Seusai pengambilan darah, pedagang yang mengaku berinisial S ini mulai menceritakan apa yang dia rasakan.

Bukannya takut akan jarum suntik yang digunakan untuk mengambil darahnya, namun ternyata dirinya takut dengan hasil tes yang akan diketahuinya.

Ilustrasi virus corona (Pixabay/Tumisu)

"Takut jika hasilnya positif bagaimana," ujarnya sambil sesenggukan.

Dia mengakui bahwa dirinya takut karena sering melihat berita di televisi.

"Virus Corona itu menakutkan, jadi deg-degan," ujarnya.

Kendati sempat meneteskan air mata dan khawatir, S mengaku sudah lega setelah melakukan rapid test tersebut.

Baca: Ironi PSBB, Pria Ini Mengaku Lebih Takut Tak Punya Baju Lebaran Ketimbang Mati Terkena Corona

Baca: Bima Arya Terjun ke Lapangan Lihat Situasi Ramai di Pasar Jelang Lebaran: Rasanya Campur Aduk

"Sekarang hanya tinggal menunggu hasilnya keluar sembari berdoa agar hasilnya negatif," ungkapnya.

Sementara itu ternyata rasa takut yang sama juga dirasakan oleh seorang pedagang pasar lainnya yakni ES.

Dia mengaku selalu was-was saat berjualan atau beraktivitas selama pandemi Covid-19.

"Ya seneng bisa dikasih tes gratis kalau bayar sendiri kan mahal, tapi juga takut kalau positif nanti dijauhi sama orang-orang," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa selama ini interaksi yang dilakukannya di luar rumah hanya berjualan di pasar saja.

Tak bisa dipungkiri ia juga merasakan dilema antara harus tetap membuka toko atau memilih tutup.

Pasalnya, berdagang merupakan sumber pemasukan utamanya bagi keluarga.

"Pengen tutup tapi kalau tutup ngga punya uang, kalau buka ya beresiko juga karena berinteraksi sama orang banyak. Dilema pokoknya mas," ungkapnya.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo memutuskan untuk melaksanakan rapid test masal yang dilaksanakan sejak Selasa (19/5/2020) hingga Rabu (20/5/2020).

Pada kesempatan ini pedagang di pasar tradisional, karyawan swalayan dan pengunjung menjadi target utama.

Baca: Pandemi Corona Melanda, Ratusan Tenaga Medis RS di Sumsel Dipecat karena Mangkir Tugas

Baca: Berikut Cara Berbelanja Aman di Pasar dan Supermarket di Tengah Pandemi Corona Menurut WHO

Halaman
12


Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer